0.01

24 2 0
                                    

Philadelphia
22.00 PM

Hujan mengguyur kota philadelphia di malam yang dingin ini. Para pelancong memilih untuk menghangatkan diri di dalam cafe cafe hangat bersama teman teman, kekasih, keluarga, atau rekan kerja mereka.

Menikmati malam yang bisa jadi romantis alih alih suram seperti kesan hujan di mata khalayak umum. Tak sedikit pula ada yang memesan hotel, baik untuk tempat istirahat atau tempat 'menanam' benih yang tentu saja semua makhluk menyukainya.

Her...

Dalam kesunyian, di sudut kota. Lebih tepatnya ke bangkai gedung yang 10 tahun silam terbakar akibat kecelakaan dan menelan banyak korban jiwa. Terdapat sepasang manusia terlihat mesra dalam keadaan saling berdekapan.

"Tuan, jangan!" Isakan itu terdengar memohon ketimbang menyimpan maksud sesat terselubung. Pria yang mendekap wanita itu tersenyum. Lebih tepatnya Menyeringai. Sang wanita menatap mata merah saga milik pria itu takut. Menyadari jika sosok pria di depannya ini bukanlah manusia.

"Tenanglah, aku tak akan lama." Bisik pria itu dan mendaratkan ciuman lembut ya pada bibir ranum milik Wanita. Wanita itu memberontak. Memukul pria dengan brutal dan mencoba melepaskan pagutan pria itu dari bibirnya.

"Tolong! Mh!" Rintih wanita itu kembali terbungkam dengan ciuman Sang Pria yang kini menjadi rakus kasar dan menekan.

Tubuh wanita itu bergetar. Matanya berkaca kaca. Ia hendak menampar laki laki di depannya, sayangnya ia kalah cepat. Tangannya langsung di tangkap dan di cengkram degan sangat kuat. Pria itu melepas pagutannya dan menatap wanita di depannya sinis.

"Aku sudah bermain lembut tapi kau minta di kasari?" Katanya sinis. Ia langsung meremas tangan itu dan membuat wanita itu menjerit nyaring. Tulang lengannya mendadak remuk akibat ulah Sang Pria. Pria itu langsung menyambar leher wanita malang itu. Mencabik kulit serta daging lehernya dan menghisap darah yang mengalir deras dari leher wanita itu.

Wanita itu menjerit layaknya kambing yang tergorok lehernya. Tatapannya kosong dan seketika nyawanya lolos dari kerongkongannya seiring darahnya terkuras habis dari tubuhnya.

  Pria itu mulai mengangkat wajahnya. Tersenyum senang menatap wanita cantik yang ia gilir kini sudah tak bernyawa. Senang karena akhirnya perut nya terisi.

Ya, dia memang bukan manusia. Ia hanya sosok makhluk berupa sama yang sudah berabad abad bersembunyi. Berbaur dan hidup layaknya manusia.

Ya.

"Lord Maldevine, anggota dewan sudah menunggu anda untuk membicarakan hal penting..." suara seorang pria paruh baya menyadarkannya dari kesenangan sesaatnya. Ia segera melangkah kakinya memasuki lorong gelap bangkai gedung ini. Merapikan setelan formalnya dan merapikan penampilannya.

Butler nya dengan setia mengikuti nya di belakang tanpa sepatah kata. Langkah mereka semakin membawa dua orang itu ke sebuah pintu besi yang karatan dan terlihat angker.

Ia membuka pintu itu dengan tenang. Pintu yang menunjukkan tangga yang jauh masuk ke bawah. Bawah tanah. Sayup sayup terdengar suara dentuman musik dj. Siapa saja yang mendengar nya akan tergoda untuk masuk lebih dalam. Masuk lebih dalam dan menjadikan diri mereka menjadi santapan para makhluk yang telah ribuan tahun bersembunyi. Siap memangsa dan mencabik tamu tamu manusia mereka dengan lemah lembut maupun dengan cara kasar sesuai permintaan.

Dengan langkah nya yang khas itu, Carl Maldevine berjalan menuruni tangga merah memutar itu diikuti Sang butler yang tentu saja menutup pintu sebelumnya.

Mereka terus turun dan dentuman musik itu terdengar sangat jelas. Tak butuh waktu lama baginya untuk menuruni tangga itu. Ia segera saja sampai di sebuah Kelab mewah kelas atas. Ribuan makhluk non human tengah menari dengan sensasi melayang di dance floor. Dua penari tiang tengah melancarkan aksi mereka yang erotis dengan tubuh telanjang mereka yang di tatap lapar oleh para makhluk berotak bejat bin biadap.

Pesta minuman. Asap rokok dan asap ganja memenuhi ruangan yang sangat luas ini. Lalu lalang wanita berpakaian menantang berseliweran bebas menawarkan layanan mereka. Beberapa juga ada yang menghampiri Carl. Menyambar bibir tipis Sang Maldevine dan melumatnya dengan liar. Carl membalas mereka. Ada yang sebatas sebuah kecupan singkat, ciuman basah, ataupun tarian lidah yang saling membelit. Carl menggigit dan menghisap darah dari lidah kupu kupu terakhir yang menghampiri dirinya. Suka rela memberi darah dan menerima sentuhan Carl lain yang memabukkan.

"Lord..." desah wanita jelita itu tatkala ciuman mereka berakhir. Carl melontarkan senyumannya sebelum ia melangkah menaiki tangga besi yang mengarahkannya ke sebuah ruang Dewan. Ruang rapat dewan yang ada di dalam klub malam. Sangat lucu.

Carl segera memasuki ruangan itu. 9 anggota dewan lainnya yang tak kalah berwajah menawan tengah menunggunya. Ada yang sibuk telfonan. Mesra mesraan dengan pasangan. Minum sampanye atau sekedar tidur.

Carl memutar bola matanya. Tabiat liar memang tak pernah lepas. Walau dari Ras nya merupakan ras yang paling menjaga tata krama, tapi jika jiwa liarnya udah lepas, jangan tanya akan seliar apa.

Sang Butler berdeham saat Carl sudah duduk di kursi kebesarannya . Membuat semua aktifitas terhenti. Yang tertidur langsung membuka matanya dan yang asyik sendiri langsung berhenti. Kembali ke posisi masing masing.

"Sudah?" Tanya Carl tenang. Semua serempak mengangguk. Membuat Sang Butler mengeluarkan sebuah kertas.

"Baiklah, kita akan memulai rapat kita malam ini...."

Rapat ini merupakan rapat terakhir sebelum mereka melakukan sebuah rencana utama mereka. Rencana untuk mengembalikan pamor mereka dan menandai akhir dari persembunyian mereka.

Semua di bahas tentang kesiapan persiapan yang telah mereka lakukan selama 2 dekade. Segalanya. Pasukan, amunisi, tenaga diplomasi, transportasi darat laut, navigasi, satelit dan segalanya. Mereka berniat kembali menguasai dunia. Dan persiapan itu sudah matang dan tinggal lepas saja.

Semua anggota dewan tersenyum lebar. Menampakkan taring indah mereka yang berkilau bak berlian. Mata merah mereka bersinar ganas. Menampakkan sisi kekuasaan mereka.

Carl hanya tersenyum dan duduk tenang melihat para bawahannya yang terlihat tak sabaran itu.

"Jadi kesimpulannya, Sir Levthrone akan meluncurkan bom biozomb virus. Dan setelah aba aba dari pusat keluar, silahkan lakukan sesuai intruksi..." jelas Carl.

"Dengan ini rapat selesai..." Carl, diikuti dengan para anggota dewan mengangkat cawan kristal berisikan cairan merah itu.

"Akhirnya bangsa terkuat, Vampire akan kembali menapaki kejayaannya yang sebelumnya di pegang para babi keparat..." cela Carl sambil tertawa ringan. Mereka bersilang dan saling mendentingkan dinding gelas.

"Hidup Lord Maldevine!"

***

Jiahahaha! Kembali lagi dengan Auth Diell yang selalu Gaje ini *tebar Cium.

Part pembuka ini akhirnya keluar juga ya~ hehehe... ini memang berbeda dari cerita sebelumnya... apalagi ada konten 20+ jadi pembaca harus tetap kuat iman.

Diell mengambil cara bergaul yang realistis sesuai keadaan jaman sekarang. Biar pada tahu betapa hancurnya zaman ponsel segede papan ini...

Part selanjutnya aku Publish 3 hari (paling cepat) setelah part LLC publish... jadi selang seling gitu..

XD keep Baca dan jangan lupa Vote biar daku semangat nulis :^

Salam Egypt... 😘😘😘

Can I Call You Morphine? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang