Kini gladis telah sampai dirumah, keadaan rumah sepi seperti biasa mengingat bagaimana sibuknya kedua orang tua gladis, tak jarang mereka selalu keluar kota untuk urusan bisnis sedangkan sang kakak dia ke amsterdam untuk kuliah disana jadilah gladis sendiri dirumah hanya ditemani sang pembantu. Gladis berjalan kekamarnya dengan gontai dan ia segera menghempaskan tubuhnya dikasur berukuran king size, badannya serasa pegal dan kepalanya pening memikirkan kejadian ditaman siang tadi..
Flasback on
Siang itu gladis memenuhi ajakan dirga untuk ketaman, saat gladis baru datang dirga langsung mengajaknya duduk disebuah kursi dibawah pohon yang rindang. Tak ada percakapan diantara mereka yang ada hanya suara angin yang mengalun indah ditelinga, sampai dirga bersuara dan memecah keheningan.
"Dis.."
"Apa"
"Mm.. Aku.. Mau ngomong sama kamu"
"Yah ngomong aja kali gak usah sok tegang gitu"
"Aku.." dirga nampak menjeda kalimatnya.
"Aku.. Udah lama suka sama kamu dis, kamu mau kan jadi pacar aku?"
"Mm.. Aku.." gladis nampak berfikir, ia bingung harus jawab apa.
"Gak perlu jawab sekarang ko, gue bisa nunggu dan gue harap disaat gue minta jawaban itu besok lo gak buat gue kecewa" ucapnya tegas sambil berlalu dari hadapan gladis begitu saja.
Gladis hanya bisa diam, baginya perkataan dirga tak menunjukkan permintaan melainkan perintah, gladis masih terdiam membisu sambil terus melihat tubuh tegap dirga yang menghilang ditikungan gedung sekolah.Flasback off
GLADIS POV
Semakin ku memikirkannya kepalaku semakin pening, kupijit kepalaku sejenak hanya untuk menghilangkan pusing yang kian melanda. Aku pusing karna memikirkan jawaban apa yang akan kuberikan padanya? Haruskah kuterima atau kutolak. Aku memang satu organisasi dengannya tapi kita tak pernah saling bicara sebelumnya bukankah itu aneh bila orang yang tak pernah mengajakmu bicara tiba tiba mengatakan kata suka dan dia ingin aku jadi pacarnya? Deretan pertanyaan mulai memenuhi pikiranku sampai...
Kyonkitum hiho
Abtum hiho
Zindagi abtum hiho...(Sory kalau tulisannya salah)
Ku dengar ponselku berdering dan langsung saja ku ambil ponselku yang terletak di nakas, kulihat nama yudis tertera disana, langsung saja ku tekan tombol hijau dan mengangkatnya.
"Halo" sapaku.
"Dis.. kerumah gue ya sekarang, gue kesepian nih umi belum datang, katanya dia lembur" ucap yudis dengan suara memohon.
"Duh sory yud gue lagi males keluar, kepala gue sakit lo aja yang kesini yah" tolakku dengan halus.
"Yah.. lo gak asik ahh.. temenin gue yah yahh pliss gue traktir eskrim deh, kita jalan jalan dulu gimana mau kan?" ucapnya kian memohon. Kasian juga sih sebenernya yudis kan sama kaya aku selalu sendirian dirumah karna orang tuanya sibuk bekerja dan pastilah aku yang diminta buat nemenin dia. Setelah kupikir pikir boleh deh daripada dirumah sendirian mending kerumah yudis ditraktir eskrim lagi.
"Ya deh.. bentar gue siap siap dulu 10 menit lagi gue sampe"
"Ok.. gue tunggu ya"
Tuutt..
Sambungan telefon pun ditutup.Kini ku telah siap dengan pakaianku, kumemakai celana jens hitam dan kemejan warna biru tua, kuberdiri dicermin dan mengikat rambutku. Selesai berdandan ku langsung menyambar kunci motor dan bergegas keluar rumah.
"Bibi.. Aku keluar bentar, kalo mama sama papa pulang tolong kasih tau" teriakku dan langsung mengeluarkan motor sporku dari bagasi dan langsung menaikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceInikah takdir? Bagai mendung memeluk mentari Bagaikan badai menerpa bumi Namun semua akan berlalu Bagai bintang menerangi malam yang semu. #PLAGIAT MENJAUH! ❤rank : #197 in ceritaku #513 in awal #169 in ceritaku #401 in awal #674 in destiny