#Youngjae pov
Ini semua karna Jaebum. Jangan tanya kenapa aku menyalahkan Jaebum. Ia yang membuatku tidur larut malam sampai aku terlambat ke sekolah. Sialnya orang yang bernama Jaebum itu ada disampingku sekarang. Kupikir memang takdir baik sedang tidak memihakku. Rasanya terlambat berdua dengan Jaebum itu seperti kau belum menyelesaikan masalahmu tapi masalah baru sudah datang lagi. Aku menghela panjang nafasku.
"Memang sudah faktanya, aku terlambat itu karna kau!" Anehnya Jaebum malah tersenyum kearahku.
"Tapi kulihat, semalam kau juga menikmati suaraku ketika aku sedang bernyanyi." Tangan Jaebum menelusup kedalam rambutku. Aku tidak menjawab ucapan Jaebum karna memang aku sama sekali tidak pintar membohongi diri sendiri. Ku akui, aku sangat terpesona oleh suaranya.
"Yak kalian berdua! Aku sudah memutuskan hukuman apa yang pantas diberikan kepada kalian." Itu suara guru Jeon selaku kesiswaan disekolahku. "Jadi hukumannya adalah, aku akan menyuruh kalian untuk memindahkan semua kursi dan meja yang sudah tidak terpakai kedalam gudang. Kursi dan meja itu semua ada diatap gedung sekolah ini. Kumohon untuk menjalankan tugas ini dengan serius dan tidak main-main." Guru Jeon bangkit dan berlalu meninggalkan aku dan Jaebum.
Aku menganga tak percaya, tapi kenapa wajah Jaebum santai sekali. Seperti tidak keberatan sama sekali dengan hukuman ini.
"Aish!" Aku mengacak rambutku dengan frustasi dan membenturkan jidatku ke meja guru Jeon.
"Kau tidak sendiri Sayang." Tangan Jaebum mengusap punggungku.
.
.
.
"Oh shit! Ini lebih banyak dari yang aku bayangkan." Aku memekik hebat begitu aku dan Jaebum sudah sampai diatas gedung sekolah. Lagi-lagi Jaebum hanya tersenyum kearahku dan langsung melangkahkan kakinya menuju kursi dan meja-meja itu.
"Ayolah Youngjae. Kita tidak punya banyak waktu." Jaebum menoleh kearahku.
Aku segera menghampirinya dengan malas-malasan tapi Jaebum malah menarik tanganku dan menahan tengkuk ku.Cup
Jaebum mengecup bibirku. Tidak lama, hanya berkisar 3 detik tapi sudah berhasil membuat tubuhku kaku. Jaebum menjauhkan tubuhnya dariku dan mulai mengangkat kursi-kursi yang ada disana.
#Youngjae pov end
.
.
.
Jinyong melangkahkan kakinya dengan perasaan tidak tenang. Tentu saja, melihat Youngjae yang tidak kunjung hadir dalam pelajaran dikelasnya cukup membuatnya begitu resah. Jinyoung hanya panik, sebenarnya dimana keberadaan Youngjae sekarang. Kalaupun Youngjae sakit atau sedang ada keperluan mendadak, ia pasti akan membertitahukan terlebih dahulu kepada Jinyoung seperti biasanya.
"Aish! Anak ini benar-benar membuatku kacau. Apa Youngjae terlambat ya? Ah, tidak mungkin. Semalas-malasnya anak itu ia tidak pernah terlambat datang kesekolah." Jinyoung beragumen pada udara.
Dikeluarkan kembali ponsel yang ada didalam kantung blazernya. Berharap ada pesan dari Youngjae yang tertera disana.
Tapi sepertinya sesuatu yang diharapkan Jinyoung tidak benar-benar terjadi. Bahkan ponsel Youngjae masih tidak bisa dihubungi.Bruk!
"Akh!" Terlalu sibuk dengan ponselnya, Jinyoung sampai tidak sadar bahwa tubuhnya menabrak tubuh orang lain yang sekarang tengah meringis sambil memegangi bokongnya.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Jinyoung mengulurkan tangannya dan membantu pria itu untuk bangun. "Kau tidak apa-apa kan? Sungguh, aku benar-benar tidak sengaja." Jinyoung bow 90 derajat dihadapan pria itu.
"Beruntunglah karna aku orang yang mudah memaafkan." Pria itu berucap asal.
Jinyoung sedikit terkekeh, perasaannya lega karna orang itu tidak menjadikan kejadian ini sebagai masalah besar.
"Kau sedang terburu-buru huh?"
"Ah. I-iya..."
"Ke toilet kah?"
"Tidak. Aku sedang mencari sahabatku, ah entahlah... aku punya firasat buruk tentangnya."
"Begitukah? Siapa orang yang kau maksud? Beruntung sekali ia punya sahabat yang terlalu mencemaskannya."
"Namanya Choi Youngjae. Ah, kau mungkin tidak mengenalnya." Jinyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Pria itu membuka lebar mulutnya dan tak lama membungkam lagi kemudian berbicara.
"Apa kau mengenal Im Jaebum? By the way, aku Jackson Wang. Teman satu genk dari Jaebum."
"Ah? Benarkah? Maaf, tapi aku tidak terlalu memperhatikan teman-teman dekat Jaebum."
"Tidak apa-apa. Aku juga kenal Youngjae. Jaebum yang memberitahu soal anak itu."
"Ah begitu ya? Apa Youngjae famous dikalangan kalian?" Jinyoung tersenyum kikuk dihadapan Jackson.
"Ahahaha begitulah. Aku juga tahu dimana Youngjae." Jackson menyungging senyum jail yang sulit dimengerti.
"Apa kau sedang tidak bercanda? Bisakah kau memberitahuku Jackson-ssi?"
"Akan kuberitahu tapi kau harus janji tidak boleh mengganggunya."
"Maksudmu?" Ekspresi Jinyoung benar-benar seperti orang yang penasaran setengah mati.
"Youngjae dan Jaebum itu sama-sama terlambat pagi ini. Entahlah, kurasa memang benar kalau jodoh tidak akan kemana. Mereka diberi tugas untuk memindahkan semua kursi dan meja yang tidak terpakai kedalam gudang. Dan kau tahu Jinyoung-ssi? Aku tak sengaja melihat mereka berciuman didalam gudang. Benar-benar panas! Aku tidak tahu apa aku salah lihat atau itu memang benar, tapi Youngjae sudah setengah naked! Karna aku mendukung hubungan mereka, alhasil aku mengunci pintunya dari luar. Hehehe." Jackson nyengir kuda. Jinyoung? Jangan tanya. Saking terkejutnya, ia sampai memegangi dadanya yang mulai sesak. Tidak percaya Youngjae nya yang lugu, naif dan polos berubah menjadi sangat dewasa secepat itu.
"Tolong jaga rahasia ini ya? Aku mempercayaimu, manis." Jackson mengedipkan sebelah matanya kearah Jinyoung sebelum pergi meninggalkan pria itu.
"Y-youngjae? Apa kau akan baik-baik saja?" Jinyoung mengacak rambutnya frustasi.
.
.
.
#Jaebum pov

KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want a 'Y'
FanfictionPs : ini judul terinspirasi dari lagunya got7-Q :v Warning!!! Fanfiction 17+ YAOI Don't like? Just leave:) . . . Happy reading😄😄😄