Happy reading
AUTHOR POV
Angin malam berhembus dengan genitnya hingga menerbangkan anak rambut gladis, malam ini tak begitu banyak bintang, bulanpun muncul dengan malu malu, ia hanya menampakkan sedikit cahayanya. Gladis dan dirga kini tengah duduk di salah satu kursi taman yang menghadap langsung kearah danau. Setelah mereka makan, mereka memutuskan untuk pergi jalan jalan, sebenarnya gladis yang memaksa. Gladis menengadahkan kepalanya menatap langit tak berbintang yang tampak mendung, kepalanya ia sandarkan dibahu dirga. Lama mereka terdiam meniknati keindahan malam ini.
"Ga ?" Ucap gladis memecah keheningan tanpa merubah posisinya.
"Iya kenapa ?"
"Gak papa, mm.. kita pulang yuk udah malem"
"Yaudah yuk, eh tapi kita naik taksi aja yah soalnya aku kesini sama sam naik motornya dia"
"Iyaudah gak papa"
Merekapun berjalan meninggalkan taman itu. Tak berapa lama mereka sampai dijalan raya dan untung saja taxi segera datang.
"Dis kamu kesini sama siapa?" Ucap dirga setelah mereka duduk didalam taxi. Pertanyaan itu membuat ia sadar, ia lupa bahwa ia datang dengan yudis.
"OMG.. ia aku lupa, aku datang sama yudis. Tapi dia bilang mau pergi sebentar eh taunya gak balik balik. Lah gimana dong kalo dia nyariin?" Ucapnya panik.
"Udah jangan panik, mending kamu telfon dia trus bilang kamu pulang sama aku" gladispun menurut dan membuka ponselnya mencari nomer yudis. Tak lama telfonpun tersambung.
"Halo"
"Yud lo dimana?"
"Eeee.. sory dis tadi gue ada perlu. Lo sekarang dimana?"
"Gue udah di taxi, mau pulang. Sory gue duluan"
"Lo pulang sama sapa?"
"sama dirga tadi gue gak sengaja ketemu diresto"
"oh yaudah hati hati yah, oh ya ntar gue kerumah lo"
"Ngap-"
Tuutt... telfon diputus secara sepihak.
"Lah ni bocah, gue belum selesai ngomong main matiin aja"
"Yaudah lah mungkin dia sibuk" gladis tak menjawab, ia hanya mencebikkan mulutnya kesal dan menatap keluar jendela.
💞💞💞💞
"Giamana mereka udah baikan?" Tanya aurel tak sabar.
"Ia kayaknya sih" jawab yudis.
"Lah kok kayaknya?" Ucap bulan yang tak puas dengan jawaban yudis.
"Iya nih gak jelas banget" tiara ikut menimpali.
"Lo baru nyadar yudis kan emang gak jelas, liat aja mukanya abstrak gitu" sindir sam yang mendapat jitakan gratis dari yudis dikepalanya.
"Sembarangan lo, biar aja abatrak yang menting gue punya pacar gak kaya lo ganteng tapi jomblo udah joblo ngenes lagi udah ngenes boke lagi" ucapan yudis disambut gelak tawa dari teman temannya. Sam hanya mengerucutkan bibirnya kesal.
"Eh dis cepetan bereskan masalahnya? Gue mau pulang nih dingin tau disini" shopie yang sedari tadi diam kini ikut bicara, ia mulai gerah dengan tingkah teman temannya. Asal kalian tau kini mereka sedang duduk melingkar diatas rumput disebuah taman yang tak jauh tempatnya dari resto tersebut.
"Iya mereka udah baikan, sekarang mereka udah pulang" ucap yudis yang disambut senyum bahagia dari teman temannya.
"Yaudahkan masalah kelar sekarang mending kita pulang" usul sam yang diangguki semuanya.
Sampai dijalan raya mereka berpisah karna memang rumah mereka yang tak searah. Yudis mengantarkan aurel pulang dan bergegas kerumah gladis.
💞💞💞💞
Taxi berhenti tepat didepan rumah mewah nan megah. Gladis keluar dari taksi dan melambaikan tangannya pada dirga.
"Makasih ga" dirga hanya membalasnya dengan senyum tipis dan taxi pun kembali melaju. Gladis segera masuk dan baru saja ketika ia ingin membuka pintu, yudis datang dengan motornya.
"Bagus lo yah ninggalin gue, kema aja lo hah?"
"Maaf deh maaf tadi gue ada urusan, pas gue balik lo udah gak ada"
"Iyalah gue pulang lo lama si, ngapain aja lo?" Yudis hanya cengengesan gak jelas. Gladis kembali melangkahkan kakinya memasuki rumah.
"Mom.. dad.." tak ada sabutan. Saat ia melihat kearah ruang tv ia menemukan orang tuanya yang sedang tertidur. Tak mau mengganggu mereka ia pun melanjutkan pergi kekamarnya diikuti yudis. Saat sampai dikamar yudis tetap mengikutinya, merasa jengah akhirnya ia membalikkan badannya dan menatap yudis garang.
"Lo ngapain ngikutin gue?"
"Mau bobo lah"
"Lah lo kan punya rumah ngapain lo pulang kerumah gue sono ah pergi"
"Yah gue kan pengen nginep sini masa gue diusir" ucapnya merajuk, tingkahnya sudah seperti anak kecil.
"Iya udah tapi sana ah lo gak boleh tidur disini sana kekamar bang stefan"
"Gak mau ah gue maunya disini" tanpa mendengar jawaban, yudis langsung masuk dan merebahkana tubuhnya dikasur tanpa memedulikan gladis. Gladis yang tak ingin berdebat karna lelah akhirnya hanya pasrah dan ikut tidur disamping yudis.
"Yud ?"
"Apa?" Jawab yudis dengan mata tertutup bersiap tidur.
"Gak papa, kirain lo udah tidur"
"Emang" ucapnya masih dengan mata tertutup. Gladis mengernyit bingung dan membalikkan badannya. Ia mendapati yudis yang sudah menutup matanya.
"Yud" panggil gladis namun tak memdapat sahutan dari yudis, nampaknya ia sudah tertidur.
Gladis menatap wajah yudis, melihat setiap inci dari wajahnya yang tenang. Tak ada kekurangan sama sekali. Wajahnya tampan dengan mata yang tak terlalu sipit menurutnya, hidungnya terpahat sempurna, mancung. Wah kemana saja selama ini dia tak bisa melihat ketampanan yudis, pikir gladis. Apalagi ketika ia tersenyum, senyum sehangat mentari yang membuat semua kaum hawa luluh. Pantas saja ia digilai kaum hawa disekolahnya.
"Udah puas mandangin muka gue?" Pertanyaan yudis sukses membuat gladis malu bukan main, pasalnya ia ketahuan sedang memandangi yudis.
"A-apa sih lo, GR banget sapa juga yang mandangin lo huh"
"Jangan lama lama mandanginnya ntar bisa jatuh, jatuh cinta"
"Au ah" ucap gladis sambil mbalikkan badannya menyembunyikan pipinya yang mungkin sudah semerah tomat sekarang. Yudis terkikik geli melihat tingkah gladis.
Tbc
Tankyouh readers
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceInikah takdir? Bagai mendung memeluk mentari Bagaikan badai menerpa bumi Namun semua akan berlalu Bagai bintang menerangi malam yang semu. #PLAGIAT MENJAUH! ❤rank : #197 in ceritaku #513 in awal #169 in ceritaku #401 in awal #674 in destiny