10 (qoutes of Dillara Hanna)

5.4K 127 7
                                    

Sudah sekian lama aku melangkah seorang diri, mencari-cari apa yang sesungguhnya sudah tidak ingin dicari
Sekarang,
kau ada dimana?
Apakah saat ini sudah rindu aku?

Langkah demi langkah kuambil walau sebenarnya akupun tidak mengerti bagaimana bisa aku mencintai sekeras ini. Tanpa pernah melihat kenyataan bahwa kau sudah tidak lagi di sisiku.

Untukmu yang hingga kini belum bisa terganti.

Selamat, kau masih menjadi objek utama di dalam tulisan-tulisanku. Aku sudah sering mencari objek lain di luar sana, tapi pada akhirnya namamu lagi yang tersirat dalam tulisanku.

Iya, aku mencintaimu bersama kenangan kita. Aku pernah berusaha sekeras mungkin untuk berhenti mencintaimu, tapi pada kenyataannya dirimu masih muncul di setiap mimpi-mimpi panjangku.

Iya, memang benar bahwa aku mencintaimu dan tetap slalu mencintaimu

Jakarta,17 January 2010

Dillara Hanna

****

Ingin rasanya aku buat kamu mengerti rasanya mencintai tanpa diketahui.
Duduk diam dalam bayang, mengetahui diriku tidak akan pernah menduduki singgasana hatimu.

Aku terlalu takut mengutarakan yang ada,
takut kamu menjauh ketika jawabanmu tak seperti yang aku duga.

Memendam diam-diam tanpa kejelasan memang tidak menyenangkan

Apalagi menyadari jika dirimu adalah tipe yang suka mengejar bukan dikejar.
Mustahil rasanya memulai lebih dulu meskipun aku meyakini segalanya tidak semu.

Dan sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu, menjagamu dari jauh sambil menahan rindu. Lagipula, aku hanya punya dua pilihan dalam genggamanku, berjuang atau menyerah, yang pada akhirnya, akan tersakiti juga.

Kita berkembang dalam kecepatan berbeda, selisih yang membuat tak mungkin bersisian bersama.

Kita memiliki dua rasa dan dua hati yang berbeda. Bagaimanapun juga, tidak bisa bersatu di ruang waktu yang sama.

Karena hanya aku yang mencintaimu, kamu tidak.

Jakarta, 20 Desember 2010

Dillara Hanna

****

Aku pernah bertahan
sekuat-kuatnya untuk seseorang
bahkan,separuh waras aku abaikan.

aku menjadi apa pun asal bisa dengannya,
Agar semua yang kuinginkan dapat kumiliki.

Waktu itu aku membutakan diri sebuta-butanya.
Menjadi tuli setuli-tulinya untuk segala perkara yang melemahkan dada.
Aku ingin dia!!
kuperjuangkan dia sekencang-kencangnya belari.
Hingga,
tersungkur aku setengah mati.

Namun yang aku dapatkan adalah kenyaataannya dia tidak peduli.

Jakarta,15 july 2011

Dillara Hanna

***

Aku menahan pedihnya penyesalan atas setiap perbuatanku.

Aku di butakan oleh kebingungan,
Sampai tinggal tersisa angan.

Aku menahan amarah,
Amarah yang kian memecah,
Kepada diri sendiri yang tak pernah berkaca
Pada setiap keangkuhan dunia

Jakarta, 17 july 2011

Si hina(Dillara Hanna)

Vote, comment and follow ditunggu ya readers😄

Sex Before MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang