11.11 (SasuNaru)

989 79 7
                                    

Hari libur, hari yang paling ditunggu Kiba setiap harinya. Tanpa tugas, tanpa jadwal, tanpa latihan. Kiba bersuka cita menyambut hari libur.

Tentunya, koki yang dipekerjakan Iruka untuk memasak di dapur akan mendapat libur dan Naruto yang biasa akan menggantikannya.

Karna itu, meski masih dalam keadaan mengantuk. Hari ini Kiba datang ke ruang makan dan duduk manis di bangku meski masih sesekali menguap.

Baru 5 menit Kiba berada di sana,tapi kumpulan asap semakin lama memenuhi seisi ruangan membuat Kiba bingung dibuatnya.

Seingatnya Naruto tidak pernah membuat kesalahan saat memasak, mereka mengetahui jika masakan Naruto enak tanpa ada kekacauan.

Lalu ... ?

"Sasuke... -?" Kiba melongo dibuatnya, detik kemudian Kiba menggeleng cepat dan mengusap kedua matanya berniat kembali memastikan, "SASUKE??!"

Kiba berteriak akhirnya.

"CK. Diam!"

Kiba terjatuh bersamaan dengan panci bolong yang terlempar, Kuba meringis sakit saat merasakan benjolan cukup besar di kepalanya.

"Kau ini.. - kenapa sih! Aku cuman kaget kau yang didapur.. biasanya kan Naruto. Kenapa harus lempar panci segala?" Kiba menatap Sasuke tidak terima.

Sasuke yang menghela napas kesal lalu melepas celemek yang dipakainya terlihat hitam hampir sepenuhnya.

"Kau meledakkan dapur?!"

"Kau ingin aku ledakkan?!"

Kiba membalas tatapan Sasuke kesal, tidak ada lagi kata damai dalam kamusnya terlebih setelah Sasuke melempar dirinya dengan panci bolong.

"Apa yang kalian lakukan-" Iruka menatap ke arah dapur dengan tatapan prihatin.. "apa-apaan.." Iruka menatap miris kearah dapur.

"Iruka-san!! Lihat! Sasuke meledakkan dapur!" Kiba menunjuk kearah tersangka dengan tatapan penuh kemenangan.

"Apa?! Aku berbaik hati ingin membuat sarapan!" Sasuke

"Sarapan?! Ini siang! Waktunya makan siang!" Kiba

"Itu salahmu! Kenapa kau bangun siang?!" Sasuke

"Apa? Memangnya kenapa kalau bangun siang dihari libur?!" Kiba.

Gaara tidak kuat, akhirnya dirinya membuka pintu dan berjalan kearah dapur, suara berisik yang menganggu konsentrasi dirinya dalam belajar.

Baru saja dia akan memarahi kedua orang yang tengah bertengkar, dirinya menatap kearah Iruka yang sedang meratapi dapur yang kacau.

"Apa-apaan.. ini?" Gaara berjalan ke arah dapur lalu menatap panci dan penggorengan berserakan di lantai, benar-benar seperti habis terjadi perang, "semua berantakan.."

"Aku berniat memasak makan siang kita" Sasuke menghela napas setelahnya.

Gaara mematung seketika, kembali teringat dengan Sasuke yang mencoba belajar dengan Naruto tapi tidak tau cara menggunakan kompor.

"Ka- kau .. memasak?"

Sasuke mengangguk pasti.

Gaara mematung kembali, benar-benar hal buruk telah terjadi.

"Ah benar juga! Dimana Naruto?" Benar, biasanya Surai kuning itu yang akan masak.

"Benar juga!! Dimana Naruto?" Kiba melihat kesekeliling tapi tidak menemukannya, "aku akan coba mencarinya di kamar!!"

Kiba menaiki tangga dengan berlari, menuju kamar Naruto yang masih tertutup tapi jarang terkunci.

Mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, akhirnya membuka pintu dan mendapatkan Naruto yang tengah memakan ramen instan.

"Naruto-"

Sasuke menatap Kiba yang tidak bergeming lalu menggeser tubuh Kiba ke samping, "oi dobe. Kau tahan tidak makan seharia-... Hoo.."

Naruto menatap kearah teman anggotanya dengan tatapan terkejut, sebelumnya ia sudah diperingati untuk mengurangi makan ramen dan sejenisnya untuk menjaga kesehatan.

Naruto diberi aturan hanya boleh memakannya 1 Minggu 1 kali, dan Naruto sudah memakannya kemarin bersama Kiba.

"A-aku.. bisa jelaska..-"

Sasuke sudah lebih dulu menyeret Naruto keluar dengan mencengkram leher baju pemuda itu, "ternyata kau tidak bisa diberitahu sekali.. hmm. Dobe,"

"Sa-sasuke-nii!! Gomen!! Lepaskan aku!! Kali ini saja!!" Naruto menatap penuh harap. Sedangkan Sasuke masih menatapnya datar.

"Bu-bukan berarti aku berniat membeli! Maksudku aku memang beli! Tapi itu karna sedang promo di aplikasi! Jadi aku membelinya!"

Naruto semakin bergetar ketakutan saat melihat kedua manik hitam Sasuke yang menatap semakin tajam.

"Hoo!!! Kau bergadang untuk membeli ini?!" Kiba menunjuk ke arah Naruto yakin. Hal itu sontak membuat Naruto merinding dan bergetar hebat.

"Bu-bu.. Bu..-"

"Hoo.." Sasuke semakin menajamkan kedua maniknya lalu menatap kearah Gaara, "lakukan!"

"Ga-Gaara-nii??" Naruto menatap terkejut saat Gaara membawa sekerdus ramen instan yang tersimpan di bawah meja belajar Naruto.

Gaara tersenyum manis kearah Naruto, "aku akan menyitanya" lalu meninggalkan Naruto yang berteriak meminta maaf tapi kembali di abaikan.

🌻🌻🌻

Sorenya.. Naruto memilih berdiam di kamar, masih dalam mode merajuk enggan bergabung dengan yang lain.

Setelah kejadian penyitaan makanan favoritnya, Naruto akhirnya memasakkan mereka sebuah makanan, tidak ikut bergabung Naruto kembali ke kamar.

Gaara sempat cemas melihat keadaan Naruto- itu awalnya .. tapi tidak saat ini ..

'Brak'

"BERHENTI MEMUKUL PINTUNYA! ITU AK-.. aka-.. akan.. rusak.." berakhir dengan suara yang lirih hampir tercekat lalu menghilang.

"SIAL! Cepat Kiba!!" Sekali lagi Sasuke menendang pintu kamar mandi kuat.

"Aku akan ke toilet umum.." Gaara perlu lebih dulu, tidak kuat lagi menahannya.

Sasuke mengangguk, memilih menunggu meski perutnya kembali mules dan terasa sakit.

"CK! Sial! Dobe.. kau benar-benar.."

Pintu terbuka.. Kiba keluar dan Sasuke masuk dengan cepat, lalu mengunci pintu.

Namun menit kemudian Kiba kembali memukul pintu saat merasakan mules di perutnya.

🌻🌻🌻

Di sisi lain, Naruto membaca buku dengan senyum tipis menghias wajahnya..

"Rasakan! Asal tau aja! Aku berebutan untuk membelinya tengah malam! Tapi mereka menyitanya!"

Mereka bertiga terkena pembalasan dendam dari Naruto .. mungkin dengan memberikan seplastik cabai rawit dalam masakannya?

Hal ini membuat Naruto puas, dan impas sebagai ganti penyitaan ramen instan miliknya.

....

Jadi.. apa kalian juga seperti Naruto? Bergadang dan menunggu 11.11 untuk membeli produk menarik di aplikasi?

.....

(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)

RamaLina

DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang