«Mohon Maaf untuk segala typo»
Dubai, Uni emirates Arab
2.00 PM"Mayor, Seperti nya Tuan belum mendapat relawan ya?"
Zemar hanya tersenyum menanggapi ucapan seorang dari stasiun telefon. Tersenyum kesal sebenarnya. Secara tak langsung ia di ledek.
"Well, begitulah. Tapi jika kau menelfon hanya untuk bertanya soal itu, sebaiknya kau enyah.."
"Aish kasar~"
Zemar Mengedikkan bahunya. Ia kembali menatap desain barrier yang akan ia bangun di sepanjang teluk meksiko. Menggoreskan ujung pensilnya untuk menuliskan angka angka perhitungan untuk membuat desain barrier yang kuat.
"Aku ini bukan ilmuan yang mengurus itu, tidakkah kamu lupa aku di tugaskan di bagian pembangunan?"
'Aku tahu itu bocah dubai..'
"Aku lahir di Qatar, sialan..."
Zemar lalu tak menghiraukan ocehan dari lawan bicaranya dan terus melaksanakan pekerjaan nya. Salah sendiri menelfon hal tak penting di jam kerja nya
"Aku turut berduka atas kesedihan Ayahmu... aku dengar dari pimpinan pusat, dari indonesia belum ada yang mau jadi sukarelawan.."
Zemar menghela nafasnya berat. Ia menurunkan pensilnya dan menyandarkan Tubuh nya di pinggiran meja. Entah kenapa ia kesal sendiri.
"Baiklah, terimakasih atas simpati nya semoga kau segera mendapat kartu As dengan ukuran XL dan tetap Axis meski terbakar mentari ~" kata Zemar panjang lebar.
"Wow dude, kau..."
Tut...tut...
Zemar memutuskan sambungan telepon nya secara sepihak. Ia tak ingin diganggu. Pekerjaan nya penting.
Ia kembali menggurat ujung pensilnya di kertas 3D itu. Memikirkan sesuatu berkaitan bahan yang kuat untuk membangun benteng sesuai kondisi alam di sana. Karena benteng bisa jauh lebih kuat saat sesuai dengan kondisi alam daerah yang bersangkutan.
"..."
Dua jam berlalu dan pria tampan itu masih saja berkutat dengan pekerjaannya. Sesekali bawahan nya akan datang untuk membawakan kopi atau mengisi ulang nya dengan teh sesuai keinginan sang Mayor.
Dan saat tiga jam berlalu, Zemar memilih untuk istirahat.
Zemar mungkin memang berpangkat tinggi, tapi ia tak ikut terjun ke lapangan karena memang belum di butuhkan di sana. Ia bertugas mengurus pembangunan benteng benteng dan juga bangunan militer. Karena itu sudah keahliannya.
Ia akan terjun ke lapangan saat ia di perlukan untuk bertempur.
Bukan seperti temannya bernama Brutus, atau Thomas yang berpangkat sama dengannya tapi selalu menjadi pemimpin gagah di medan perang. Ia hanya di tuntut sebagai otak dari bangunan pertahanan.
Ia juga yang mengatur soal persenjataan modern dan pengawas para ilmuan. Makanya, ia juga sangat terlibat dengan riset FORCES ini.
Menyusahkan.
Walau demikian, jangan pernah meremehkan kemampuan berpedangnya. Karena pria kelahiran arab itu sudah memang mendarah daging untuk bisa menarikan bilah tajam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Morphine? (REVISI)
VampireDunia mulai di ambang kehancuran, banyak makhluk makhluk bermunculan menyebarkan terror yang menakutkan. Akhirnya PBB membentuk sebuah Aliansi Militer khusus yang menyatukan seluruh organisasi intelejen Dunia. Berusaha melatih, dan mendidik manusia...