chapter 2

111 14 6
                                    

Holla~

Deena in here. This FF is officially MINE.
iya punyakuh, dari lekuk-lekuk otak asli..
Dilarang ngejiplak, walau jelek tolong dihargai ^^Kalo ada kesamaan cerita mngkin saya sudah lelah ehh #plakk mksudnya..itu sama sekali bukan unsur sengajaan.
Uda nngu ya okelahh yuk dilanjut..

~HAPPY READING~

-------

"Bagaimana mungkin hyung bisa tau" batin Jongkook.

Ia sudah menyembunyikan kaos putih itu dibalik jaketnya. Kaos putih yg dipakai untuk mengelap darah segar dari mulutnya itu.

Jongkook bertanya-tanya darimana Jin bisa tau. Ia menunduk dan memejamkan mata.

-------

Kim Seokjin adalah kakak tiri dari Jeon Jongkook. Marga mereka berbeda karena mereka mempunyai ayah dan ibu yang berbeda pula.

Ibu Jongkook menikah dengan ayah Jin ketika Jongkook masih berusia 7 bulan. Sedangkan ayah Jin sendiri sudah bercerai dengan istri pertamanya yaitu ibu kandung Seokjin ketika Jin berusia 5th.

Walaupun begitu mereka sangat dekat. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Jongkook mengidolakan kakaknya itu.

Bahkan disaat kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan Jongkook kecil lebih memilih tinggal bersama kakaknya daripada bersama keluaga ibu kandungnya sendiri.

Seokjin jugalah yang menjadi alasan Jongkook keluar di malam hari. Ia ingin membantu kakaknya dengan kerja.

Dan dimalam harilah ia mendapat pekerjaan. Jongkook menjadi pemain bass di salah satu club malam yang tdk cukup terkenal. Ia terkadang merasa bersalah terhadap kakaknya yg berkerja siang dan malam demi membayar sekolah dan keperluan lainnya.

Tapi malam itu cukup sial baginya.

*flashback

Jungkook sedang memainkan bass mengikuti irama musik malam yang keras. Bau alkohol menyeruak diantara kerumuan orang yang mencari kesenangan malam.

Kini Jungkook sudah menyelesaikan tugasnya. Ia duduk salah satu meja bartender utk menghilangkan lelah sejenak.

"Lepaskan" teriak seorang perempuan yang sedang berusaha melepaskan diri dari cengraman pria yang tengah mengodanya.

Awalnya Jongkook acuh dgn kejadian dihadapannya itu. Tapi lama-kelamaan ia jengah juga melihat tingkah pria itu.

Ia berjalan mendekati kedua pria itu dan menghempaskan tangan mereka hingga cengraman itu terlepas.

Untungnya perkelahian belum sempat terjadi. Petugas keaman dari cafe datang dan menendang mereka keluar.

Sayangnya Jongkook tidak hanya keluar dari club itu. Ia jg terpaksa dipecat dari pekerjaan barunya. Dipecat tanpa gaji.

Namun seprtinya kesialan Jongkook tidak berhenti sampai disitu.

Kedua orang yang dikeluarkan bersamanya masih belum puas dengan di pecatnya Jongkook.

Jongkook sudah membuat mereka malu. Dan mereka tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Melihat Jongkook berjalan sendirian membuat nalar mereka mengila.

Jongkook yang tidak tau jika diikuti di seret paksa kesebuah gan sempit. Ia dipukuli sampai babak belur.

Sampai akhirnya ia di selamatkan oleh seseorang yang dengan mudah melumpuhkan 2 lawannya sekaligus. Jongkook tidak dapat melihat jelas wajah dari penyelamatnya.

Tapi ia yakin bahwa mereka akan bertemu lagi. Pasti suatu hari nanti.
*flashback end.

---------

Jin tidak mau melepas pandangannya dari Jongkook sebelum ia menemukan apa yang dicarinya.

Jawaban.

Jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi pada Jungkook sampai semua memar itu tercipta diwajah adik kesayangannya itu.

"Ah...aku hanya sedikit sial hyung" Jongkook mengadahkan wajah kelangit-langit.

Memulai cerita tentang malam sialnya.

Semua orang diruangan menyimak apa yang terjadi termasuk bagian dimana Jungkook mendapat pukulan sampai noda darah membekas di kaos putihnya .

"Berarti itu bukan salahmu, tapi mengapa kau bisa berada di club?" tanya Jimin sambil membubuhkan obat merah kesudut bibir Jungkook.

"Hanya ingin" jawab Jungkook asal

"Aku saja belum bisa masuk kesana. Bagaimana kau bisa HAH kau masih dibawah umur. Berikan jawaban yang masuk akal"

"Itu sudah jelas. Karena kau masih terlihat seperti anak-anak"
Jimin terdiam. Ia belum bisa mengerti apa maksud dari perkataan Jungkook.

"Kau jangan GR, Jimin-ssi, Jongkook bukan memujimu. Ia secara tidak langsung mengatakan bahwa kau itu pendek. Pabo" Jelas Suga.

"JEON JONGKOOK" jimin membulatkan matanya menatp gemas Jongkook.

Sedangakan yang ditatap malah tertawa dengan tingkah Jimin.

"Buka bajumu" tiba-tiba V berdiri membuat semua orang tertegun.

"Ada apa denganmu" tanya Jhope

"Aissh cepat buka" V menarik kaos putih Jongkook hingga yang lain bingung dengan ulah V.

"Kalian harus memerika perutnya. Dia memuntahkan darah bukan"tutur V.

"Dan kau Jongkook, Apa kau akan terus menahannya, itu pasti sangat sakit" lanjut V.

Mereka seakan baru sadar dan buru-buru memaksa Jongkook melepaskan kaos putih yang menempel pada tubuhnya. Benar saja ruam kebiruan menghiasi perut Jungkook.

"Kau benar V" ujar Jhope

"Aku bahkan tidak sadar itu" sambung Rapmon.

"Itu karna akuvpunya telinga untuk mendengar dan otak untuk berpikir"

"Otak(?)" Suga tidak menyangka jawaban dari V.

"Sejak kapan alien punya otak" lanjut Rapmon

"Alien punya otak, itu kabar bagus" ledek Jimin.

V membelakangi mereka, berjalan menuju video game yg sempat terhenti
"karena aku pernah mengalaminya" batin V.

Tidak ada yang menyadari perubahan sikap V.

Mereka semua tertawa kecuali Jin yang terus menatap bekas luka yg ditinggalkan oleh pria brengsek diperut adiknya. Ia sangat tau alasan Jungkook berada di di club malam.

"Andai aku bisa lebih banyak mendapatkan uang mungkin hal ini tdk terjadi" Jin menggepalkan tangannya menahan geram.

Gelagat kakaknya itu tertangkap mata Jungkook. Ia memalingkan wajahnya menghindari kontak mata sang kakak.

Untuk menyesalpun sekarang sudah terlambat.
Setidaknya dia harus terlihat kuat agar semua orang tidak khawatir dengan keadaanya.


------

Salam Holla dari kookie.
Voment juseyo

 Voment juseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENTRUST [ FF BTS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang