"Apakah Anda yakin?" Tanya seorang pelayan sekali lagi ketika Midas berkeras untuk bergabung di lapangan dengan kostum untuk bertanding tenis. Rok pendek, topi, dan kaos berkerah.
"Aku sudah sangat sehat. Dokter meyakinkanku bahwa olahraga membantu proses penyembuhan."
Pelayan itu menggeleng dan memperingatkannya, "ini bukan sekedar olahraga, Miss Framming. Ini pertandingan."
"Kalau begitu biarkan aku bertanding. Ini ganda campuran, bukan?"
"Tapi Miss-"
"Biarkan saja dia bermain." Keenan datang menghampirinya, pria itu juga terlihat siap bertanding dengan celana pendek dan kaos berkerah yang menonjolkan otot di dadanya. "Kau akan berpasangan dengan teman Leonard."
"Teman?"
"Ya, Leonard mengundang teman – teman kuliahnya untuk acara hari ini dan mereka semua adalah laki – laki."
"Aku tidak masalah."
Keenan memikirkan sebuah nama yang tepat untuk menjadi pasangan Midas, "Desmond." Cetusnya, "namanya adalah Franklin Desmond, meski tidak sebaik Leonard namun ia adalah yang terbaik."
"Maksudmu pangeran Leonard adalah yang terbaik di antara yang terbaik?"
Keenan mengedikan bahu, "sayangnya begitu. Dia akan berpasangan dengan Maribelle di lapangan."
Tentu saja. Mereka akan menunjukkan pada seluruh dunia bahwa mereka adalah pasangan yang serasi seperti Isabella dan Fernando yang siap memerangi musuh.
"Kalau begitu aku harus memastikan pasanganku dalam kondisi terbaiknya."
"Sayangnya dia belum tiba." Sambung Keenan enteng membuat Midas terperangah.
"Anda memberi saya pasangan yang tidak siap?"
Pria itu terkekeh, "tapi dia yang terbaik, ingat?"
Midas memutar bola matanya lalu memikul raket ke pinggir lapangan, bergabung bersama yang lainnya sambil menunggu pasangannya tiba. Permainan sudah dimulai, ia terpaksa menyaksikan pasangan Zurich dan pasangan Oryza bertanding sebagai pembuka sementara yang lain sibuk berdiskusi dengan pasangan masing – masing.
Midas memaksa pandangannya lurus agar tidak melirik Leonard yang berdiri berdampingan dengan Maribelle bak atlet tenis profesional.
"Permisi, saya mencari Miss Framming."
Seorang pria jangkung mendatanginya dengan terburu – buru. Midas berdiri untuk mengimbangi tinggi pria itu walau perbedaan mereka masih jauh. Napasnya tertahan melihat pria di hadapannya, terlihat sangat mirip dengan Leonard hanya saja warna irisnya abu – abu. Tipikal pria hot yang pernah ia ceritakan.
"Dan Anda adalah?"
Pria itu memindahkan raket ke tangan kiri lalu mengulurkan tangan padanya, "Franklin Desmond yang pesawatnya terpaksa delay."
Mau tidak mau Midas tertawa, pria itu tidak seperti Leonard—mungkin fisiknya, ya. Namun pribadinya tidak, Franklin terlihat lebih nyata. Midas menekuk lututnya dengan anggun sambil menjinjing ujung roknya, "Midas Framming, Yang Mulia."
Pria itu tertawa lepas, "mengapa kau bersikap seperti itu?"
"Sebab Anda terlihat agak seperti pangeran Leonard."
Satu alis pria itu terangkat, "agak? bahkan mereka sempat salah mengenaliku sebagai Leonard ketika di kampus."
"Kalau begitu mereka menunduk hormat pada Anda."
Franklin membusungkan dadanya, "tentu saja, mereka pikir Leonard menggunakan kontak lensa agar lebih seksi."
Midas memegangi perutnya yang kaku karena tertawa. "Kuperingatkan padamu bahwa aku tidak menerima kekalahan, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne Of Love (#3 White Rose Series)
RomanceLeonard mengadakan sebuah ajang demi mendapatkan seorang istri yang ideal. Di antara beberapa kandidat terpilih, Leonard telah menetapkan hatinya pada seorang gadis sempurna bernama Maribelle Glinden. Maribelle akan menjadi pasangan yang sempurna ba...