Five

6 2 0
                                    

«Mohon Maaf untuk segala typo»

London, Britania Raya
07.00 AM

Mungkin pagi ini adalah pagi yang cerah di kota yang selalu elegan itu. Cahaya mentari terlihat menyinari bangunan kelabu, yang nampak antik di bumi Britania Raya. Jalanan begitu sepi. Hanya terlihat beberapa prajurit yang berkeliling untuk melihat keadaan sekitar. Memastikan kerajaan dan daerah teritorial negaranya aman. Memastikan tak ada 'sapi' yang kabur.

Kota itu semakin bangkit saat matahari semakin menjajaki angkasa. Menyombongkan kegagahan serta keindahan sinar emasnya. Sinar sinar itu juga menerpa makhluk makhluk ini di sana. Makhluk makhluk yang memiliki keindahan yang tak manusiawi.

Di balkon istana nya, Sang Lord Maldevine hanya menatapi keindahan negeri nya dengan sisiran mata merah delima nya. Sosok tampan yang jelas saja mewakilkan semua aspek kesempurnaan makhluk.

Tubuh itu berdiri tegak. Membuat dada bidang dan bahu tegap nya terlihat begitu berkuasa. Tatapan itu angkuh namun juga anggun dan lembut bersamaan. Ia berjalan memasuki istananya dan menghampiri Lady nya yang kini tengah membaca novel dari koleksi di perpustakaan di istana ini.

Milles yang tampak tenggelam dalam alur cerita dari novel itu terlihat menggoda dimata Carl. Pria bersurai seindah platina itu melangkah diam diam ke belakang istrinya. Memeluk leher istrinya dari belakang . Tindakannya tentu saja membuat Milles terkejut.

"Milord?"

Carl hanya tersenyum menatap tatapan heran Milles. Begitu menggemaskan. Ia mencium pelipis wanitanya sayang.

"Ku rasa kau butuh sarapan, Milady..." bisiknya. Milles tersenyum.

"Aku memang lapar, Sayang... tapi apa sarapan sudah selesai di sajikan?"

Carl kembali menegakkan tubuhnya. Mengalihkan perhatiannya pada deretan buku yang tertata rapi di rak nya.

"Seharusnya mereka selesai dari 15 menit lalu, "

Terdengar suara ketukan dari pintu kayu raksasa. Carl yang memang memiliki kepekaan jauh di atas kata normal itu mengibaskan tangannya. Membuat pintu perpustakaan terbuka sedikit dan membiarkan orang yang ada dibalik pintu menampakkan dirinya .

Sepasang pelayan kerajaan berdiri dengan sopan dengan seragam kerajaan mereka. Sikap hormat ditunjukkan pada Sang Lord.

"Milady, sarapan anda sudah siap..." ucap Nelson.

"Milord, Tuan Leonardo baru tiba dari perjalanan nya..." lanjut Nelson. Carl menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum.

"Kamu sebaiknya segera pergi sayang..." ucap Carl. Milles tak membantah. Ia hanya menurut dan mengikuti maid yang pergi bersama Nelson.

Begitu istrinya telah pergi , Sang Leluhur itu hanya tersenyum ramah. Menunjukkan dominasi atas teritori nya melalui sikapnya.

"Silahkan, suruh Leo kemari, Nelson..."

"Kau tak perlu meminta Butler bodohmu itu, Carl..."

Carl kali ini tertawa. Ia meminta Nelson meninggalkan keduanya di perpustakaan megah ini. Carl membalikkan tubuhnya, menatap sosok pria yang memiliki ketampanan khas eropa dan memakai setelan baju bertender. Kaca mata bertengger di pangkal hidungnya yang mancung. Dan seperti burung, rokok selalu setia ada di bibir nya yang merah merekah itu. Rambut emas nya bersinar diterpa sinar mentari.

Can I Call You Morphine? (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang