chapter 21

58 14 28
                                    

Holla~

Langsung aja ya males cuapcuap (╯3╰)

~HAPPY READING~

---------

Kegiatan sekolah sudah lama berakhir. Kesunyian terasa di setiap sudut sekolah.

Tapi tidak di sudut taman belakang. Disana ada sebuah pemandangan yang sangat mencengangkan.

Rhebecca, Hami dan Hyeon serta beberapa murid perempuan lainnya membentuk lingkaran mengelilingi seseorang yang tengah duduk terdiam.

Orang itu adalah Song Ara.

Kali ini mereka melakukan hal yang sangat kejam pada gadis itu.

Tidak hanya membullynya. Mereka juga menyiram tubuh Ara dengan air di cuaca dingin seperti sekarang.

"Panggil bodyguard mu hah" teriak Rhebecca memegang dagu Ara. Lalu menghempaskannya dengan kasar

"Bagaimana diantar pulang sama Jimin.. Kau senangg !!!!"

"Perempuan sepertimu tidak pantas di dekat Jimin sunbae"

"Memanfaatkan kebaikan Jimin dan berlindung di balik Hyena. Menjijikan" Hyeon menendang kaki Ara

"Apa kau fikir kau akan lolos" ujar Hami

"Dan juga beraninya kau membual tentang makan siang buatan ibunya Jimin aisshh.. Kau ini benar-benar"

"Aku tidak membual"

"Lalu apa kau pikir kami percaya"

"Aku juga tidak meminta kalian untuk percaya" ujar Ara tersenyum

Mereka geram melihat tingkah Ara yang sama sekali tidak takut. Dan senyuman itu membuat mereka semakin terpancing emosi.

Plaaakkkk.
.
.
Tamparan tadi membuat bekas merah diiwajah Ara. Nyeri dan perih. Ia menyentuh ujung bibirnya. Darah.

"Aku hanya ingin melihat apa kau masih bisa tersenyum" Rhebecca tesenyum sinis

Amarah Rhebecca memang sangat buruk. Dan karena ayahnya mempunyai kekuasaan disekolah membuatnya semakin menjadi.

Selain Ara memang menjadi objek bullying baginya. Ara juga menjadi tempat dia untuk memancing kemarahan seseorang.

Seseorang yang dekat dengan Ara. Ok Hyena.

Rhebecca sangat membenci Hyena. Itu karena Hyena satu-satunya orang yang tidak bisa ia nundukkan.

Secerdik apapun Rhebecca membuat Hyena tersudut. Hyena akan tetap bisa lolos dari rencananya itu.

Dan dengan adanya Ara dia bisa melampiskan kebenciannya terhadap Hyena.

"Aku memaafkanmu" ujar Ara sambil mengelap sudut bibirnya dengan tangan.

"Wahh si buntal kita memang baik hati ya" ucap Hami di sertai gelak tawa dari yang lainnya.

"Hyeon, apa kau bisa membersihannya. si buntal kita berdarah" kata Rhebecca.

Dengan sekali anggukan. Hyeon menyiram air tepat di kepala Ara.

"Apa itu cukup"

"Terima kasih" seru Ara

"Kauuuuuuu......" Rhebecca kembali ingin melayangkan tamparan.

"Jimin sunbae" kata-kata Hami menghentikan tangan Rhebecca yang hampir menyentuh kulit wajah Ara. Lagi.

Jimin menghampiri mereka semua. Menerobos masuk ke lingkaran yang mereka tutup-tutupi.

"Yakkk,, kenapa kau disini. Aku menunggumu dari tadi" teriak Jimin pada Ara yang diam menunduk

"Mianhe" ujar Ara pelan

"Apa yang kalian lakukan padanya Hah !!!" bentak Jimin marah

Satu persatu dari mereka berlari menjauh.

"Jimin, biarkan dia"

"Cepat berdiri" Jimin menghiraukan perkataan Rhebecca sama sekali. Ia membantu Ara berdiri dari duduknya

"Dia tidak pantas menerima kebaikanmu. Biarkan saja dia" Rhebecca nyaris berteriak.

"Pergilah. Sebelum aku kehilangan kesabaranku " tatap Jimin tajam.

"Jimin, sadarlah dia hanya si ikan buntal"

"Ya dia memang si ikan buntal. Tapi dia juga calon istriku"

"Calon istrrrii" ucap Hami tak percaya

"Kau bercanda, haha" Rhebecca memaksakan dirinya untuk tertawa. Apa yang didengarnya tadi membuat hatinya panas.

"Benar.Song Ara adalah calon istriku. Jadi sebaiknya berhenti menggangunya dan pergi dari sini sekarang. Atau..." Jimin memberi jeda pada kata-katanya

"Kalian akan melihat kemarahan dari seorang Jimin" ancam Jimin

Rhebecaa menggepalkan tangannya. Hingga ia di tarik paksa oleh Hyeon dan Hami meninggalkan tempat itu secepatnya.

Tinggallah Jimin dan Ara. Menyisakan kesunyian diantara mereka.

Pengakuan Jimin di depan Rhebecca mengejutkan Ara. Dia masih berdiri tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Bodoh, kenapa kau diam saja. Gadis itu benar-benar sudah gila" Jimin mengusap rambutnya lalu duduk di bangku taman.

Pandaangannya terpaku kepada Ara.

Kaki Ara gemetar karena udara dingin yang berhembus di tubuhnya yang basah.

Raut wajah sayu itu juga membuat Jimin tak tega untuk memarahinya kali ini.

Jimin membuka jaketnya dan memakaikannya ke bahu Ara

"Berhentilah bersikap baik-baik saja. Menangis jika kau ingin menangis" ujar Jimin lalu duduk kembali

"Aku takut" bibir Ara gemetar saat mengatakan itu

Air mata Ara awalnya hanya menetes. Sampai akhirnya menjadi sebuah tangisan air mata.

Jimin menatap Ara yang menunduk menyembunyikan isak tangisnya. Tanpa sadar ia bangkit dari posisinya.

Tangannya memeluk tubuh Ara. Menepuk-nepuk pundak Ara pelan. Menenangkan gadis itu.

"Dasar bodoh, aku disini apa yang kau takutkan"

Ucapan Jimin malah membuat tangis Ara semakin menjadi.

"Jangan bersikap baik padaku Jimin. Sungguh jangan lakukan ini" pikir Ara dalam isak tangisnya

"Aisshh.. Kau ingin membuat bajuku juga basah hah"

Jimin melepas pelukannya. Melihat keadaan Ara sekarang. Jimun tidak mungkin membawanya pulang. Ia mengacak rambutnya bingung.

"Ikut aku" ujar Jimin singkat.

"Kemana?"

"Diamlah dan ikuti saja" Jimin menarik tangan Ara. Menuntun Ara berjalan di belakangnya.

----------

Bintangnya di teken ya..
Di komentari juga boleh..
Makasi yang uda bacaa ヘ( ̄ω ̄ヘ)
Salam Holla :*:*

Makasi yang uda bacaa ヘ( ̄ω ̄ヘ)Salam Holla :*:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ENTRUST [ FF BTS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang