Bunga (Akashi x Kuroko)

1.8K 158 3
                                    

Tetsuya menatap kearah Kise dengan tatapan bingung.

"Kise-kun. Kenapa kita ke sini? Bukankah seharusnya kita ada di toko?" tanya Tetsuya heran.

"Aku juga tidak tau-ssu. Aku hanya mendapat pesan dari yang lainnya untuk bertemu di sini-ssu," jelas Kise.

Tetsuya mengangguk mengerti, lalu kembali menatap ke arah jam tangannya.

"Aku harus pergi kerja part timeku. Kise-kun," ujar Tetsuya lalu memakai topinya dan kembali merapatkan jaketnya bersiap.

"Tunggu-ssu! Nanti Akashicchi marah padaku-ssu" balas Kise dengan tatapan memelas.

Bagaimanapun juga, Kise masih ingin melihatnya dunia dibandingkan harus berhadapan dengan gunting kesayangan Akashi.

"Akashi-kun?" tanya Tetsuya dengan memiringkan kepalanya.

"Benar-ssu!" jawab Kise sambil menganggukkan kepalanya semangat.

Tetsuya menghela napasnya pelan lalu mengirim pesan ke teman kerjanya untuk meminta izin mereka berdua.

"Ayo ikut aku-ssu!" ajak Kise sambil menarik tangan Tetsuya ke sebuah tempat.

Tetsuya hanya dapat membiarkan tangan itu menarik tangannya.

~Tiba disebuah tempat~

"Kenapa kita harus memilih di sini?"

"Tanyakan itu pada Tuan muda Akashi,"

"Apa Kuro-chin. Akan menyukainya?"

'Ckrek... Ckrek'

Seketika semua orang ditempat itu hanya dapat terdiam saat mendengar suara gunting kesayangan Akashi.

Dan saat itu juga mereka berharap jika Tetsuya dan Kise datang lebih cepat untuk menyelamatkan mereka dari iblis maniak gunting itu.

'Klek'

Pintu terbuka dengan lebarnya.

"SELAMAT DATANG KEMBALI! KURO-" Suara gunting kembali terdengar di indra pendengaran mereka, "-AKASHI TETSUYA." 

Hening

"Maaf. Saya hanya ingin bertanya di mana letak toiletnya?" tanya seorang pria paruh baya itu.

Aura di sekitar Akashi seketika menjadi menggelap sekaligus suram di saat bersamaan.

Semua orang yang ada di tempat itu seketika menatap pria paruh baya itu dengan tatapan cemas.

'Gawat! Jika Tetasuya tidak datang maka-'

"Silahkan lurus saja. Lalu belok kanan dan ada tanda bertuliskan Toilet,"

Pria paruh baya itu mengangguk lalu mengucapkan terima kasih dan meninggalkan tempat itu.

Semuanya bernapas lega saat ada yang dapat mencegah kekejaman Akashi sang iblis maniak gunting.

"Akashi-kun. Kenapa kau membawa gunting?" tanya Tetsuya bingung.

"Ah. Tadi aku ingin memotong bunga untukmu Tetsuya," jawab Akashi tenang.

'BOHONG!' batin mereka histeris.

Tetsuya mengangguk mengerti.

"Baiklah," jawab Tetsuya pelan.

'DIA PERCAYA?' kini semua tatapan mata menatap ke arah Tetsuya dengan tatapan tidak percaya.

Akashi maju selangkah lalu memberikan sebuah bunga pada Tetsuya yang memandangnya bingung.

"Kenapa Akashi-kun, memberikanku sebuah bunga?"

"Terima saja!" perintah Akashi tajam.

"Aku tidak mau menerimanya tanpa alasan. Apakah hari ini, hari pemberian bunga nasional?" tanya Tetsuya sambil memiringkan wajahnya.

Akashi terdiam sebentar dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka jika Tetsuya kelewat polos atau tidak mengerti sama sekali?

Menghela napasnya pelan Akashi menyodorkan bunga itu secara paksa ke arah Tetsuya dan ia menerimanya dengan bingung.

"Aku pulang duluan," ujarnya malas.

Semua orang di sana menatap ke arah Akashi dengan tatapan simpati.

"Akashi-kun. Arigatou," ujar Tetsuya dengan senyuman manisnya.

Semua orang di sana menatap ke arah Tetsuya dengan tatapan berbinar. Namun langsung hilang saat merasakan aura Akshi yang menggelap sekaligus suara gunting kesayangannya.

Tetsuya tersenyum. Mungkin ia harus memikirkan dan menimbangkan perkataan dari Tuan besar Akashi.

Fin~

(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)





~RamaLina_115~

DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang