M

12.7K 1.3K 13
                                    

Tertidur di pondok berburu istana semalam suntuk. Siapa yang pernah melakukannya jika bukan gadis paling aneh dan seenaknya sendiri. Hari masih terlalu pagi bahkan matahari belum benar – benar muncul ketika ia berjalan menyusuri jalan setapak, menghirup wangi udara pagi yang bersih bercampur aroma tanah dan embun.

Ketika memasuki halaman istana timur, ia melihat Zurich telah bersiap di dalam mobil dengan lambang kerajaan. Midas mengusap layar ponselnya untuk memeriksa waktu. Pukul enam pagi. Rupanya Zurich tidak ingin menyiakan waktu yang ia miliki bersama putra mahkota.

Midas memandangi pakaiannya sendiri, ia masih mengenakan gaun kemarin siang. Ia telah melewatkan mandi dan makan malam kemarin, sungguh luar biasa. Ia pun menyingkir agar Zurich tak melihatnya, ia belum menyiapkan jawaban jika ada orang yang bertanya dari mana saja ia sepagi ini.

Langkah mundur Midas terpaksa berhenti ketika tubuhnya membentur tubuh bidang seseorang. Tubuhnya dibalik dan kedua lengannya diremas oleh...Leonard.

"Kemana saja kau?"

Ini yang dinamakan sial. Berusaha menghindari Zurich namun justru tertangkap oleh Leonard.

"Saya tidak boleh bertemu Anda-" ia berusaha melepaskan diri.

"Midas!" Terdengar suara Zurich menyebut namanya.

Leonard terpaksa melepaskan Midas dan menjaga jarak pantas ketika Zurich sedang berjalan kemari.

"Kemana saja kau?" Zurich menyentuh siku Midas, "semalam Alana menggemparkan kamar – kamar kami untuk mencarimu."

Tidak mungkin ia menceritakan bahwa ia tertidur di pondok berburu. Ia tidak ingin orang lain tahu kegiatannya terutama Leonard.

"Ke suatu tempat." Jawab Midas cepat, "bukankah ini waktu kalian untuk saling mengenal? Aku tidak boleh berada di sini-"

"Aku bersedia bertukar hari denganmu," ia menoleh pada pria di sisi Midas, "pengeran Leonard terlihat sangat ingin menginterogasimu."

Tapi Midas buru – buru mengambil langkah menjauhi mereka, "tidak, Blake akan kesal kepadaku. Dia sudah memperingatkan aku untuk kelas hari ini. Selamat jalan, Yang Mulia." Ia mengangguk pada Leonard kemudian kabur tanpa menunggu baalasan dari mereka.

Baik Leonard maupun Zurich hanya memperhatikan gadis aneh itu menjauh hingga berbelok di ujung jalan. Keduanya tentu bertanya – tanya darimana saja gadis itu semalam.

Zurich menggigit bibirnya lalu melirik wajah Leonard dengan hati – hati, "saya tidak keberatan jika kita membatalkan acara hari ini, Yang Mulia."

Pria itu berdeham setelah memalingkan wajahnya kepada Zurich, "kita pergi sekarang."

Setelah mobil melaju meninggalkan halaman istana, Leonard masih belum membuka suara misalnya memuji penampilan cantik Zurich atau sekedar mengobrol soal jenis sarapan apa yang akan mereka nikmati nanti. Ia terjebak dalam pikirannya dan Zurich bisa menebak siapa yang mengisi pikiran Leonard sekarang.Agenda hari ini akan terasa amat panjang dan penghujungnya masih sangat jauh di depan.

***

Pukul sebelas malam dan Midas masih berkutat dengan buku – buku di perpustakaan. Seharusnya ada sebuah buku yang menjelaskan sejarah raja Dmitry selain terkenal dengan penaklukannya serta keputusannya memenggal kepala musuh dan istrinya sendiri. Midas sangat ingin mendapatkan sepuluh menit waktu berharga untuk membaca Abraham's Secret akan tetapi apakah itu mungkin? Hubungannya dengan Leonard tidak pernah lebih baik. Mereka selalu bertengkar, saling melempar komentar sinis, atau...

Midas menyentuh bibirnya, pikirannya melayang pada malam ciuman itu terjadi. Mengapa mencium seorang Leonard terasa salah sekaligus benar di saat yang bersamaan?

Throne Of Love (#3 White Rose Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang