2. Pintu

2.4K 228 4
                                    

Pagi yang cerah, pagi yang indah. Matahari selalu muncul di tempatnya. Kalau di barat, berarti dunia berakhir. Gue memasuki masa pertama kuliah gue. Gue nggak tahu gimana caranya jadi cewek feminim, yang gue tahu, penampilan gue ya kayak gini. Pakai jins hitam dengan atasan baju kain putih pendek dengan 3 benik hitam. Gue paling suka ngucir rambut gue dengan kucir kuda dan gue sisakan berapa anak rambut di kiri-kanan.

Mata kuliah pertama gue adalah linguistik yang berada di ruang 2.2.201B. Dimanakah ruangan itu? Gue nggak tahu. Gue cari di papan pengumuman fakultas gue dan mencari ruangan itu. Poni miring gue beberapa kali jatuh, jadi gue harus kayak orang ribet benerin poni terus. Gue lupa pake jepit rambut kumbang gue. Arkh, sial! Ini ganggu banget gila!

Akhirnya gue menemukan kelas gue. Gue tarik ganggang pintu itu dari luar, tapi gue rasa ada sebuah kekuatan dari dalam sana yang menahan. Gue tetap tarik terus. Ini gue yang nggak bisa buka atau pintunya rusak sih? Nggak bener ini.

Gue tetap tarik terus tuh pintu sampai pada akhirnya kekuatan gue melemah dan gue malah ketarik ke dalam sana. Gerakan gue berhenti dengan gesit ketika ada seorang cowok berdiri tepat di depan gue. Mampus aja gue hampir peluk dia kalau gue nggak berhenti mendadak tadi. Gue menengadah ke muka itu. Zen.

Gilaaaakkk! Gue malu banget! Gue kikuk beneran nih. Ternyata cara buka pintunya di dorong ke dalam bukan di tarik ke luar. Ya ampuuun... ternyata dari tadi gue tarik menarik pintu dengan manusia yang nggak ada menarik-menariknya ini! My God!

"Maaf, Kak. Saya pikir tadi ditarik keluar," kata gue pada cowok yang sedang nggak berkedip lihat gue.

Dipikir gue lukisan apa ya?

"Kak?" gue melambaikan tangan di depan wajahnya.

Dia kaget gue gituin dan agak salah tingkah (salting) gimana gitu. Wah... jangan-jangan...

"Sorry-sorry. Iya, nggak apa-apa," jawab dia yang kemudian tersenyum.

Gue nyengir kuda aja disenyumin gitu. Kemudian gue lewat di samping dia, masuk ke ruangan dan duduk dengan tenang. Urusan selesai. Gue kuliah. Ternyata dia baru aja kuliah di ruangan ini. Nevermind.

Mendung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang