Eight

13 0 0
                                    

  Dubai, Uni Emirates Arab
2.00 Pm

"Aduh!!" Keluh Zemar saat merasakan jarum akupuntur menusuk titik saraf di ceruk lehernya yang membiru. Eidhen, Pria yang bertugas sebagai dokter di rumah sakit militer Dubai itu terkekeh pelan sambil memijit tengkuk Zemar.

"Bisakah kau pelan pelan?" Pinta Zemar dnegan raut kesal dan tak berdaya. Eidhen tersenyum dengan tenang

"Maaf, Pak. Tapi jika saya melakukannya pelan pelan, anda akan semakin tersiksa..." ucap Eidhen sambil menusukkan jarum akupuntur di titik yang lain.

"Aaahk! Shit!!" Maki Zemar kesal. Eidhen tertawa keras. Ia segera bangkit dan mengambil secarik kertas yang di tempelkan pada papan abo bening.

"Baiklah, setidaknya, urat leher mu berhasil kembali normal..." ucap nya. Zemar masih duduk di tepi brangkar dengan posisi tegap. Ia enggan bergerak untuk beberapa saat.

"...sepertinya, gadis itu menggigitmu dengan kuat ya, Zemar?"

Zemar tersenyum miring. Sebenarnya bukan salah gadis itu ia seperti ini. Ini karena Zemar terlalu tegang saat itu.

Jika di momen lain, mungkin ini akan menjadi adegan yang sangat panas. Menggigit leher dan meninggalkan bekas kepemilikan. Namun, ini bukanlah momen romantis dan bekas gigitan di lehernya itu bukan Kissmark yang di berikan dengan cara romantis. Itu lebih tepat di sebut Bitemark.

"Lagian, andai kau cepat ke sini,  pasti luka mu tak akan separah ini, kau ngapain saja sih?" Tanya Eidhen.

Zemar menghela nafas. Ia membiarkan Eidhen mencabut jarum jarum akupuntur di lehernya dan mengoleskan salep di permukaan kulit lehernya yang membiru.

"Aku harus mengkonfirmasi tentang keadaan gadis itu ke pihak pihak yang berkaitan. Seperti orang tuanya, pihak negara asal dan pimpinan pusat..."  jelas pria itu panjang lebar.

"Aku juga harus mengurus data pernikahan di pemerintah sipil... "

"Tunggu, kau menikah?"
.

.F..F

" iya." Zemar menatap wajah Eidhen yang menatap nya tak percaya.

"What? Dengan siapa? Bukannya kau pernah bilang padaku jika kau belum siap menikah ??"

Zemar menghela nafasnya. Untuk hal ini sahabatnya itu benar benar KEPO. Tapi ia tak keberatan untuk memberi tahu . Eidhen sudah seperti saudara nya.

"Aku akan menikah dengan gadis itu sekitar tiga hari lagi..."

Eidhen terdiam. Sedikit terkejut dengan  berita yang Zemar sampaikan.

"Ada yang salah.?."

"Tidak... itu menakjubkan, bung~"

Zemar meninju pinggang sahabatnya. Kesal sendiri dengan reaksi sahabatnya itu.

"Serius... kamu seperti menang hadiah utama lotre Zemar... kudengar gadis itu masih sangat muda... Apa dia cantik?"

Wajah Zemar kini merona samar. Pikirannya teringat pada wajah jelita bocah itu. Rona spontan yang tak dimengerti penyebabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Call You Morphine? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang