Part 14

16 3 2
                                    

DIRGA POV

Hhhh.. beberapa kali kuhembuskan nafasku dengan berat. Rasaanya akhir" ini aku lelah sekali, banyak masalah yang kuhadapi. Dan soal gladis.. ah mungkin aku yang terlalu egois dan keras kepala, mereka dekat itu kan karna mereka teman sejak kecil. Toh hatinya sudah jadi milikku lalu kenapa aku harus cemburu, trus sekarang apa yang harus ku perbuata? Apa aku minta maaf saja yah? Tapi.. ah gengsi ku terlalu tinggi.

"Arrggghhh" tanpa sadar ku berteriak hingga membuat sam kaget dan memperlambat laju motornya. Ya sekarang kita mau ke resto, sebernya sih dia yang maksa.

"Lo kenapa sih ga? Triak-triak kaya orang gila"

"Ah tau lah pusing pala gue"

"Lo sakit? Kenapa gak bilang sih? Kan gue bisa anter lo kedokter" nih curut gak peka apa bego sih.

"Gue gak sakit bego" jawabku gemas.

"Lah kan tadi lo bilang pala lo pusing, gimana sih"

"Au ah. Udeh perhatiin jalan aja gue gak mau mati konyol gara-gara kecerobohan lo" gemes juga lama-lama nih anak. Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara kita, setelah nya sam memarkirkan motornya didepan sebuah resto, mungkin ini restonya.

AUTHOR POV

Setelah sam memarkirkan motornya ia turun dan diikuti dirga. Dirga masih asik melihat lihat suasana dan bentuk bangunan resto itu sementara sam mengeluarka ponselnya dan berpura pura ingin menelfon seseorang.

"Ga lo kedalem duluan aja yah gue mau nelfon nyokap dulu nih, gue belum bilang kalo mau pergi sma lo" bohongnya.

Dirga mendecakkan lidahnya dan menatapa sam malas.
"Buruan" hanya itu yang ia ucapkan dan berlalu begitu saja meninggalkan samuel. Tanpa ia sadari sam menyunggingkan smirknya.

💝💝💝💝

Sampai di dalam restoran itu dirga mengerjapkan matanya berkali kali, pasalnya ia kaget akan pemandangan didalam resto ini. Dekorasinya sudah seperti pesta ditambah tidak ada pengunjung lain selain perempuan yang duduk sendiri didekat jendela, dirga tak dapat melihat wajahnya karna ia duduk memunggungi dirga.

DIRGA POV

Gue gak salah kan yah? Kok sepi sih trus ni apaan lagi banyak balon" gini banyak bunga juga lagi norak. Lah tuh ada cewe nanya aja kali yah.

AUTHOR POV

Dirga berjalan mendekati perempuan tersebut namun ia  berdiri dan sepertinya hendak pergi. 'Lah kok pergi sih, ikutin aja kali yah' batin dirga. Dirgapun mendekatinya saat sudah dekat dan hampir menegurnya tiba" lampu mati dan terdengar suara meja yang berdecit serta suara gaduhan dari perempuan itu, dengan sigap dirga menolongnya karna takut ia terjatuh. 'Untung mata gue tajem, meski gelap tapi gue masih bisa liat' batinnya.
Tak lama kemudian lilin" menyala dan keadaan resto mulai terang, lamat" ku melihat wajahnya 'what the ? Gladis?' Fadis itupun sama terkejutnya.

"kau.." ucapnya tak percaya. Ia segera berdiri dan merapihkan bajunya. Suasana tiba" menjadi canggung dan dirga berdehem untuk mencairkan suasan.

"Mm.. kayaknya mending kita duduk dulu"

"I-iya deh" ucap gladis kikuk. Merekapun duduk ditempat tadi.

DIRGA POV

Ah ko jadi canggung banget sih.. gimana nih? Si sam mana lagi lama amat sih tuh curut.
Kulihat gladis duduk dengan tak tenang sesekali ia melihat ponselnya dan melihat keluar jendela. Apa dia lagi nunggu seseorang? Yudis?
Hhhh.. gak ga gak lo harus positif tinkikng. Ok gue bakalan minta maaf.

"Mmm.. gue mau ngomong" ucapku bersamaan dengannya.

"Eeh.. lo duluan aja deh"

"Gak lo dulu aja, cewe duluan" setelah itu kita malah sama-sama diem.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang