Part 10

15 6 0
                                    

YUDIS POV

saat ini kami sedang ngumpul dikantin, semua sudah disini tinggal menunggu gladis saja yang entah kemana anak itu, lambat seperti biasa.

"Tuh anak kemana sih lama bener" omel ku.

"Ntar juga kesini, nah tu orangnya panjang umur" ucap sam menunjuk gladis dan fanya yang berada tak jauh dari kami, terlihat gladis sedang memesan bakso dan fanya yang yang berjalan kearah kami, kearahku tepatnya. Senyum ku merekah melihatnya, iapun duduk disampingku.

"Hai" sapanya dan ku balas dengan senyuman.

"Khem.. ko gerah yah gue" ujar tiara mengibas ngibaskan tangannya seolah merasa kegerahan.

"Iya nih ko haus ya" sophie ikut menimpal, sesekali mereka melirik kearahku namun aku pura pura tak perduli.

"Ko gue juga ikut ikutan sakit yah? sakit mata, mata gue perih" ucap bulan. Sam hanya geleng geleng kepala seolah tau mereka sedang menggodaku.

"Tolong kondisikan para jomblo jangan iri plis" ujar ku dengan nada datar.

"Serah de, emang yang lagi mabuk cinta dunia berasa berdua lupa deh sama kita" ujar sam nelangsa.

"KITA? lo aja kali gue gak bhahaha..." ujar bulan, shopie, dan tiara serempak.

"Ish lo mah gitu, mentang mentang gue baru putus. Ih yudis liat noh temenmu yang ganteng ini dibully" ujarnya dengan nada sok imut, sumpah gue jijik liatnya.

"Penting buat gue?" ucapku tak perduli, sam hanya mencebik kesal karna merasa kalah. Kami semuapun tertawa, tetapi tawa kami terhenti ketika mendengar teriakan gladis.

"MAU LO APA HAH?"

Kami semua mengok kearah gladis begitu juga semua penghuni kantin, kulihat gladis tengah marah marah dan menunjuk dirga. Sepertinya mereka bertengkar lagi, setelah itu aku melihatnya berlari keluar kantin.

"GLADIS" teriakku namun ia sama sekali tak perduli dan tetap berlari. Ku berdiri dan hendak mengejarnya namun saat sampai didepan dirga aku berhenti dan menatapnya tajam.

"Lo udah buat kesalahn besar. Lo salah paham ga" ucapku tajam dan berlalu meninggalkannya, berlari mengejar gladis.

AUTHOR POV

Lelah berlari gladis sampai ditaman belakang sekolah, nafasnya tersengal sengal karna berlari. Gladis duduk dikursi dibawah pohon rindang, ia menangis tersedu sedu, sebenarnya bukan ini yang ia mau pada hubungannya dengan dirga, ia ingin meluruskan masalahnya namun egonya terlalu tinggi untuk itu.

"Dirga bego, dirga nyebelin, dasar gak peka" rancaunya.

"NYEBELIN. salah tapi gak mau minta maaf dasar cowok gak peka" teriaknya.
Gladis meluapkan segala kekesalannya, ia menangis sejadi jadinya.

"Ngapain sih teriak teriak, brisik tau gak" galadis meredakan tangisnya, ia mengedarkan pandangannya kesekeliling taman namun ia tak melihat siapa pun.

"Nyari gue? Gue diatas" gladis mendongakkan kepalanya dan benar saja orang itu sedang tiduran dengan nyamannya didahan pohon tanpa takut jatuh.

"Ngapain lo disitu" ucap gladis. Cowok itu turun dengan meloncat dan sesaat ia telah duduk disamping gladis.

"Kakak sendiri ngapain disini? Ko gak masuk?" tanyanya heran.

"Gue gak mood masuk kelas, gue mau bolos aja" ujar gladis asal.

"Serah" ujarnya mengedikkan bahu acuh. Gladis hanya diam tak mau menjawab, karna dia bingung mau jawab apa lagi.

"Trus kenapa lo nangis sampe teriak teriak segala?"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang