Part 1

64 10 2
                                    

Nampak seorang gadis tengah berdiri diliputi rasa cemas, ia terus mondar mandir tak karuan sambil sesekali mengelap keringat dikeningnya dengan jari lentiknya. Berkali-kali ia menarik nafas dan membuangnya dengan kasar agar kegelisahannya hilang seiring dihembuskannya nafas itu, namun sayang degup jantungnya kian menggila saat segerombol anak berpakaian biru putih memasuki gerbang sekolah. Rasa gugup kian menyelimuti dirinya hingga tangan hangat merengkuh pundaknya. "Lo kenapa sih? Dari tadi gelisah gitu" tanya lembut seorang pemuda yang kini berdiri tepat disamping gadis itu. "Gu-gue... gugup yud". Tanpa diduga pemuda itu terlihat menahan tawa, entah apa yang ia pikir lucu hingga ia tak mampu menahannya lagi "Bhahahaha" tawanya meledak seketika, sontak gadis itupun memelototi dengan garang dan bertolak pinggang "Ih yudiiss.. lo nyebelin banget sihh, guekan lagi gugup lagian ini kali pertama gue mos." "Sory.. Sory dis, abis lo lucu banget sih, masa begini aja lo takut, ah cemen lo". Ledek yudis sambil mencubit gemas pipi gladis."kan gue udah bialang gue gugup bukan takut bego." bukannya berhenti tertawa yudis malah mengacak rambut gladis gemas.
Huh.. Kesel banget sih, kalo aja nih bocah tengil bukan sahabat gue, udah gue telen hidup-hidup. Dasar bego, nyebelin, gak war..

Bugh..
Belum sempat gladis mengucapkan sumpah serapahnya ia tertabrak dan jatuh tersungkur, kejadian itu sukses membuatnya malu bukan main.
Aaww.. Sakit bangett gladis mengadu dalam hati, kini mukanya sudah semarah tomat bagaimana tidak seorang gladis jatuh? dihadapan orang banyak, hello.. Mau taroh mana muka gue belum lagi sitengil ini main ketawa aja mana suaranya sumbang lagi bikin sakit telinga bukannya bantuin, sahabat macam apa dia?? Gladis terus mengumpat dalam hati tanpa sadar ada tangan yang sedari tadi terulur padanya, tanpa pikir panjang gladis menerima untuk membantunya berdiri. Kini didepannya telah berdiri seorang siswa , dia memakai setelan seragam biru putih lengkap dengan tas karung dan topi dari bola khas kostum mos, dia menatapku penuh penyesalan dan berkali kali mengucapkan maaf.

GLADIS POV


OMG.. siapa makhluk tuhan dihadapanku? Dia sungguh tampan apalagi dengan kulit yang coklat sawo matang buat dia tambah... Manis. Bola mata coklat terang hidung yang mancung tingginya lebih tunggi dariku bibir yang tipis. Harus ku akui dia memang tampan oh tuhan mimpi apa aku semalam? Untuk sesaat ku melamun mengagumi ketampanannya sampai dia bersuara dan mengembalikanku kedunia nyata.
"Maaf ka, maaf aku gk sengaja." duh sadar gladis jangan terpesona mungkin saja itu tipu daya, masa iya dia udah buat aku jatoh eh malah dengan mudahnya aku menyukai dia. Jaim dikit gak papa kan?
"enak aja maaf maaff, lo punya mata kan? Kalo jalan liat-liat dong jangan asal srudug aja." ucapku sewot.
Mengerjap ngerjap, ko dia gk takut sih bukannya nyesel malah cengengesan.
"Hehe.. kaka masih pagi loh." apaan nih bocah gue tau kali ini masih pagi.
"gak usah lo kasih tau gue juga tau kali, emang apa hubungannya? trus kenapa lo senyam senyum ngej-"
"kaka cantik" ucapnya memotong sambil memasang senyum manisnya, duh manisnya... aku hampir saja luluh padanya.
"Cieee yang dapet gebetan unyu unyu" ucapan yudis membuatku sadar dari lamunanku, ishh.. Aku hanya mencebik tak mau ku ambil pusing buat ledenin dia males. Kulangkahkan kakiku menjau dari gerbang, aku tak mau moodku jelek karna dua curut ini. Aku juga tak mau jatuh terlalu dalam pada perasaan ini.
"Kakak... mau kemana? kita belum kenalan!!" aku masih mendengar teriakannya namun ku tak menghiraukannya dan terus melangkah.

•••••

*BRAK* ku banting pintu keras keras untuk meluapkan semua emosiku, ku tak peduli ruang yang tadi ramai kini menjadi hening seketita dan semua mata tertuju padaku, aku tak peduli. Ku buka kulkas dan mengambil green tea dan langsung meneguk nya sampai habis.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang