Chapter 12

3.7K 465 13
                                    

#flashback

Di tempat kejadian. (16 Tahun lalu)

Jaksa Kim (ayah Kim Namjoon) berhasil menemukan tempat persembunyian komplotan itu, dia sendirian ya sendiri dia tak mengatakan pada rekannya (Ayah Seokjin) tentang hal ini.

Dia melakukannya sendirian menyusup di antara komplotan itu berpura-pura sebagai anggota dan diam-diam merekam kegiatan disana.

Tapi sayangnya dia tak mendapat banyak bukti penjagaan disana teralalu ketat.

Hanya saat itulah Jaksa kim dapat merekam itupun dia ketahuan salah satu anggota asli disana. Jaksa kim berlari cepat kearah pintu keluar rahasia yang sudah di  siapkannya untuk kabur.

"Ck.... Siapa dia cepat cek CCTV" Kesal pimpinan itu.

***

"SIal!!! Kenapa kalian bisa lengah" Orang yang menjadi penjaga CCTV itu habis dupukuli karena perintah pemimpin itu " Jaksa Kim itu benar-benar mencari mati!" Dengusnya kesal.

Lalu komplotan itu berusaha merebut dan melenyapkan bukti dari si empunya bukti tersebut, hingga terjadilah kecelakaan yang disengaja tersebut.

#Flashback End.

Selesai menonton video itu Namjoon dan Jin saling bertatapan benar saja mereka tak mengerti dengan apa yang terjadi di Video itu.

"ah, coba kau baca surat itu" Tunjuk Jin pada surat yang di atas meja itu.

Namjoon dengan cepat mengambil dan membuka lipatan kecil kertas itu.

Kim Namjoon.

Apa kabarmu na? Maaf paman tidak bisa mengunjungi mu setelah kejadian itu. Paman adalah sabat sekaligus rekan kerja ayahmu.

Kali ini kami menghadapi kasus yang sangat sulit lawan kami adalah orang yang sangat kuat, ku rasa kau sudah cukup besar untuk mengerti hal ini.

Video itu di rekam oleh ayahmu yang dengan berani meyusup ke markas komplotan itu tanpa memberitahu paman. Dia melakukanya sendiri.

Paman benar-benar menyesal tak bisa membantunya. Dia berhasil mendapatkan bukti itu. Aku tau ini menyakitkan tapi kau juga harus berpikir kecelakaan yang menimpa mu dan kedua orang tuamu 11 tahun lalu itu (surat ini di buat 5 tahun lalu ya).

Itu mungkin saja sebuah pembunuhan yang direncanakan oleh orang-orang itu. Aku percayakan bukti ini padamu karena mungkin nyawaku juga sudah tidak aman lagi.

Aku membuka kembali kasus itu. Dan juga kumohon kau menjaga putri ku satu-satunya Kim Seokjin, gadis manis yang mengantarkan bukti itu padamu. Apa sekarang dia bersama mu ? apa dia baik-baik saja ? paman percayakan dia padamu.

Jaksa Kim.

"Apa....apa yang ditulis ayahku ?" Jin merebut kertas itu dari Namjoon dan membacanya.

Namjoon menitikan airmatanya sekarang dia menutup kedua wajahnya yang memerah bukan malu tapi sakit di hatinya.

Jin mengelus pundang Namjoon setelah selesai membaca surat itu "Siapa sebenarnya kau hingga ayahku mempercayaimu"gumam Jin dengan nada tak suka namun tetap mengelus pundak Namjoon.

"Cihh, mempercayakan ku pada orang mesum sepertimu" lanjutnya mengejek.

Namjoon mengangkat badanya yang semula tertunduk menatap Jin yang duduk disebelahnya.

Cupppppp

Namjoon melesat kebibir pink itu

"apa kau benar-benar melupakan ku hah?" Tanyanya. Jin mematung dibuatnya otak nya sedang tidak bekerja sekarang.

Cupppppp

Untuk kedua kalinya

"bagaimana sekarang, kau juga melupakan ciuman itu hah?!" Jin hanya mengerjipkan cepat irisnya.

"Apa yang kau laku........

Nmajoon menyubat bibir sintal itu dengan bibir tebalnya kali ini cukup lama Namjoon menutup matanya dia sangat merindukan sosok didepannya itu.

Buk...bukk....buk...

Jin memukul keras pundak Namjoon metanya membulat bukan karena kehabisan nafas dia melihat sosok ayahnya berdiri di ambang pintu ruang kerja Namjoon itu.

"sakitt.." pekik Namjoon melepaskan ciumanya ke anak gadis orang.

"Appa" Lirih jin mendekatke sosok pria itu.

"Appa.....apa itu benar Appa. Appa aku merindukanmu" Tangis Jin pecah disana. Namjoon hanya memperhatikan dari belakang sosok pria yang selalu berdiri dii seberang jalan itu adalah ayahnya Jin.

Pria yang sudah bukan manusia itu tersenyum bahagia melihat anak nya. Namjoon berdiri dan mendekat disamping Jin.

Jin berusaha menyentuh ayahnya itu namun selalu saja menembusnya.

"Aku ingin memelukmu appa, aku sangat merindukan appa" Jin menangis sesegukan airmatanya terus meluncur turun.

Sosok itu terus saja tersenyum sekarang dia melihat kearah Namjoon tersenyum mengerjipkan matanya. Namjoon membungkukan tubuhnya memberi salam.

Sosok itu pun memudar di iringi tangis Jin yang meraung tubuhnya merosot ia terduduk di lantai

"appa"

Namjoon memeluk erat tubuh gadis yang terisak sesekali memukul dada Namjoon melampiaskan perasaanya.

.

.

.

"Bagaimana apa yang dilakukanyan ?"

"Dia terlihat biasa saja boss, dia tidak kemana-mana hanya di cafenya saja seharian. Pagi-pagi ada seorang wanita yang ke cafenya" jelas seorang pria.

"Kau tidak usah melaporkan yang tidak penting padaku. Memangnya ada larangan seorang wanita ke café itu"

Orang yang bertugas mengawasi Namjoon saat di café itu adalah anggota baru.

Dia tidak tau kalau gadis yang pagi-pagi datang ke café itu adala Jin salah satu anak jaksa yang mempersulit pekerjaan Boss nya.

Yaaa boss ceritanya....

Bersambung^^

Bersambung^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
An Innoncent Ghost (NamJin/GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang