BamBam mengerucutkan gemas bibirnya, melihat pesan Line yang sedaritadi ia kirimkan untuk Mark yang tidak kunjung mendapatkan balasan. Bahkan tidak ada tanda 'read' disana.
BamBam menggigit kecil bibir bawahnya, dalam hati BamBam berharap usaha Mark berhasil seratus persen seperti apa yang ia harapkan.
Saat disekolah tadi Mark merengek pada BamBam agar ia mengizinkan Mark meminta restu tentang hubungan mereka kepada orang tua Mark. Jujur saja, BamBam memang awalnya berpikir itu adalah ide yang buruk. Ia sama sekali belum siap untuk dikenalkan kepada kedua orang tua dan semua keluarga Mark. BamBam hanya tidak percaya diri, Mark itu terlalu kaya untuknya. Walaupun Ibu BamBam pemilik cafe terkenal di Thailand dan pekerjaan sang Ayah yang sangat menjamin masa depannya tetap saja BamBam berpikir itu belum cukup jika disandingkan dengan status dan pekerjaan kedua orang tua Mark. Tapi setelah pria LA itu menyakinkan BamBam bahwa tidak akan ada hal buruk terjadi, akhirnya BamBam menyetujui keinginan kekasihnya.
Setelah beberapa lama beradu dengan perasaan khawatir, BamBam kembali disadarkan oleh lantunan ringtone yang terdengar nyaring melalui speaker Handphone nya. BamBam langsung saja menggeser tombol warna hijau begitu nama 'Makeu' tertera dilayarnya.'Halo, sayang?' Mark menyapanya dari sebrang sana.
'Bagaimana hasilnya?' Tanya BamBam to the point.
Setelahnya suara kekehan dari Mark terdengar. 'Nada bicaramu jangan tegang begitu.' Mark nampaknya sudah beberapa kali mengulum senyum walaupun BamBam tidak dapat melihatnya langsung.
'Aish! Aku hanya penasaran, Mark~'
'Hah~ maafkan aku, Bam.'
'Ma-maaf? Untuk apa? Yak! Apa orangtua mu tidak merestui hubungan kami?'
'Mm.. bukan begitu, baby.'
'Langsung saja, Mark. Jangan mengulur waktu.' Rasa penasaran BamBam meluap sampai ubun-ubun.
Mark tertawa sebentar. 'Maaf karna aku berhasil menyita akhir pekanmu, Bam. Karna minggu ini akan benar-benar digunakan untuk merayakan hari jadi kita!!!' Mark bersorak histeris disebrang sana, hampir membuat jantung BamBam loncat dari tempatnya.
BamBam masih diam. Ada rasa bahagia dalam hatinya yang sulit untuk diungkapkan.
'Terimakasih, Mark~' setetes air lolos dari pelupuk mata BamBam.
'Ya... sudah kubilang kan, tidak ada hal buruk yang akan terjadi.'
'Mmm... kau benar.'
'Oh iya, aku hampir lupa. Apa kau tahu, Bam? Ayahku menyewekan villa miliknya khusus untuk acara ini. Wow... I was excited, baby'
'Mmm.. baguslah, Mark. Tapi-'
'Aku tahu apa yang kau pikirkan, sayang. Orangtua ku tidak akan kecewa denganmu. Percaya padaku, ya?'
'Aku selalu percaya padamu, Mark. Tapi, bagaimana dengan orangtua ku?'
Helaan nafas dari pria LA terdengar mulus ditelinga BamBam.
'Aku belum siap-'
'Aku akan menunggumu sampai kau siap. Lalu aku akan membantumu berbicara tentang hubungan kita.' Sejujurnya Mark selalu marah akan ketidaksiapan BamBam mengenalkannya kepada orang tua BamBam. Tapi Mark itu pengertian, bahkan ia rela menunggu sampai waktu kesiapan BamBam tiba didepan matanya.
'Aku mencintaimu, Mark. Sungguh...'
'Ya... aku tutup.' Tentu BamBam cukup peka dengan ucapan Mark yang terdengar sarkas ditelinganya. BamBam tahu Mark-nya marah, tapi sebisa mungkin ia tidak ingin memperlihatkannya langsung didepan BamBam. Tidak ingin lama-lama terhanyut dalam pikiran buruknya, BamBam langsung menarik selimut dan mengubur tubuhnya dibalik sana. Mengabaikan tugas-tugas sekolah yang seharusnya ia kumpulkan besok pagi.
.
.
.
Kesunyian melanda diantara Jaebum dan Youngjae yang kini sedang berada didalam mobil. Jaebum yang fokus menyetir dan Youngjae yang hanya diam-diam memperhatikan Jaebum disampingnya.
Aish! Seperti orang yang saling tidak mengenal saja. Batin Youngjae.
"Kenapa diam saja? Kau lapar?" Youngjae yang awalnya ingin memejamkan mata dan pergi saja kedunia mimpi, kembali tersadar oleh suara Jaebum.
"Lalu aku harus apa? Berbicara sendiri seperti orang gila disaat kau juga tidak mengajakku berbicara, begitu?" Nada bicara Youngjae tidak mengenakkan.
"Kekanakan sekali..." Jaebum terkekeh.
"Sudahlah kau fokus menyetir saja."
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
"Yang mana?"
Jaebum tersenyum. "Apa kau lapar? Kita bisa menepi sebentar untuk makan malam." Lanjutnya.
Youngjae menggeleng kecil. "Aku ingin cepat-cepat pulang dan pergi tidur. Itu saja."
"Kau yakin ingin menolak traktiranku?" Jaebum menggoda Youngjae.
"Ya, tuan~" Youngjae memutar malas kedua bola matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/106178709-288-k294319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want a 'Y'
Hayran KurguPs : ini judul terinspirasi dari lagunya got7-Q :v Warning!!! Fanfiction 17+ YAOI Don't like? Just leave:) . . . Happy reading😄😄😄