Boston, US
3 days after
11.00 AMSore cerah di kota Boston dengan kicauan burung sebagai musik pengiring di kala matahari hendak berselimut.
Di sebuah rumah yang sangat besar dengan pepohonan rimbun yang mengelilinginya. Di halaman rumah yang sangat luas, terlihat banyak anak anak tengah menikmati waktu sore mereka dengan bermain. Senyum polos terlihat terpancar dari wajah mereka. Tak ada derita, yang ada hanyalah kesenangan.
Ada yang bermain lempar tangkap bola, bermain pasir, main ayunan, atau setidaknya duduk duduk sambil membicarakan keseharian yang mereka lalui hari ini.
"Carol! Kau tahu anak lelaki yang ada di samping kelas kita?"
"Murid pindahan itu kah?"
"Iya, dia tampan ya. Kalau tak salah namanya Lois."
"Dasar kau ini pikirannya cowok terus!"
Kumpulan gadis yang tengah duduk di atas rerumputan di bawah pohon mapel itu tertawa cekikikan. Sedangkan gadis berkacamata yang tadi heboh itu hanya mengusap kepalanya yang kena timpuk buku oleh temannya yang berambut merah.
"Kalau tak salah dia teman sekelas mu kan, Jane?" Tanya gadis berkaca mata itu kepada gadis berambut cokelat kayu yang tengah sibuk membaca buku pelajaran sekolah nya. Gadis itu tak memberi respon. Ia kelewat asyik membaca buku tebal yang ada di pangkuannya.
"Jane!"
Gadis itu langsung terkaget dan menatap keempat teman yang duduk di sekitarnya. Jane. Gadis itu tertawa renyah saat sadar jika ternyata ia mengacuhkan teman temannya karena keasyikan membaca.
"Huft, aku bertanya tapi kau malah sibuk dengan bukumu, Jane~"
Jane tertawa kecil melihat teman berkacamata nya itu kini merajuk padanya.
"Hahaha, maaf. Aku salah. Memangnya Rena bertanya apa?" Tanya Jane lembut pada Renata, nama gadis berkacamata itu.
"Kau pasti kenal dengan Lois?"
Jane hanya mengangguk sekenanya tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah antusias temannya.
"Menurutmu bagaimana dia?" Tanya Rena semangat. Jane menatap Rena tak paham, namun ia mencoba menjawab sebaik mungkin agar temannya itu tak kecewa.
"Um... dia baik" jawab Jane lalu tertawa hambar. Rena tersenyum kesal dengan jawaban Jane yang tak spesifik. Tentu bukan itu yang ia inginkan. Tapi ah, sudahlah.
Mendadak angin berhembus kencang dalam waktu singkat. Semua anak anak yang ada di sana menghentikan aktifitas mereka lakukan.
Hening beberapa saat. Milles. Gadis dengan surai sepekat langit malam itu merasakan hawa aneh yang membuatnya menggigil beberapa saat.
Berbeda dengan dirinya. Anak anak lain kembali bermain. Iris blue coral itu menatap teman temannya dengan seksama. Teman temannya kembali asyik ngerumpi tentang lelaki. Heboh dan sangat antusias.
Milles melepas pandangannya ke arah sosok gadis 10 tahun bersurai emas berkilau tengah menatap langit kosong. Gadis itu tampak mematung meski di sekitarnya, teman teman sebayanya kembali asyik bermain.
Milles segera berjalan ke arah gadis kecil itu. Menghampiri gadis surai Emas dan memanggil nya.
"Angel..." gadis kecil itu tersentak. Ia spontan menatap Milles dan langsung menyambar lutut Milles dan menangis. Tindakan itu tentu saja membingungkannya.
Tak lama setelah nya, terdengar suara ledakan dari kejauhan. Suara itu terdengar sayup sayup saking jauh nya. Tapi suara itu membuat membuat aktifitas kembali terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Morphine? (REVISI)
VampireDunia mulai di ambang kehancuran, banyak makhluk makhluk bermunculan menyebarkan terror yang menakutkan. Akhirnya PBB membentuk sebuah Aliansi Militer khusus yang menyatukan seluruh organisasi intelejen Dunia. Berusaha melatih, dan mendidik manusia...