Sajak Kalau Suatu Waktu

455 36 4
                                    

Kalau suatu waktu
Aku menangis di antara musim semi yang merekah
Atau di bawah payung awan nan cemerlang

Pintaku, jangan pernah bertanya
Apalagi memintaku membuka suara
Diamlah di sebelahku
Peluk bahuku dan turunlah ke lenganku

Katakan bahwa sabarlah akan keadaan
Sekalipun kalimat itu memuakkan
Menyelimuti si jahat dunia

Berilah aku kehangatan
Di bawah terik yang terasa membekukan

Tentang sajakku yang harus kamu tahu...
Aku tidak menceritakannya pada bilik kesepian
Pun pada bait doa

Tidak pun hendak padamu
Paling tidak untuk detik ini...
Setiap kedipan mataku menyapamu
Aku mengisyaratkan:
Diamlah...

Sebab harusnya kamu tahu...
Tetes air mataku hanya mengalir pada seorang
Yang kuyakin bisa merengkuh perihku
Bahkan meski hanya segores
Di antara laskar luka tersayat

Aku tidak mengisahkannya
Hanya untuk sajak-sajak bisu
Untuk kalau kamu merenungkan
Menghitung lirih di tiap rima

Tetes-tetesnya,
Sekian lama mengunci diri olehku
Dan jangan hitung berapa banyaknya,
Hanya sekian dari tetes hujan...
Namun berkali-kali jatuh lebih dari hujan...
Berkali-kali dari kilat membelah cakrawala

Hingga aku menemukan
Hati seperti milikmu

Hapus air mataku dan tarikku ke mimpi
Karena kutahu di situ tempatnya
Yang didambakan manusia sepertiku

Tak ada sakit
Meski hanya sepersekian detik

to: DickCheneyPadang
Pangkalpinang, 19 April 2017.

Selepas Cinta Bertamu (Antologi Puisi dan Sajak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang