Fear Garden (No Pair?)

355 29 7
                                    

Genre: Crime
Rate: T
Song: Fear Garden (Kyoufu Garden) - Kagamine Rin

Ohisashiburi~
Adakah yang masih baca buku ini? Kalau ada saya acungin jempol. Laf yu dah, readertachi! Kalian setia deh. Saya suka. Wkwkwk. Maa, langsung saja, part ini saya buat atas saran dari NyoNyo-SheHa
Semoga suka!
Saa, jaa mata, readertachi!

  Bunga.

  Indah dengan warna mahkota serta jumlah kelopak yang berbeda-beda.

  Dan (Your name) suka bunga.

  Semua jenis bunga.

  "Satu... Dua... Tiga..."

  (Your name) bersenandung dengan pelan, sambil mencabut bunga-bunga dari tempatnya tumbuh dengan pisau lalu menancapkannya ke pot-pot yang telah ia siapkan. Ia tersenyum sumringah ketika bunga-bunganya berhasil tertanam. Bermacam warna yang ia lihat membuatnya bahagia. Sedikitpun ia tak menaruh peduli terhadap pakaiannya yang kini kotor penuh noda.

  Helaan nafas puas terdengar.

  Ah, kebun dengan banyak bunga yang bermekaran miliknya benar-benar indah. Satu dengan yang lain tak akan ada yang sama.

  Itulah kebun bunga milik (Your name), yang tak bisa diberitahukannya kepada siapapun. Ia tak bisa berterus terang tentang kebun bunga rahasia miliknya. Kebun yang ia tanam dengan bantuan orang-orang yang dekat dengannya.

.

  (Your name) berjalan pulang bersama Len, tetangga sekaligus kawan satu sekolah yang (Your name) dengar-dengar menaruh hati padanya. Senyuman (Your name) tak pernah pudar sejak perjalanan dari sekolah tadi. Mereka hampir sampai di depan rumah (Your name) dan keheningan masih saja menemani, tapi tidak setelah (Your name) memutuskan untuk mengusirnya dengan sebuah pertanyaan.

  "Nee, Len-kun. Maukah kau membantuku?"

  "E-eh? Tentu saja," balas Len sembari menatap gadis di sampingnya. "Memangnya apa yang bisa kubantu, (Your name)-chan?"

  Senyuman itu masih terpasang.

  (Your name) belum juga menjawab ketika ia tiba-tiba menarik Len masuk ke dalam rumahnya lalu mengunci pintu utama.

  "Menambah koleksi untuk kebun bungaku."

  Setangkai bunga sewarna matahari pun (Your name) dapatkan saat itu juga.

.

  "Jadi, (Your name)-chan, kudengar kau punya kebun bunga. Dimana?" Miku, teman dekat (Your name) bertanya sewaktu mereka berada di kediaman keluarga (Last name) untuk belajar bersama.

  "Oh, itu. Ikut aku, Miku-chan," balas (Your name) dengan senyuman manis sambil menarik Miku menuju ke halaman belakang rumahnya. Tepat di depan pintu yang meghubungkan rumah dengan halaman belakang, (Your name) menyuruh Miku untuk membukanya sendiri.

  "Eh? Baiklah," Miku balas tersenyum cerah lalu membuka pintu yang (Your name) maksud.

  Detik itu juga Miku hanya bisa membulatkan mata tak percaya dengan pemandangan di hadapannya.

  Dan detik itu juga (Your name) mendapatkan setangkai bunga berwarna campuran antara hijau dan biru muda.

.

  Hari itu (Your name) memutuskan untuk berbaring di ruang kesehatan. Sepertinya ia kelelahan karena terlalu sering menghabiskan waktu untuk mengurusi kebun rahasianya. Bunga-bunga yang ia tanam memang memerlukan pehatian lebih. Warnanya memang (Your name) akui sangat indah. Hanya saja perawatannya bisa dibilang susah. Untuk menyiraminya saja tak bisa dengan air biasa. Itupun jika ia sudah mendapatkan air yang dibutuhkan, harus langsung disiramkan. Karena jika dibiarkan cukup lama air itu akan menggumpal.

  "Tidak enak badan lagi, (Last name)-san?" guru yang menjaga ruang kesehatan—seorang pria bersurai panjang warna ungu—mendatangi (Your name) yang tengah berbaring sembari menatap bosan langit-langit ruangan.

  "Kurang lebih begitu, Kamui-sensei," jawab (Your name) singkat dengan senyum tipis.

  "Kalau begitu akan kuambilkan obat. Tunggu sebentar," ujar pria itu lalu mendatangi rak-rak berisi obat yang berada di dekat meja kerjanya.

  (Your name) hanya memandang dari tempat ia berbaring dengan senyuman yang melebar.

  "Nee, sensei. Maukah kau memberiku bunga?"

  "Bunga? Aku tidak memilikinya, (Last name)-san," balas sang guru tanpa membalikkan badan—walaupun sempat terkejut karena kehadiran gadis itu yang tiba-tiba berada di belakang.

  "Tentu saja sensei punya. Sensei selalu membawanya kemanapun sensei pergi."

  "Apa maksudmu—"

  Sang guru membalikan badan, bertepatan dengan (Your name) yang baru akan memulai kegiatan menambah koleksi untuk kebun bunga rahasia miliknya.

  Bunga ungu yang indah pun menjadi tambahan koleksi untuk kebun bunga milik (Your name).

.

  Senyum puas tak pernah hilang setiap kali (Your name) pulang untuk menanam bunga yang baru saja ia dapatkan. Tak terasa kebun rahasianya sudah memiliki cukup banyak koleksi.

  Dan yang lebih membuatnya puas, semua koleksi bunga itu ia dapatkan dari orang-orang yang dekat dengannya.

  Kuning, hijau kebiruan, biru tua, merah, ungu, pink tua, oranye, bahkan abu-abu.

  Tetapi tidak semua bunga itu memiliki mahkota yang utuh. Walaupun lima sangatlah indah. Biasanya bunga-bunga milik (Your name) hanya memiliki empat mahkota saja.

  Tapi (Your name) tetap saja bahagia dengan bunga-bunganya. Bahkan tak heran jika gadis itu sering melamunkan kebun bunganya. Sebelah tangan menopang dagu, pandangan ke luar jendela, pikiran melayang ke kebun bunga rahasianya,

  "Ano... (Your name)-chan. Kudengar kau memiliki kebun bunga?"

  "Hm? Ah, tidak, Rin-chan. Aku hanya berbohong soal kebun bunga itu."

  "Eh? Benarkah?! Padahal aku berniat melihatnya sepulang sekolah nanti."

  (Your name) tersenyum manis.

  "Ya, begitulah. Semua itu hanya sebuah kebohongan..."

  '...Mungkin. Fufufu...'

  Dan sepulang sekolah (Your name) kembali menambah koleksi bunga untuk kebun rahasia miliknya.

.

One, two, three, four, five
Six, seven, ten!

I pull out the arm sprouting from the right
And try stabbing it in the flowerpot
The index and middle fingers are entwined
It's the completion of a wonderful, wonderful flower

For the garden to have many lovely hands blooming
No one will be similar to the other
Fear garden
Don't run away ><

I can't tell anyone about my secret flower garden
I can't be open about my secret flower garden
Aaaaaaah....

Although five fingers are very pretty, occasionally there'll be four
Try to prying into and viewing it through my eyes

I'm lying. Lies; it's all a lie

Tabun... FUFUFU

Our Stories Are My Songs (Vocaloid/utauloid X Reader Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang