PROLOG

55.6K 718 13
                                    


"Dokter Zidane"panggilan itu membuyarkan lamunanku
"pasien 307 sedang kritis"

astagaa
sesaat aku melupakan duniaku karenanya,untunglah keadaanya berangsur membaik jadi tak perlu waktu lama untukku memeriksanya

"dokter Zidane, karena dokter Fajar tidak hadir,bisakah anda memeriksa salah satu pasien darinya?"tanya suster anne

"baik.tolong berikan rekam medis pasien"jawabku

"ini salinannya dokter.saya permisi"dokter anne berlalu meninggalkanku

Ny.Alfaril

keluhan  : penyempitan pembuluh darah
                   di otak
tindakan :oprasi
keterang : cek up rutin satu bulan 1x
                   -bulan ke 9
dokter     : dr.Jafar Adiguna

"dokter.pasien sudah menunggu di ruangannya" panggil suster anne

baru saja aku ingin melihat lebih lanjut profil pasien,tapi dia sudah datang.bagaimana aku ingin mempelajari penyakitnya?

Dr.Fajar Adiguna

ku buka knop pintu tersebut.
dan...
tubuhku terpaku seketika
dunia terasa akan runtuh
diaa...
wanita itu...

"Dillara Hanna,dinyatakan lulus dengan nilai terbaik di SMA 1.Selamat !"

"selamat ya,Han.tapi jangan lupa janji lo sama gue" ucapku

"apaan sii?kok lo ada disini?"jawabnya dengan nada gemetar

"mumpung sepi nih.gimana kalo kita main disini aja?"ku majukan tubuhku kearahnya

"GA!" tolaknya dengan cepat

ku majukan tubuhku hingga tepat didepannya. nafasnya mulai tersendat-sendat,menahan takut. kudekatkan wajahku dengannya,kusatukan hidung kami,dan ku tatap dalam-dalam mata indahnya.tersirat rasa takut dan kepolosan murni seorang gadis belia yang sebentar lagi akan ku renggut kegadisannya itu.
tangan gemetarnya menahan dadaku agar tak terlalu dekat dengannya.
setetes air matanya mulai jatuh dari matanya.bibirnya terkatup menahan tangis.

"Zidane,please jangan."gumamnya

dan makin kudekatkan bibir ku dengannya.kurenggut ciuman pertamanya.
ahhh beginikan rasanya?
kulumat bibir ranumnya dengan lembut.
kulihat kembali matanya menutup,air matanya tak henti membanjiri pipinya.
rasa marah dalam diriku pada Hanna yang tak henti-hentinya menangis.ingin rasanya ku gigit bibir ranumnya.
namun,saat aku menatap matanya,entah mengapa hatiku tak tega.
kulepas lumatanku padanya

"tolong,pikirin keluarga gue,gimana kala mereka tau?"isak tangisnya mulai pecah

"harusnya lo pikirin itu sebelumnya.itu bukan urusan gue"bentakku dan ku lanjutkan aksiku.
kutarik kemeja berlogo OSIS itu,hingga seluruh kancingnya bertaburan dilantai UKS.
mataku langsng disambut pemandangan yg sangat indah.

"please...apapun,tapi jangan ini"

dia mengentakan kakinya,mencoba untuk lepas dariku,dan terakhir ia menamparku dengan sepenuh tenangaya.
dan itu membuatku sangat marah!

"please...apapun,tapi jangan ini"
"Arghhh!!STOP!PLEASE!"
"SAKIT!!"

"dokter Zidane ayo masuk.kenapa hanya berdiri disini?" tanya anne

"ahhh...iya"gagapku

"Ny.Alfaril?"tanyaku

" dimana dokter Fajar?"
Damn...
suara itu
bak terpaan angin surga bagiku
suara yang sangt amat kurindukan

"saya dokter Zidane,pengganti dokter Fajar yang sedang berhalangan"jelasku sambil menstabilkan nafasku
tunggu dulu..
apakah dia tidak mengenaliku?
ataukah otaknya sudah tidak bisa mengingatku?
atau dia sudah melupakanku?

"tapi maaf,saya hanya ingin diperiksa dengan dokter Fajar"tolaknya halus

tubuhku masih terpaku disana.
tanganku hendak menggapainya,namun tak sanggup.
jantungku masih berdebar tak karuan

'tuhan.dia masih hidup'

******

oke itu cerita yang akan gua buat
so,gimana menurut kalian?
jangan lupa vote and comment yaa

Sex Before MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang