Chap 1

3.7K 277 21
                                        

"Youngjae-ah, ayo habiskan sarapanmu." Ucap wanita berkepala 4 yang berstatus sebagai Mama dari Youngjae.
"Ah.. iya ma." Youngjae tersenyum paksa didepan mamanya.
"Kau punya masalah hm?" Tanya mama Youngjae seraya mengelus lembut rambut putra satu-satunya itu. Youngjae hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.
"Begitukah? Tapi Youngjae, lihatlah wajahmu seperti sedang menanggung beban."
"Tidak ma, aku tidak apa-apa..." Youngjae mengusap punggung tangan mama kesayangannya.
"Baiklah kalau begitu cepat habiskan sarapanmu, jangan sampai terlambat lagi!"
"Iya ma." Mood Youngjae benar-benar hancur, kejadian seminggu lalu bersama Jaebum masih terekam jelas dalam pikirannya. Kejadian yang berhasil membuat Youngjae trauma untuk pergi ke club dan yang paling penting, ia benar-benar takut dengan sosok Im Jaebum.

*flashback on

Jaebum menekan salah satu tombol lift dan tak lama kemudian pintu lift terbuka. Jaebum segera menarik paksa Youngjae untuk masuk kedalam lift bersamanya.
"Jaebum, tolong biarkan aku pergi dari sini." Kedua mata Youngjae sudah berkaca-kaca. Pergelangan tangannya sakit karna Jaebum mencengkramnya terlalu kuat. Jaebum tidak menghiraukan perkataan Youngjae disampingnya.
"Jaebum, tolong dengar aku!" Dengan sisa tenaganya Youngjae mendorong tubuh Jaebum dan memegang kedua pundaknya.
Lagi-lagi Jaebum menyeringai.
"See? Kau sudah tidak tahan Jae?" Emosi Youngjae sudah memuncak dan tidak dapat dikendalikan. Youngjae berencana untuk melayangkan tinju pada wajah Jaebum, tapi Jaebum berhasil menahan tangan Youngjae dan memutar posisi dengan Youngjae yang sekarang terkunci didalam tubuh Jaebum.
"Aku serius akan laporkan ini pada Ayahmu, Bum." Ancam Youngjae.
"Iya kah? Kalau begitu aku juga akan melaporkanmu pada Ayahku. Kau tahu kan sekolah tidak mengijinkan muridnya pergi ke club?" Jaebum mengusap pipi Youngjae seduktif mungkin.
Oh my god! Youngjae, siapkan pertahananmu!
"Ja...jangan Bum, tolong-nghh..." satu desahan lolos dari mulut Youngjae. Jaebum benar-benar brengsek. Ia menjilat leher Youngjae tanpa ampun. Cium-jilat-gigit-sedot. Jaebum melukis tanda kepemilikan pada leher mulus Youngjae.
"Jaeb-ahh..." Tangannya tak tinggal diam, Jaebum meraba junior Youngjae dan meremasnya.
Semenit kemudian Jaebum berhenti dari aktivitas melecehkan Youngjae. Pintu lift terbuka, itu artinya mereka sudah sampai pada tempat yang dituju. Lagi-lagi tangan Youngjae ditarik Jaebum dengan kuat. Sungguh, Youngjae sangat ingin menangis kencang sekarang.
Youngjae lemas, kakinya seakan tidak mampu untuk menopang tubuhnya lagi.
@kamar 296
Jaebum mengunci pintu kamar yang sebelumnya sudah ia sewa dan menghempaskan tubuh Youngjae pada springbed kingsize yang sudah tersedia disana. Seakan mengundang Jaebum untuk melakukan hal lebih pada tubuh Youngjae. Jaebum langsung melompat keatas tubuh Youngjae.
"Jaebum! Apakah seperti ini kelakuan dari anak ketua yayasan disekolahku, huh!?" Youngjae sebisa mungkin menahan dada Jaebum untuk menjauhkan tubuh lelaki itu dari tubuhnya. Jaebum diam, menunggu Youngjae untuk melanjutkan ucapannya.
"Kau benar-benar tidak tahu malu!" Youngjae berteriak tepat didepan wajah Jaebum.
"Sudah selesai bicaranya?" Bukannya menjawab, Jaebum malah melepas paksa jaket kulit dan kaos yang Youngjae kenakan.
"Kau benar-benar mengerikan Bum." Youngjae masih berusaha mendorong tubuh Jaebum yang memang lebih besar dari tubuhnya. Jaebum tetap menganggap suara Youngjae seperti angin berlalu.
"Jaebum-anghh..." Youngjae memekik saat Jaebum mengecup dan menjilat puting kirinya.
"Aku senang kau memanggil namaku, Jae." Jaebum berbisik ditelinganya. Sedetik kemudian Jaebum menjilat cuping milik Youngjae. Dan sipemilik merasakan panas didaerah wajahnya.
"Youngjae, biarkan aku menguasai tubuhmu malam ini. Aku benar-benar butuh seseorang untuk melampiaskan nafsuku." Jaebum menatap lembut pada mata Youngjae.
Oh tidak! Apa ini? Jantung Youngjae seakan ingin lari dari tempatnya. Wajah Jaebum benar-benar tampan. Matanya sipit, hidungnya mancung, bibirnya tipis, rahangnya tegas, alisnya hitam dan bulu matanya panjang. Youngjae tidak bosan memuji makhluk ciptaan Tuhan didepannya.
"Kau diam. Itu artinya kau mengijinkanku kan?"
1 detik
2 detik
3 detik
"Youngjae?" Ah memalukan, Youngjae baru tersadar dari lamunan mari mengagumi wajah Jaebum.
"A..apa? Kau bilang apa Jaebum?"
Jaebum tersenyum. "Aku minta kau membiarkanku untuk menguasai tubuhmu malam ini."
Youngjae terkejut. Jaebum ingin menguasai tubuhnya malam ini? Sebenarnya ini kesempatan emas untuk Youngjae. Setidaknya ia merasakan sentuhan-sentuhan dari pangeran disekolahnya. Tapi malaikat kecil disamping kanannya berusaha untuk mencegah Youngjae. Seolah berkata 'jangan turuti kemauan si brengsek Jaebum'
Youngjae menggelengkan kepalanya dengan cepat "tidak Jaebum, aku bukan lelaki seperti itu."
"Jadi kau menolakku?" Hidung mancung Jaebum menggesek hidung milik Youngjae. Tangannya meraba-raba dada sampai bagian perut Youngjae.
Tidak, ini benar-benar tidak beres. Youngjae mengumpulkan kekuatan dalam tubuhnya. Dan dalam hitungan detik Youngjae mendorong tubuh Jaebum sekuat mungkin.
Berhasil.
"Aw!" Jaebum meringis saat pantatnya mendarat pada lantai kamar dengan tidak elitnya.
"Maafkan aku Jaebum, tapi aku benar-benar harus pergi dari sini." Youngjae turun dari kasur dan memungut pakaiannya.
"Kau lupa kalau kuncinya aku pegang hm?" Jaebum bangun dari keterpurukannya dilantai dan berjalan mendekati Youngjae.
"Bum... aku harus pulang sekarang. Tolong berikan kuncinya."
"Ambil lah!" Jaebum mengeluarkan kunci itu dari kantung celana jeans nya. Youngjae memajukan tubuhnya, berusaha merebut kunci itu dari tangan Jaebum. Tapi sepertinya Jaebum memang ingin bermain-main dengan Youngjae sekarang. Jaebum meninggikan kunci itu dengan tangannya.
"Aish!" Youngjae berjinjit, ia tidak menyerah untuk merebut kunci penyelamatnya dan...

I Just Want a 'Y'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang