chapter 16

335 30 2
                                    

Happy Reading📖







Mobil Namjoon berhenti pada depan halaman rumah yang begitu megah, mewah, dan juga asri. Namjoon mengantar Jin Rin pulang setelah puas makan siang bersama dan bisa mengobrol dengan Jin Rin.

Siang ini di Restaurant memang menyenangkan untuk Namjoon, tapi mungkin tidak untuk gadis Park yang menemaninya.

Memorinya tadi di restaurant sangat membuatnya shock seketika. Memori tentang Juno datang kembali menghujamnya. Kenangan itu seakan ingin membunuhnya saat itu juga. Janjinya yang terus terngiang seakan terlupakan karna kehadiran sosok baru yang memberinya warna. Kim Nam Joon, namja yang entah mengapa selalu sabar atas dirinya yang dingin.

Bisa dibilang Jin Rin adalah gadis yang egois. Tapi takdir yang harus mengutuknya untuk memilih antara masa lalu yang pahit atau masa depan dengan penuh warna. Takdir memang tidak bisa disalahkan. Mau bagaimana pun itu adalah sekenario Tuhan yang harus dijalani.

Kata janji terus berputar dikepalanya sampai tanpa sadar ada yang menggenggam erat tangannya. Jin Rin tersentak lantas menoleh kearah Namjoon saat menyadari tangannya hangat oleh sentuhan lembut namja itu.

Namjoon tersenyum tipis kearah Jin Rin,"Kita sudah sampai."

"Eoh... maaf aku tidak tau," ucap Jin Rin.

"Apa ada masalah," Namjoon mengelus punggung tangan Jin Rin dengan lembut.

"Tidak ada," ucapnya bohong. Jelas-jelas matanya menahan air mata yang ingin terjun bebas.

"Katakan saja jika ada masalah," ucap Namjoon setenang mungkin.

"Tidak ada. Aku hanya lelah," Jin Rin tersenyum tipis kepada sosok didepannya.

"Apa kau sakit? Aku akan mengantarmu kerumah sakit jika per-" ucapan Namjoon terhenti saat merasakan diatas tangannya yang tengah menggenggam erat tangan Jin Rin ada juga yang menggenggamnya. Jin Rin mengelus lembut punggung tangan Namjoon.

"Aku tak apa. Hanya sedikit lelah saja. Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Aku akan istirahat habis ini," ucap Jin Rin dengan senyum hangatnya.

Tangan Namjoon beralih pada puncak kepala gadisnya, lalu mengelusnya dengan sayang,"Jika ada masalah, aku siap membantumu kapanpun kau mau," ucapnya disertai lesung pipitnya.

Jin Rin melepas seatbelt-nya kemudian menunjukkan senyum hangatnya kembali sebelum ia benar-benar pergi dari mobil Namjoon.

Mobil Namjoon benar-benar telah hilang dari pandangannya. Jin Rin masih mematung dengan kepergian namja itu. Seketika lamunannya terhenti saat ia merasakan kepalanya yang berdenyut. Jin Rin meringis dengan memegang kepalanya yang benar-benar pening. Mungkin karna hari ini ia kurang tidur. Sepertinya ia harus segera pergi kekamar dan benar-benar harus istirahat.

Segera ia langkahkan kakinya menuju rumahnya dengan wajah yang benar-benar lelah merasukinya.

#

Kali ini Jimin tidak berada dikantornya. Dia sekarang juga tidak berada dinegara orang untuk perjalanan bisnis. Tapi sekarang ia sedang berada ditoko mainan. Jimin ke toko mainan bukan tanpa alasan. Apalagi ia sekarang ke toko mainan anak laki-laki.

First Love [Kim Nam Joon] || #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang