chapter 19

60 12 15
                                    

Holla ~

~HAPPY READING~

-------

Pemberontakan Hyena sampai membuatnya lupa akan satu sosok yang sekarang berteriak dari sudut lainnya.

Penguntit yang sudah diketahuinya itu.
Harusnya Hyena tidak menggiring penguntit itu sampai kesini.

Sekarang waktu yang tidak tepat.

"Pergilah"kata sang empunya tangan yang sekarang sedang membekap Hyena.

Tangannya yang cukup besar untuk membungkam mulut Hyena sedangkan tangan lainnya mengunci pergerakan Hyena.

Suara itu menghentakan ingatan Hyena.

Suara berat dari seorang pria. Ia mengingat siapa pemilik suara itu.

"Kalau kau melepaskan dia. Maka aku akan pergi" jawab laki-laki disudut lainnya

"Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

"Aku paksa!"

"Menarik sekali !" ucap pria bertangan besar itu.

Pria itu membuka kemeja luarnya yg menjadikannya sebagai tali untuk mengikat Hyena di sebuah selusur besi yang ada disana.

Saat itu lah Hyena melihat siapa pria bertangan besar itu.

Mata Hyena membulat. Ia hampir berteriak karena terkejut.

Tapi belum sempat Hyena berteriak. Mulut Hyena sudah kembali di bungkam dengan sapu tangan si pria.

Pria itu mengedipkan sebelah matanya kepada Hyena. Sedangkan Hyena menendang-nendang udara berusaha melepaskan dirinya.

Sialnya ikatan itu cukup menyulitkan Hyena.

"Aku saja belum bisa mengalahkannya. Dasar bodoh.. V kau benar-benar bodoh" rutuk Hyena dalam hati

----------

*V POV

Nyaliku sempat menciut ketika melihat tubuh kekar ketika pria itu membuka kemeja luarnya.

Aku menelan ludah.

Apa aku bisa mengalahkannya.

Pria itu mendekatiku.
"Siapa kau" ujar Pria itu menatapku tajam.

"Bukan urusanmu" teriakku sambil melayangkan tinju kearahnya.

Dengan sangat mudah dia menghindar dari pukulanku.

Aku harus fokus. Ingatku pada apa yang diajarkan Ken.

Aku mencoba menyerang titik vital dari pria di hadapanku sekarang.

Tapi dengan satu pukulan tepat di wajahku membuatku terdorong mundur.

Tidak. Aku tidak akan menyerah.

Berkali-kali aku melemparkan pukulan tapi tidak satupun mengenai pria itu. Dia hanya menghindari maupun menangkis dari seranganku.

Kali ini aku harus fokuskan serangkanku ke tulang iganya.

Sedikit lagi. Jarak satu kepalan tangan dan pukulanku tepat pada titik vital itu.

Tapi yang terjadi adalah sebuah pukulan darinya tepat mengenai rahangku.
Aku tersungkur, tersudut menahan sakit yang teramat sangat.

Darah segar menetes dari sudut bibirku. Beberapa kali aku memejamkan mataku. Menormalkan kembali kepalaku yang mulai berdenyut.

"Yaaaaakkk"

ENTRUST [ FF BTS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang