chapter 31

174 16 3
                                    

Aem kambek ges

Duh duh duh lama gx temu yops

Jadi gini gw mau crta dlu bntar. Kemaren gw dah nulis tapi gw tu mau up nya tar ae pas abis bulan agustus. Trus up nya dabel. Eh taunya tadi fix gw jadi bang toyib abis bulan agustus. Sekarang aja pulang udh jrang. Apalagi tar abis 17 an gw gx bkl pulang rmh mngkin. Jadi maklumin sja ya.

Maap bgt klo up nya lama n chapter nya agak dikit. Mau nulis panjang** gx ada wktunya. Aku perlu istirahat ges. 1 bulan full di skul.

Udh ah mager panjang**

Baca aja langsung. Jgn lupa vomment





















Happy Reading📖









Tok~Tok~Tok~

Seorang yeoja yang sudah berdiri -di depan pintu berwana coklat emas- lima belas menit yang lalu, akhirnya mengetuk pintu tersebut.

Gadis itu terus mengetuk pintu sampai akhirnya ada yang membukakan pintu tersebut. Awalnya dia tersenyum karna usahanya tak sia-sia. Tapi sekarang malah dirinya terlonjak kaget akan kehadiran anak perempuan yang tadi membuka pintu lalu lari kebelakang dirinya. Dan disana terdapat laki-laki yang mengejar anak kecil itu.

"Yak! Sung Ji cepat mandi udara nya akan semakin dingin jika kau tak mau mandi sekarang," ucap Jimin yang kini berada didepan Jin Rin dengan terus melihat bocah dibelakang gadis itu.

"Aniyo appa! Aku tidak mau mandi. Air nya dingin," sahut bocah kecil itu, hingga membuat Jimin mengusap wajah nya kasar.

Anak kecil itu terus memegangi jaket milik Jin Rin dan menutupi badannya dengan tubuh gadis itu. Jin Rin berbalik dan berjongkok. Dirinya memegang kedua pundak Sung Ji dan tersenyum manis.

"Sung Ji, ini sudah siang jika kau belum mandi nanti airnya akan lebih dingin lagi," ucapnya sangat lembut.

"Tapi aku nanti kedinginan. Ini musim salju dan pasti airnya akan membeku. Aku tidak mau nantinya tubuhku jadi ikut membeku," Jin Rin terkekeh mendengar penuturan ponakannya tersebut. Baru dua tahun tapi sudah selucu ini. (Umur korea nya 3 tahun)

Astaga. Rasanya ingin cepat-cepat memiliki anak semanis dan selucu ini, batin Jin Rin.

"Dengarkan aku! Kau suka salju, bukan?" gadis kecil itu mengangguk,"Bagaimana jika setelah kau mandi kita bermain salju, bersama?" Sung Ji nampak berfikir sejenak, kemudian dia tersenyum dan mengangguk patuh.

"Anak pintar. Eonni bangga denganmu," ucap Jin Rin dengan mengusap puncak kepala Sung Ji.

Jimin sendiri yang mendengar bahwa tadi Jin Rin mengatakan kata 'eonni' untuk panggilannya, memutar bola matanya malas.

"Tch! Eonni darimananya? Umurmu saja menginjak dua puluh satu tahun nona Park," Jin Rin beranjak dan menatap tajam Jimin.

"Sirik saja," gumamnya.

Kemudian setelah itu Jimin menyuruh Jin Rin masuk kekediamannya bersama Sung Rin.

Ya, mereka -Jimin dan Sung Rin- tinggal bersama di salah satu komplek perumahan mewah didaerah Gangnam. Rumah ini memang sudah dipersiapkan Jimin sejak ia kuliah. Dengan uang hasil jerih payahnya sendiri tentunya.

First Love [Kim Nam Joon] || #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang