Genre: Hurt/Comfort
Rate: T
Song: Feathers Across The Seasons (Shikiori no Hane) - Kagamine Rin & Kagamine LenRequested by: SandraBatang
Maapkeun daku baru publish ;-;.
The falling powder snow
Dyes the ridge of the mountains white
In a dilapitated house in an abandoned village,
we huddled together on a winter's nightButiran putih dari salju turun, menutupi sebuah rumah sederhana yang terletak jauh dari pemukiman warga. Di dalam rumah tersebut sepasang suami-istri tengah duduk berdua menikmati malam musim dingin yang sepi. Hanya berdua sembari saling memeluk memberikan kehangatan satu sama lain.
"When we first met, it was snowing",
you murmured, smiling
I hid my hearth-lit face
in the shadow of your big sleeve."Ketika kita pertama kali bertemu, saat itu salju tengah turun juga, bukan?"
Seorang pria pemilik surai sewarna samudera berujar begitu saja sembari melingkarkan tangannya erat ke pinggang sang istri yang berada dalam pelukan. Sebuah senyuman lembut menghiasi wajahnya yang diterpa sinar dari api di perapian.
"Uhm..."
Hanya gumaman pelan yang menjadi balasan. (Your name) merasakan wajahnya memanas akibat perkataan sang suami. Tak ingin membuat suaminya dapat melihat rona merah yang menghiasi pipi, ia pun menyembunyikan wajahnya di lengan baju lebar milik suaminya.
With the coming of Spring
and the rapture of renewal, I sang with the chirping birds
"What a beautiful voice," you said
With just those words, I was happyMusim dingin yang menusuk tulang telah berganti. Musim semi pun tiba menggantikan. Tanah yang sempat menjadi putih akibat selimut salju, kini kembali menghijau ditumbuhi rerumputan.
Mentari pagi menampakkan sosoknya, menyinari hamparan permadani hijau ditemani nyanyian dari burung-burung yang tengah menari-nari di dahan pohon. (Your name) dan Kaito pun tak ingin melewatkan nuansa menyenangkan pagi hari itu. Kini keduanya berada di halaman depan rumah, dengan Kaito yang tengah duduk di lantai bagian depan dan (Your name) yang tengah memberi makan burung-burung sembari bersenandung.
"Sungguh suara yang indah," puji Kaito kepada istrinya yang berada di dekat pohon rindang di depan rumah mereka.
Segera (Your name) mengalihkan pandang ke arah suaminya. Semburat merah tipis tampak menghiasi rupa wanita tersebut. Begitupula seulas senyum tipis di bibirnya.
"Someday, even if this beautiful voice was gone,
would you still love me?"
"Of course," you replied, and gently laughing,
stroked my cheek with your big hand"Suatu hari, bahkan jika suara indah ini telah menghilang, apakah... kau akan tetap mencintaiku?" Pertanyaan bernada lirih terlontar dari (Your name) yang saat ini tengah menundukkan kepala.
Kaito melangkahkan kakinya ke arah sang istri. Dengan perlahan ia menengadahkan kepala (Your name), membuat padangan mereka bertemu. Manik sewarna samudra Kaito menatap lembut iris (Eyes colour) milik (Your name) yang indah.
Kaito tertawa pelan. Dengan lembut ia membelai pipi istrinya tanpa sedikitpun memutuskan kontak mata. "Tentu saja," jawabnya kemudian tanpa sedikitpun perasaan ragu.
On a summer afternoon, with the fresh leaves shining
You collapsed in illness
We were poor,
and couldn't obtain the medicine which would heal you
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories Are My Songs (Vocaloid/utauloid X Reader Oneshots)
Fanfiction[STATUS: ON HOLD] [Request: CLOSED] Hanya kumpulan cerita habis sekali baca(?) dengan pairing vocaloid/utauloid x reader yang dibuat berdasarkan lagu dari masing-masing tokoh. Open request. Selebihnya ada di buku. Warning: 1. Kemungkinan typo yang n...