Six : Pelukan Rasa Sakit

141 8 3
                                    

i will be honored if you guys give me some vote and comment for my work down bellow and don't forget to add my story into your reading list. thank you! Sorry for Typo!  

***

Lyna POV

Aku membuka pintu utama rumahku yang berwarna putih. Aku masih memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh Leo sekarang. Apakah ia sudah lebih baik atau tambah memburuk?

"Sayang, kamu sudah melihat Leo?" Ucapan itu yang terdengar pertama kali saat aku membuka pintu. Mama langsung menerorku dengan pertanyaannya.

"Iya, Mama. Ini juga baru pulang dari sana. Dia baik-baik aja, cuma sedikit demam tadi." Aku melangkah menuju dapur untuk mengambil air minum yang ternyata diikuti oleh Mama yang terus saja bertanya.

"Demam? Kamu udah kasih dia obat? Kenapa kamu pulang? Kenapa ngga lebih lama disana aja? Kasian kan dia sendirian disana, Tante Mura baru akan pulang besok." Aku mendengus tidak suka, seharusnya Mama melindungi aku karna aku anak perempuan, ini? haduh Mama aku bingung sama jalan pikiran Mama.

"Aduh Mama, Kak Leo itu sudah besar. Untuk apa ditunggin lagi? Kan ada Bi Sumi yang bisa bantuin dia kalau ada ap-" Terdengar alunan musik dari ponsel pintarku, membuat ucapanku terpotong. Aku bergegas kearah sofa ruang tamu dan mengeluarkan ponselku dari dalam tas. Nomor tak dikenal.

"Hallo?"

"e-eh Non Lyna, bukan?" tanya suara dari seberang. Bi Sumi?

"Iya ini Lyna."

"em.. Non, ini Bibi" ucapnya sedikit gugup. aku mengerutkan keningku bingung, ada apa Bi Sumi sampai meneleponku? Apa ini tentang Leo?

"iya Bi. Ada apa telepon Lyna?"

"Non bisa kesini? Tadi Den Leo hampir saja jatuh dari tangga waktu mau ngambil minum di dapur. Bibi udah bilang kalau butuh apa-apa bilang Bibi tapi Den Leo malah marah sama Bibi. Non bisa bantu Bibi untuk jagain Den Leo? Setidaknya sampai nanti malam?" Tanya Bibi.

aku menggigit ibu jariku bingung. Sejujurnya aku mau saja untuk menjaga Leo, itu merupakan kesempatan bagus untuk bisa berdekatan dengan orang yang kucintai. Tapi, aku takut ia tak suka keberadaanku dirumahnya. terlebih lagi ia sangat membenciku. Tapi aku juga khawatir mendengar bahwa ia hampir terjatuh dari tangga. Argh!

"Baiklah Bi, aku akan kesana setelah bersih-bersih. Bibi tolong jaga Kak Leo sebentar ya!" Ucapku pada akhirnya setelah menimang-nimang keputusan yang tepat. Masa bodoh jika ia marah karna aku berada dirumahnya! Aku khawatir. Dan kekhawatiranku tidak dapat dikendalikan.'Batinku

"Makasih ya Non!" Tut... tut... tut... sambungan terputus.

Aku menghela nafas. Memikirkan apa yang akan terjadi nanti, apakah ia akan mengusirku dari rumahnya? atau ia akan bersikap baik seperti tadi? lebih baik aku membersihkan diri sekarang.

***

Pukul 19.00 WIB

itu menandakan bahwa aku sudah berada di rumah ini selama hampir setengah hari. Namun, selama itu aku tidak melihat Leo. Ia berada dikamarnya seharian ini. Entahlah, aku belum memeriksanya, aku takut akan mengganggunya, dan hal kemungkinan yang lebih buruk lagi aku bisa saja diusir dari rumah ini.

Aku masih memandangnya. Disini, disamping tempat tidurnya. begitu tenang, sunyi, tidak ada suara. hanya jam dinding yang terus berdetik. dia terlihat gelisah dalam tidurnya. sebentar-sebentar ia akan mengerutkan dahinya, lalu menghadapkan wajahnya ke kiri dan kekanan secara bergantian.

"Kak... apa kau baik-baik saja?" aku menepuk pipinya yang hangat dan terus memanggil namanya berulang kali. Tak lama kemudian aku melihat matanya sedikit demi sedikit terbuka. ia mengerjab beberpa kali.

Hell with You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang