Siapa yang mengatakan bahwa menjadi indigo adalah hal yang menyenangkan,melihat mereka yang tak kasat mata dan tak bisa dilihat oleh banyak orang,hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat mereka. Banyak orang yang mengatakan bahwa menjadi indigo ialah hal yang mengasyikkan. Memiliki teman beda dunia,yang bisa membantu dan menemani disaat sendiri. Tapi,itu hanya lah pendapat banyak orang yang tidak mengetahui lebih dalam tentang kehidupan seorang indigo. Disinilah aku akan menceritakannya....
Malam itu,saat hujan deras tengah mengguyur Desa Pakuyuban,aku merebahkan tubuhku diatas kasur si Mbah,si Mbah yang telah lama meninggal dunia akibat penyakit umurnya. Aku sama sekali tak merasakan takut,atau apapun itu. Yang aku rasakan saat ini ialah nyaman berada di kasurnya,karena si Mbah adalah orang yang sangat taat beribadah. Dan mungkin saat itu aku bisa merasakan ketenangan itu.
"Bayu,makan dulu baru nanti kamu tidur,perjalanan panjang yang memakan waktu lebih dari 1 hari,apa kamu tidak lapar?" Tanya embah (nenek) ku yang kini sudah sangat rentan.
"Iya embah,5 menit lagi ya.. Bayu masih nyaman disini mbah" Ucapku menutup kedua bola mata ku yang sangat berat.
"Nduk,cuma kamu yang berani tidur di kamar si Mbah... embah bangga sama kamu,kamu nggak takut. Yasudah,embah tunggu loh di dapur"
Takut? Memangnya Si Mbah gentayangan opo? Si Mbah adalah orang yang baik,nggak mungkin dia menakuti keluarganya..
Setelah cukup beristirahat,aku pun melangkahkan kaki ku untuk pergi ke dapur dan makan bersama dengan saudara-saudara ku. Disana aku melihat wajah mereka yang berseri menyambut kedatangan ku dan keluarga ku. Aku pun begitu,senang datang ke rumah yang masih sederhana ini,nyaman aman tenang dan sejuk, nampaknya desa ini masih jauh dikatakan maju. Namun disini lah,aku dapat melepaskan penat.
"Aku senang sekali,ada kak Bayu,kak Rachel,dan yang lainnya.. jadi ramai rumah ini" Celetuk Maria,gadis berumur satu tahun dibawahku. Maria terlihat sangat anggun,sederhana,dan ceria.
"Aku juga senang kok Maria... oh ya besok kakak mau deh ke ladang,Maria mau gak anterin aku? Sekalian kita jogging" Kata kak Rachel,kakakku yang kini duduk di bangku sekolah menengah keatas.
"Jogging?" Tanya Maria heran.
"Jogging itu olahraga,kayak lari-lari santai,biasanya dilakukan pagi atau sore hari" Aku pun menjelaskannya agar mereka mengerti. Mereka hanya menggangguk kecil dan melanjutkan makannya.
Selesai makan,aku pergi kembali ke kamar si Mbah,sebelum membuka pintu, "Eh,jangan kak!" Ketika aku menoleh,ternyata itu adalah Yogi,adiknya Maria.
"Kenapa sih,Gi? Kakak ngantuk nih!" Keluhku dengan segala kantuk yang ada.
"Itu kamar mendiang si Mbah,kak! " katanya.
"Si Mbah itu Mbah ku juga Yogi.. masa aku takut sama Mbah ku sendiri? Sudahlah besok pagi saja kalau mau bercerita." Akhirnya aku pun mengunci diri di ruangan yang tidak terlalu terang,dan tidak terlalu besar. Hawa dingin mulai menyeruak menelusuri tulang rusukku. Itu lah yang membuat ku nyaman disini.
...
....
........
............Pagi menjelang subuh, aku,kakak,dan saudara ku jogging di pedesaan yang masih sangat asri. Kita berniat untuk mengunjungi ladang paman Ahmad. Diperkirakan kita akan sampai sesudah subuh,maka dari itu kita memilih untuk berangkat sebelum shubuh agar kita bisa shalat bersama di masjid bersejarah peningalan pahlawan Indonesia.
"Kak Bayu aneh" Ucap Maria setelah beberapa detik yang lalu keheningan terjadi.
"Ih Maria mah ndak jelas.. aneh apanya sih?" Tanya ku kepadanya.
"Kemarin kata Yogi,kakak tidur di kamar Si Mbah. Apa nggak takut?"
"Lho? Takut kenapa sih,aku bingung. Coba kamu ceritakan bagian seram di kamar itu! Ada apa? Tuyul,kuntilanak,genderuwo?" Ujar ku dengan antusias .
"Hush! Semua makhluk kamu ucapkan sembarangan,ini desa,Yu. Jangan sembarangan" kata kak Rachel menasehatiku.
"Ayahnya Risa,paman Junedi. Dia bisa melihat hantu. Waktu itu sedang digelar acara tahlilan di rumah Si Mbah,paman Junedi duduk berhadapan dengan jendela kamar Si Mbah. Dan paman itu melihat sosok Si Mbah sedang melayang-layang diatas kasur. Paman itu sangat ketakutan dan pingsan. " Jelas Maria panjang lebar.
"Dia bisa melihat Almarhum Si Mbah?" Tanya ku penasaran.
"Iya! Bahkan sering sekali..tiap kali dia melewati rumah Si Mbah" Jawab Yogi.
Aku merenungi cerita dari Maria,bisa liat si Mbah yang sudah beda dunia? Aku pun mulai merencanakan sesuatu. Ini akan jadi liburan terkeren!
Lanjut?