23 - Masih Cinta?

1.1K 66 0
                                    

Beberapa kali Cara mencari tiket pesawatnya di dalam tas dan juga saku celananya tetapi hasilnya nol. Tiket itu hilang. Dan saat dia ingin membeli tiket pesawat lagi semua loket bilang tiket ke Singapura sudah habis.

"Sejak kapan bandara ini bisa kehabisan tiket begini?" gerutunya dari tadi berjalan keluar bandara. Berlari kecil takut Raka tiba-tiba muncul di hadapannya.

Setelah sampai rumah, Cara membiarkan tubuhnya jatuh ke ranjang. Dia terlalu lelah berjalan keliling bandara yang begitu luas. Rasanya perutnya juga lelah, akhirnya dia memutuskan untuk delivery pizza. Berbaring di ranjang membuatnya nyaman memejamkan mata sehingga tertidur pulas.

Ting Tong Ting Tong

Bunyi bel berkali-kali membuat Cara terganggu dengan surga ranjangnya. Padahal dia sedang bermimpi di peluk oleh Lee Jong Suk.

"PIZZA," ucapnya yang langsung lari gedebak-gedebuk membuka pintu.

"Sorry-" ucapnya itu terpotong setelah sadar yang di depannya itu bukan pengantar pizza, tetapi orang yang dia hindari 5 tahun ini. Dia tersenyum manis sambil memegang pizza. Segera Cara menutup pintu, tapi sayang dia menahannya.

"Car, dengerin aku dulu. Aku minta maaf sama kamu kalau aku ada salah. Tapi aku mohon sama kamu untuk ngga ngehindar dari aku. Aku butuh penjelasan dari kamu," ucapnya dengan halus.

Cara sudah tidak kuat melihat wajah dia, terlalu sakit melihatnya memohon.

"Pergi, Rak," ucapnya dingin lalu menutup pintu.

"Car, aku tunggu kamu di sini sampai kamu bukain pintu buat aku. Persetan dengan udara dingin di luar," teriaknya lalu duduk di tangga depan pintu.

Sementara Cara masih memperhatikannya. Hari ini sangat dingin, tetapi kenapa Raka tidak memakai baju yang tebal. Dia malah memakai kemeja dan jas, apa dia lupa ini bukan di Indonesia? Cara takut Raka sakit nantinya. Saat dia ingin membuka pintu dia ingat sesuatu.

"Gue janji akan ngehindar dari Raka. Gue janji itu. Gue akan pergi sejauh mungkin sampai dia ngga nemui gue. Gue janji."

Cara berlari ke dalam kamar. Menangis sesenggukan, dia bimbang apa yang dilakukan ini benar atau tidak?

Drrtt drrrttt

Erlangga is calling...

Kali ini Cara tidak mengangkat teleponnya, dia langsung mematikan ponselnya. Dia kembali membuka box itu. Melihat-lihat foto di dalamnya.

"Raka..." lirihnya sambil menangis dan berakhirnya dengan dirinya yang tertidur pulas.

Ting Tong Ting Tong!

Suara bel itu membangunkannya untuk kedua kalinya. Semoga itu bukan Raka. Tetapi setelah dia membuka pintu dia menemukan Raka yang ada di rangkulan seseorang.

"What is this guy your friend?" ucap pria paruh baya itu lalu Cara mengangguk.

"I see it as cold and then i hit play a bell your house," ucapnya yang membenarkan mantel yang ia kenakan di tubuh Raka.

"Thank you, Sir. Sorry to trouble you," ucap Raka yang memberikan mantel pria paruh baya itu, dia mengangguk lalu meninggalkan mereka berdua.

Cara & RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang