Two

21 1 0
                                    

Hai, apa kalian sudah mengenaliku? Hehehe...

Ku rasa penulis sudah memberi tahu kalian segaris kisah hidupku. Namun mungkin kalian perlu mengetahui lebih agar tak bingung.

Namaku, Angelica Morningstar. Aku adalah gadis remaja biasa yang menyukai harum rumput di pagi hari serta semburat jingga di kala senja menyingsing. Tak ada yang istimewa dariku, Ku rasa.

Tapi aku beruntung saat orang orang yang ku sayangi menganggapku istimewa di hidup mereka.

Aku hanyalah gadis lemah, tapi aku yakin jika Tuhan menyisipkan kekuatan dalam hatiku sehingga aku bisa menikmati hidupku yang tak panjang ini.

Ya, Aku percaya Tuhan itu ada. Islam mempunyai Tuhan bernama Allah, Yesus Kristus untuk Kristen, Brahmana untuk Hindu, dan Nama nama Tuhan lain sesuai keyakinan tiap agama.

Aku masih menganggap Tuhan Ada meski di saat seperti ini, dimana dunia bertempur, kelaparan merajalela, Zombie semakin ganas mengincar diluar sana, dan saat penyakit ini membunuhku perlahan.

Aku tahu Tuhan berlaku demikian karena Ia punya tujuan di balik ketidak adilan yang di rasakan makhluk Nya. Bukan tanpa maksud untuk bersenang senang seperti para pejabat yang menggerogoti uang seperti kaum Vampire yang menghisap darah manusia hingga kering dengan pikiran 'masa bodo, yang penting aku senang'

Aku awalnya adalah seorang anak yatim piatu yang di rawat di panti Asuhan yayasan Morningstar yang ada di Boston, Amerika serikat. Di sana aku memiliki keluarga besar yang menorehkan kenangan indah . Kenangan indah yang sangat sayang dihapuskan dari memoriku.

Semua itu tak berlangsung lama semenjak Bom Bio Virus di ledakkan dipusat kota. Menyebarkan virus yang membuat manusia tolol semakin tolol karena memakan sesamanya.

Ya, yang ku maksud adalah Zombie.

Disusul kemunculan para Vampire yang berlagak seolah mereka adalah kaum penyelamat. Padahal menurutku mereka adalah para Tolol yang membuat diriku terpaksa terpisah dari keluarga ku. Dari kakak kesayangan ku, Milles Morningstar.

Aku tak tahu bagaimana, yang jelas, aku sempat menjadi tawanan mereka dan di selamatkan oleh unit militer dari Dubai. Mereka membawaku ke New York. Dipertemukan kembali dengan keluarga ku.

Di sana aku di adopsi oleh salah satu investor kaya dari indonesia yang terperangkap di New York bersama istri Nya.

Kita menetap di New York hingga enam bulan sampai New York cukup aman dan kita bisa kembali ke indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara yang aman dari zombie. Karena negara itu di bentengi samudera luas. Tak ada Zombie yang bisa masuk. Kapal yang berisi orang orang terinfeksi terpaksa diledakkan meski ada segelintir yang tidak. Begitu waspadanya .

Disini lah aku tumbuh bersama penyakit ini. Melakukan kegiatan seperti biasa, sekolah , istirahat dan begitu terus.

Kedua orang tua angkat ku menyayangi ku seolah aku anak mereka sendiri. Merawat ku dan memperlakukan ku bak putri.

Aku tak peduli jika aku tak punya teman. Aku tak peduli. Karena aku lebih baik tak punya teman dari pada harus berteman dengan orang yang banyak mau nya.

Dan kini aku hanya bisa berbaring di ranjang ku. Dengan kabel kabel yang menempel di tubuh kurusku. Aku hanya bisa memandang sembari melempar senyum saat melihat anak anak kecil berlarian di halaman rumah ku, bermain riang tanpa beban sembari menikmati langit senja yang kian menggelap.

Menunggu Tuhan mengakhiri penderitaan ku di empuk kasurku.

Aku hanya punya satu permintaan. Saat aku hendak menghadap Tuhan, bisakah aku melihat langit senja bersama orang orang yang kusayangi dengan senyuman di wajah mereka?

Can I Call You Morphine? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang