Ia membuka kelopak matanya, entah sudah berapa lama ia tidur yang jelas langit di luar sudah gelap dan lampu otomatis telah menyala. Ranjang sempit ini terasa begitu nyaman sekalipun digunakan berdua. Hembus napas lembut gadis di depannya membuat Leonard terpana, ini adalah kali kedua mereka tidur bersama. Benar – benar tidur sehingga Leonard merasa begitu segar setelahnya.
Mata biru itu memperhatikan alis hitam Midas yang melengkung sempurna, kemudian turun ke hidungnya yang kecil namun tajam. Bulu mata Midas bak kipas yang menyebar di bawah matanya. Lalu bibir itu, bukan jenis bibir tebal sensual melainkan bibir mungil yang sangat menarik bagi Leonard.
Malam sudah tiba itu artinya kebersamaan mereka hari ini pun harus berakhir atau akan segera berakhir ketika gadis itu terbangun nanti. Dengan amat lembut ia menyapukan bibirnya di kening Midas, ketika gadis itu tidak bergerak ia mencium masing – masing kelopak matanya sambil berpikir sejak kapan ia terobsesi pada gadis ini? Setelah mengecup ujung hidungnya dengan amat perlahan ia turun mencium bibirnya, perlahan Leonard menyusupkan telapak tangannya ke balik blouse gadis itu, ia menyentuh kulit perut Midas yang membuatnya gila sejak pagi tadi.
Rupanya sentuhan itu membangunkan si gadis, Leonard sempat merasa tertangkap basah karena menikmati tubuhnya saat sedang tidur. Tapi Midas hanya menatap matanya, tak ada penolakan atau protes seperti yang ia khawatirkan.
"Aku telah melupakan Adel," akunya sekali lagi dengan suara rendah, "aku juga masih belum jatuh cinta pada Maribelle sekuat apapun aku berusaha."
Sekali lagi Midas hanya memandangi kedua mata pria yang merunduk di atas tubuhnya, beberapa detik yang lalu ia masih tidak mengerti mengapa Leonard membuat pengakuan itu, tapi sekarang rasanya ia mengerti, atau paling tidak itu yang ia harapkan.
"Aku tahu." Jawab Midas amat lirih.
Leonard merasa mendapatkan ijin untuk mencium bibir Midas lagi setelah tadi ia bertindak seperti pencuri. Ia merunduk lalu menangkap bibirnya, mencium gadis itu dengan amat menuntut, tangan kirinya melebar di punggung Midas dan ketika menyentuh pengait bra gadis itu ia berhasil menahan diri untuk tidak berbuat lebih jauh. Mungkin ia hanya mendapatkan Midas sebatas ciuman saja, tidak apa, ia cukup mensyukurinya.
Dengan sadar Leonard mengakui bahwa ia tergila – gila pada gadis ini, bola matanya, hembus napasnya, bagaimana cara alisnya bertaut, semuanya menarik bagi pria itu. Ia adalah pecinta wanita dan di antara para gadis ia sangat mengagumi Midas secara fisik.
Walau terlihat biasa saja, bagi Leonard, Midas tak pernah gagal membangkitkan gairahnya seperti penyulut bara api yang sedang padam. Ia memeluk erat gadis itu karena ingin memilikinya dengan segala cara yang ia bisa. Menguasai tubuh gadis itu, pasti, namun juga menguasai hatinya.
Mungkin ia tak mampu membalas perasaan Midas—jika memang gadis itu mencintainya, namun ia ingin sekali seluruh perhatian Midas hanya tertuju padanya, memujanya, mencintainya, mengabdi padanya, bahkan menyerahkan hidupnya pada Leonard.
Andai saja ia raja Dmitry, ia akan menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan Midas sebagai simpanannya.
Leonard mendekapnya dengan sangat rapat ketika teringat bahwa setelah ini mereka akan kembali pada keadaan semula, Midas akan memanggilnya 'Yang Mulia' dan 'Anda', lalu menggunakan 'saya' untuk menunjuk diri sendiri. Satu keharusan lagi baginya sebagai putra mahkota.
Gadis polos yang baru mengenal gairah pria ini tidak pernah menyadari bahwa pangerannya begitu berhasrat secara seksual padanya, Midas hanya menuruti nalurinya sehingga ia mengaitkan kedua tangannya di belakang leher pria itu, tak sedikit pun ada keraguan untuk menariknya merapat dan menyempurnakan ciuman yang mereka bagi.
Sekalipun tulangnya terasa remuk karena pelukan Leonard bak belenggu besi yang mengekang dirinya ia tidak peduli. Entah sejak kapan pakaian Midas terangkat hingga batas payudaranya, telapak tangan Leonard melebar di atas perut lalu mengelus pinggangnya dan terus naik ke atas tapi ia berhasil menahan diri untuk tidak menangkup payudaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne Of Love (#3 White Rose Series)
RomanceLeonard mengadakan sebuah ajang demi mendapatkan seorang istri yang ideal. Di antara beberapa kandidat terpilih, Leonard telah menetapkan hatinya pada seorang gadis sempurna bernama Maribelle Glinden. Maribelle akan menjadi pasangan yang sempurna ba...