0.03

11 1 0
                                    

Fajar menyingsing dan membuat Milles terbangun. Matanya bersibobok dengan wajah balita lelaki yang tertidur dengan begitu pulasnya. Milles terbangun dengan perlahan. Menegakkan tubuhnya dan melihat sekitar dengan seksama. Mata zamrud itu menyisir pemandangan ruang emergency beserta puluhan manusia yang kini tengah dibuai oleh indahnya dunia mimpi.

Gadis 17 tahun berdarah swedia itu menyiagakan pendengarannya dan tak mendapati suara apapun di luar. Tak ada gaduh. Seolah semua kembali normal seperti sedia kala.

  Milles berdiri dan berjalan hati hati menyusuri tebaran manusia yang tertidur lelap di sekitarnya, melangkahkan kaki jenjang nya ke arah kamar mandi yang ada di sudut ruangan.

Sekitar 30 menit setelahnya, Milles keluar dengan keadaan fresh. Namun perasaan nya mendadak aneh. Eve entah sejak kapan terbangun dengan ekspresi cemas. Merasa ada yang salah, ia memberanikan diri untuk mendekat .

Kembali Milles melangkahkan kakinya hati hati agar tak membangunkan saudara saudara seper asuhannya yang masih terlelap.

"Nanny? Are you okay?" Tanya Milles hati hati. Wajah Eve semakin cemas. Ia memaksakan senyumnya.

"Tak apa sayang. Nanny hanya sedikit cemas..." jawab Eve dengan halus. Milles Mengernyitkan Wajah nya. Bingung dengan Nanny nya itu. Ia menggerakkan kepalanya menoleh sana sini dan mendapati keganjilan di sekitarnya.

"Um Nanny? Di mana Madam Ery dan Angel...?"

Pertanyaan itu membuat Sang Nanny lebih gusar. Pandangan nya menyusur seisi ruang brangkar ini.

"Aku tak melihatnya sedari tadi, makanya aku cemas, Milly~"

Milles menatap nanar. Ia segera bangkit dan berjalan menuju pintu brangkar.

"Kau mau kemana?" Tanya Eve panik. Milles menoleh dan menatap Nanny nya tegas.

"Aku akan keluar dan mencari mereka, ada kemungkinan angel keluyuran dan Madam keluar untuk mencari angel..."

"Tapi kau yakin mereka masih di sana?" Tanya Eve. Ia tak rela begitu saja jika Milles juga pergi.

"Milly yakin, Nanny. Aku akan segera kembali dengan selamat..."

Milles mengambil tongkat baseball milik salah satu anak yayasan sebagai senjata nya. Lantas ia keluar brangkar dengan hati hati.

Eve hanya bisa terdiam. Ia menggambar salib di udara lalu memanjatkan doa.

"Yesus christus, hambaMu memohon perlindungan bagi nyawa suci anak anak Bapa..."

👿

Milles mengedarkan Pandangan nya ke penjuru lorong. Masih cukup gelap dan sunyi. Milles sangat berhati hati untuk tidak menimbulkan suara sekecil apapun untuk membangkitkan tubuh tubuh zombie yang terkapar di sekitar nya. Suara sekecil apapun bisa membuat Zombie terbangun. Dan itu akan sangat menjadi masalah buatnya.

Ia melangkahkan kaki mungil nya dengan hati hati. Menyingkap dress ungu nya dan membuat kaki jenjang putih porselen itu terekspos dengan sempurna.

Hal yang di larang oleh Madam dan Nanny karena itu tidak sopan.

Milles menyusuri seluruh bangunan panti asuhan ini. Mencari keberadaan Madam dan juga Angel yang entah kemana.

'Oh my Jesus...!' Rutuk Milles hampir putus asa. Ia berhenti sejenak untuk beristirahat.

Matanya memandang keluar jendela. Menangkap semburat oranye yang menghiasi langit. Berbaur dengan biru dan ungu. Menghasilkan karya seni tak tertandingi keindahannya.

Matahari terbit. Milles begitu menikmati pemandangan sunrise didepannya . Dari pada melihat sunset, ia lebih menyukai sunrise. Sunrise menghasilkan efek magis buatnya. Efek semangat baru yang selalu ter upgrade tiap harinya

Can I Call You Morphine? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang