chapter 1

197 22 23
                                    



Happy reading~


-------


Gelap. Mungkin ini satu kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini.

Tentu saja gelap karena ia sedang menutup indra pengelihatannya itu.

Ok Hyena adalah seorang gadis yang tengah berbaring di atas gerbong kereta bekas yang sudah lama tak digunakan atau lebih tepatnya sekarang hanyalah bongkahan besi tua yang terabaikan.

Sudah 3 malam berturut-turut Hyena seperti ini. Berbaring menikmati kesunyian yg ia suka. Tapi kali ini rasa bosan menghampirinya.

Hyena menginginkan sesuatu yang menarik. Sesuatu yang dapat menciptakan garis lengkung diwajahnya.
"Ahh...membosankan" keluh gadis itu.

Sekarang ia berdiri merentangkan kedua tanganya sehingga dapat terlihat jelas seluruh penampilan dari gadis itu.

Hyena mengenakan topi beani berbahan wol yang menjaganya agar tetap hangat. Topi yang berfungsi jg untuk menyembunyikan rambut panjangnya. Tak hanya itu hoodie zipper berwarna hitam yang ia kenakan jg berhasil membuat wajah kecilnya tersembunyi dengan baik.

Dan jangan tanya soal jeans yang Hyena gunakan mungkin ia sendiri sudah lupa warna asli dari jeans nya itu. Tak ketinggalan sepatu kets lusuh dgn bercak tanah yg menambah kesan berantakannya itu.

Sungguh siapapun tak akan pernah menyangka bahwa dia adalah seorang gadis. Atau mungkin Hyena memang sengaja membuat kesan "berantakannya" itu.

"Hummpp" Hyena Turun dari atas gerbong kereta.

Malam yang pekat tidak membuatnya takut. Hyena sudah terbiasa dengan gelapnya malam.

Beberapa menit ia menyelusuri jalanan sepi. Memainkan bubble gum dimulutnya, membuat gelembung lalu memecahakannya lagi dan lagi.

Kini Hyena menemukan hal "menariknya" itu. Hyena berhenti melihat perkelahian disudut gang sempit. Ia menatap lurus, memperhatikan apa yang terjadi.

Bukannya ia takut walaupun Hyena seorang perempuan tapi ia Sangat ahli dalam hal itu. Hyena menguasai beberapa jenis ilmu bela diri serta pengalamannya selama hampir satu tahun dijalanan membuat sosoknya mampu mengalahkan sepuluh orang sekaligus.

*Hyena POV

Langkahku berhenti melihat perkelahian disudut gang.
"2 lawan 1. Cukup menarik"

Aku berdiri mengamati perkelahian yang terjadi. Tampak sangat jelas perkelahian ini tak seimbang. Dua orang pria dewasa melawan satu anak laki-laki yang bahkan tidak bisa mengangkat tinjunya jgn benar.

Pukulan demi pukulan diterima anak laki-laki itu sedangakan tak satupun pukulannya mengenai 2 lawannya itu.

Aku masih berdiri seakan sedang menonton film action dari sudut lainnya. Sampai akhirnya anak laki-laki itu terhempas karena pukulan tepat diperutnya.

 Sampai akhirnya anak laki-laki itu terhempas karena pukulan tepat diperutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi sepertinya kedua pria itu tak ingin berhenti. Ku rusa ini saatnya aku beraksi.

"Bruukkkk" satu tendanganku membuat salah satu dari mereka terhuyung kebelakang.

"Sialan. Siapa kau. HAH" umpat pria satunya.

"Pengecut" kataku akhirnya.

Hanya dengan satu kata itu membuat mereka terpancing emosi.

"BRENGSEKK" teriaknya seraya melayangkan tinjuvkearahku.

Perkelahian tak terelakan antara kami. Masih dalam posisi 2 lawan 1.

Hanya saja aku menggantikan posisi anak laki-laki td. Tak sulit untukku membuat kedua pria pengecut ini tersungkur seperti sekarang.

Bukan bermaksud sombong tapi gerakan mereka sama sekali tak beraturan membuatku lebih mudah mengalahkan mereka.

"Pergilah" kataku sebagai perintah.

Dalam hitungan detik kedua orang itu meninggalkan kami. Aku membenarkan letak tudung hoodie hingga benar-benar menutupi kepalaku.

Selesai dari urusanku, aku menoleh kesudut bangunan mendapati anak laki-laki yang sendari tadi hanya menyaksikan jalannya perkelahian.

Aku memperhatikan anak laki-laki dari balik hoodie. Walau gela, aku masih bisa melihat memar diwajahnya juga jejak darah dari sudut bibirnya. Ia berusaha berdiri menyeimbangkan tubuhnya.

"Terima kasih" ucapnya.

Tidak ada niatanku untuk membalas ucapannya itu.

"Dia sudah bisa berdiri, jadi aku bisa pergi sekarang" pikirku.

Aku berbalik, merapikan penampilanku dan melangkah pergi.

"Yaakkk.... Tunggu sebentar, jungkook. Jeon Jungkook. Ingat namaku" teriaknya sebisa mungkin.

"Siapa namamu ?" sambungnya lagi

Mendengar pertanyaanya aku memutar tubuhku dan melempar sebuah permen kearahnya.

ku pastikan dia menangkap lemparanku itu.

"Jeon jungkook(?)" ucapku setengah berbisik mengingat namanya.
Dan melanjutkan perjalananku.

*Hyena POV end

---------

*Jungkook POV

"Apa yang terjadi" tanya Rapmon hyung tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Sekarang semua mata tertuju padaku. Bahkan V yang tak perna peduli dengan apa yang terjadi pada dunia kini ikut menatapku.

Suga hyung, Jhope hyung, Rapmon hyung memandangiku dgn khawait sedangkan jimin langsung berlari mengambil kotak obat yang ada di dapur.

"Jangan beri tau Jin hyung" pintaku.

"Apa yang tdk boleh aku tau" suata itu membuat nyaliku menciut.

Sial bagiku, satu-satunya orang yg tdk ingin aku temui sekarang malah berada tepat di hadapanku sekarang.

"Aku baik-baik saja hyung"

"Apa yg kau maksud dengan baik-baik saja seperti ini" Jin hyung menekan memar di pelipis mataku. Aku meringis.

"Dan apa kau bisa jelaskan tentang ini" Jin hyng menarik paksa retsleting jaketku hingga terlihat jelas bercak darah di kaos putih yang aku kenakan.

"Bagaimana mungkin hyung bisa tau" batinku.

Aku menunduk dan memejamkan mata.

-------

Jiahahahahaaa.
Maaf kalo banyak pengulangan kataa..
Atau malah membosankan -__-
Akhirnya selesaii.
FF pertama ini >.<
Ceritanya msih berlanjutt tapi kalo ada yg mau aku lanjutin sih.
Hhihi.
Iyaa ini terinspirasi dari MV I NEED YOU - BTS.
Visualnya doang teorinya jangan ditanyaa..hehe ('-')v
Kalo ada kritik dan saran..
Commen juseyoo :*:*

ENTRUST [ FF BTS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang