Sepulang dari ladang paman Ahmad,aku memutuskan untuk pergi ke rumah paman Junedi. Dulu,aku sering bermain bersama di rumah Risa sewaktu kecil ketika aku berlibur di desa ini. Sesampainya disana,aku mengetuk pintu yang terbuat dari rotan kokoh yang masih terlihat sangat kokoh seperti dulu.
"Iya,sebentar!!" Sahut seseorang di dalam sana,dari suara nya aku dapat menyimpulkan bahwa ia adalah seorang wanita.
"Ada ap-" Tiba-tiba pintu tersebut terbuka dan nampak seorang perempuan yang tak asing bagi ku.
"Ba-yu?" Tanya nya ragu.
"Risa?!" Seru ku dan menjabat tangannya.
Dia sangat cantik sekarang,ayu dan anggun. Tidak seperti dulu yang sangat tomboi. Ah fokus,fokus.
"Ganyangka ya kita udah lama banget ga ketemu lagi. Ehh ketemu nya malah mendadak gini,masuk masuk" Katanya dengan suara yang lembut.
"Eng.. begini Ris,aku mau ketemu bapakmu. Ada gak?" Tanya ku. Pipi Risa terlihat merah merona. Kenapa jadi baper ni cewe.
"Mau nanya-nanya tentang hal spiritual" Lanjutku seakan meluruhkan segala khayalannya.
Lalu ia berjalan masuk ke dalam dan memanggil paman Junedi. Aku pun menjelaskan maksud kedatanganku tanpa sepengetahuan Risa. Paman Junedi menghela nafas sejenak lalu mengajakku untuk masuk ke ruang kerjanya. Aku pun mengikutinya dan langsung menjelaskan alasanku. Ruang kerjanya nampak seperti ruang kerja pada umumnya. Hanya saja ditambah tempat sholat di pojok ruangan lengkap beserta Al-Quran dan tasbih.
"Terimakasih paman,saya pamit dulu" ujar ku sambil memakai sandal di teras rumahnya.
"Sama-sama. Ingat pesan paman,ya?" Katanya. Aku pun mengangguk pasti lalu berjalan dengan hati yang lega .
Sesampai nya di rumah Si Mbah,aku ditugaskan untuk menimba air sumur di belakang rumah karena kaka ku mau mandi. Karena aku laki-laki,aku pun dengan siap menerima tugas tersebut dan berjalan kearah sumur. Maria dan Yogi tengah tertidur,embah pun sama. Maka,tugas itu pantas diberikan kepadaku.
Malam gelap dan dingin membuat bulu kudukku menari-nari,aku berjalan sambil membawa obor api kearah sumur lalu meletakkan obor tersebut di tempatnya. Aku mulai menimba air yang terasa sangat berat.
"Ini mata airnya udah abis kali ya,tinggal batu-batu aja" Ujar ku geram.
"Baru satu ember saja lelahnya kayak sudah nimba 10 ember!" Lanjutku sambil terus berceloteh.
Samar-samar aku medengar suara keramaian. Namun kulihat disekelilingku hanya lah kegelapan dan pohon-pohon yang tidak mungkin menciptakan suara keramaian. Aku pun mengabaikannya. Lalu akhirnya aku berhasil mendapatkan satu ember.
Aku menuang air tersebut ke dalam bak mandi lalu memulai dengan ember yang kedua. Beratnya hampir sama namun lebih sedikit ringan. Lagi-lagi aku berhasil memperoleh ember timbaan setelah mendengar suara keramaian yang entah darimana. Suara tersebut seakan-akan berasal dari sekelilingku.
Ember ketiga sangatlah berat. Sampai-sampai aku ingin menangis rasanya. Ketika aku ingin menuangkan ember tersebut ke bak,alangkah terkejutnya aku saat melihat ember tersebut kosong tanoa air atau apapun. Aku hanya melongo kebingungan. Aku langsung cepat-cepat mengambil obor lalu berjalan setengah berlari menuju rumah Si Mbah.
"Weh,kayaknya airnya banyak nih! Lama amat,nimba apa buang air?" Ledek kakakku yang rupanya sedaru tadi menunggu ku di dapur.
"Inih!" Seru ku menunjuk bak mandi tersebut sambil terus ngos-ngosan.
"HAH? Kok gak ada airnya sih?! Kamu udah satu jam lebih tapi kenapa pulang-pulang gak bawa setetes air pun! Ih tau ah ngeselin." Kakakku lari meninggalkan ku dengan muka kusutnya. Aku tau dia pasti sangat ingin mandi. Karena ku tau dia sangat tidak bisa kalau tidak mandi 2 kali sehari.
Aku yang melihat bak yang ku bawa susah payah tadi kosong hanya bisa melamun tidak percaya. Aku lalu berjalan menuju kamar Si Mbah dengan pikiran kosong. Mau gila rasanya.
Tidurku sangat tidak nyaman malam ini. Tidak seperti biasanya,tanpa sadar aku sering kali menggaruk kaki ku dan merubah posisi tidur yang entah sudah berapa kali. Ketika ku melihat jam tangan ku, ternyata baru jam 12 malam. Sungguh,aku sangat tidak nyaman. Masa iya sedari tadi aku hanya tidur selama 1 jam?. Namun akhirnya aku pun bisa tertidur pulas.
Esok pagi nya aku sudah terbangun,namun dengan mata yang masih tertutup,aku mengucel mata ku lalu membukanya perlahan.
"ASTAGHFIRULLAH" Spontan aku teriak dan loncat dari kasur. Saat membuka mata,aku melihat kepala perempuan dengan cengiran mengerikan dan mata yang melotot tepat sekali muncul di depan mata ku. Jantungku 2x lebih cepat berdetak. Aku buru-buru membuka pintu dan melihat keadaan rumah. Ternyata semua masih tertidur pulas. Saat kulirik jam menunjukkan pukul 3 pagi. Aku pun tidur kembali disamping kakakku,di depan tivi ruang tengah rumah Si Mbah,aku kapok akan kejadian yang baru saja terjadi. Aku memejamkan mata ku. Baru terasa sebentar,tiba-tiba kakakku membangunkan ku. Aku pun membuka mata ku dan aku melihat sosok itu lagi ditambah dengan teriakkan yang sangat menusuk telinga. Aku pun teriak dan menjelaskan apa yang terjadi kepada kakakku.
"Ngimpi kali ah!" Katanya santai lalu berjalan menuju dapur.
Aku hanya mencibir kesal. Lalu,aku berniat untuk menuyusul kakakku. Namun tiba-tiba kaki ku sangat sulit digerakkan,aku menoleh kearah kakikku dan melihat sosok anak kecil dengan lidah yang panjang sedang memegangi kakikku. Lebih tepatnya memeluk.
"YaAllah.. apa lagi ini? " aku memejamkan mata perlahan untuk menetralisir keadaan. Aku lupa,gimana kalau nanti jika aku buka mata ku ada hantu yang mengagetkan itu lagi? Aku pun tetap meram dan duduk perlahan sambik memegangi lututku.
Embah yang melihat tingkah aneh ku langsung menanyakan keadaanku.
"Kenapa nduk?" Tanya nya santai.
"Aku takut mbah" kataku lirih.
Dengan berani aku membuka mata dan disuguhi kepala nenek-nenek yang muncul tiba-tiba. Bukan,ini bukan kepala embah ku. Namun nenek-nenek yang amat menyeramkan. Aku teriak sekeras-kerasnya. Dan aku dengan tidak sengaja menoleh keatap. Disana tak jarang ada makhluk-makhluk aneh yang berbayang. Semua menanyakan keadaan ku. Namun,aku hanya menjawab dengan kedustaan.
Terkadang,aku dicolek lalu saat aku menoleh,ternyata aku hanya dikagetkan oleh makhluk berwajah seram. Aku tidak kuat seperti ini. Kadang ketika aku mandi,aku ingin buang air di wc,pun tidak bisa. Karena wc tersebut sudah diduduki tuyul berlidah panjang yang sedang menjilati wc. Ihh.
Karena sudah tak kuat lagi aku pun pergi ke rumah paman Junedi untuk menutup mata batinku.
"Yang aku lihat seram-seram paman. Malah Si Mbah gak bisa ku lihat" Ujar ku lirih.
"Maaf,paman lupa bilang kalau paman pun belum tau cara menutuo mata batin" Katanya.
"Ap-a?? Gak,paman tolong bantu aku paman... paman,bayu gak mau terus-terusan dihantui mereka paman" Rengekku.
Paman Junedi hanya menggeleng pasrah. Hingga saat ini, aku Bayu masih bisa melihat 'mereka' dan hafal dengan segala keusilan mereka. Hanya saja hantu mengagetkan yang sering muncul saat aku membuka mata sudah tidak melakukan hal serupa karena aku sudah memohon kepadanya untuk berhenti melakukan itu jujur saja hantu di desa lebih aneh dan banyak dibandigkan di kota. Dan kini,aku sudah terbiasa dengan hal itu. Tempat terseram menurutku berada di sumur bekalang rumah Si Mbah. Dan sampai sekarang aku belum bisa melihat si Mbah. Ternyata katanya energi Si Mbah besar. Ada rasa penyesalan tersendiri. Namun,aku percaya ini semua yang terbaik.
The End
****************
Gw yang bikin gw yang deg-degan. Jujur pas bikin yang tentang hantu ngagetin pas melekin mata itu gua bener-bener ga nyaman banget dan takut >_< . Maaf kalo gak serem . 👻