Sungyeol berdiri di depan pintu kamarnya sendiri. Entah mengapa ia menangis setelah dengan brutal kabur dari kediaman Kim Myungsoo. Duda beranak satu itu telah membuatnya sakit hati. Dengan kehadiran mantan istrinya.Air mata itu mengalir dan terus membasahi pipi chubby Sungyeol. Oh kenapa ia bisa bodoh seperti ini sih?
"Di sini kau tinggal rupanya?"
Suara berat itu mengintrupsi Sungyeol. Matanya mengedip beberapa kali, sebelum ia berbalik, Sungyeol dengan sigap menghapus air matanya. Dan membuat wajahnya menjadi lebih baik. Padahal kenyataannya tidak.
Hal pertama yang Sungyeol lihat adalah seorang pria tua yang sudah hampir empat tahun tak ia temui.
"Ayah...," lirih Sungyeol.
Pria tua itu Ayah Sungyeol. Ia berdiri dengan gagah lengkap dengan setelan dinas yang biasa ayahnya pakai.
"Ayah kebetulan bertugas di daerah sini. Kau tinggal di apartemen jelek ini?" kata sang Ayah.
Sungyeol menelan ludanya susah payah. Oh... apa yang harus ia katakan.
"Iya, aku tinggal di sini." Sungyeol menjawab akhirnya walau agak ragu.
"Ayah akan menginap di sini. Kau... jika ayah sudah selesai bertugas. Kembalilah ke rumah. Lalu menikah dengan Putri Kang."
Sungyeol membelalakan matanya terkejut. Ayahnya melewati Sungyeol begitu saja. Tanpa menanyakan bagaimana kabar Sungyeol, ia dengan seenaknya menyuruh Sungyeol pulang dan menikah. Sungyeol sakit hati.
Ayahnya memang membenci orientasi seks Sungyeol yang menyimpang. Menyukai sesama jenis. Itu menjijikkan. Namun Sungyeol bisa apa. Ia lebih baik pergi.
"Sungyeol ah...," panggil Myungsoo yang kini sudah berada di depan Sungyeol.
Sungyeol menoleh, menatap lelaki itu dalam. Hatinya sakit, namun sakit hati terhadap ayahnya lebih dalam. Ia tanpa pikir panjang berlari dan memeluk Myungsoo dengan tiba-tiba.
"Kau kenapa? Sungyeol ah," ucap Myungsoo bingung. Lelaki dewasa itu mengusap kepala Sungyeol lembut hingga ke punggung pemuda itu yang bergetar. Sungyeolnya menjadi rapuh seketika.
Sungyeol menangis tertahan, ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang Myungsoo. Seakan afeksi yang ditimbulkan jika memeluk Myungsoo dapat menyembuhkan Sungyeol dengan cepat. Memang iya. Tubuh itu terasa menghangati tubuh Sungyeol. Wangi tubuh Myungsoo selalu menyamankannya.
"Aku ingin pergi saja." Sungyeol berujar tiba-tiba.
"Ada apa? Apa karena mantan istriku?" tanya Myungsoo lagi. Entah kenapa Myungsoo masih tak peka.
Sungyeol memukul beberapa kali dada Myungsoo dengan kepalan tangannya yang gemetaran. "Kenapa kau bod-"
Terlambat. Myungsoo sudah mendorong Sungyeol dan menciumnya dengan dalam. Bibir Myungsoo yang panas itu menari di bibir basah Sungyeol. Mengecupnya kencang lalu meninggalkan kecupan ringan yang memabukkan hingga mata Sungyeol menatap sayu.
"Aku tak pernah berniat kembali pada mantan istriku Sungyeol ah... jangan mencemburuiku seperti ini. Kau tahu... aku bisa gila." Myungsoo berucap.
Padahal Sungyeol tak mempermasalahkan itu lagi. Myungsoo telah salah paham padanya.
Katakan Sungyeol salah karena tak mengatakannya. Namun Myungsoo yang telah berbuat secara mendadak.
"Kau bodoh...," desisi Sungyeol. Ia melotot menatap Myungsoo setelahnya. "Ayahku! Ada ayahku!" Pekik Sungyeol di depan wajah Myungsoo hingga duda itu berwajah pucat pasi.
"Hah? Kau bercanda?"
"Aniya!"
Kemudian tanpa kata lagi Myungsoo menarik Sungyeol dan membawa pemuda itu ke rumahnya.
.
.
."Ayahmu berkunjung?" Myungsoo bertanya, ia duduk di depan Tv sembari menonton bersama Jinwoo. Padahal pikirannya entah melayang ke mana.
"Tepatnya," balas Sungyeol pelan kemudian mengelus pelan surai hitam Jinwoo. Anak itu kini sedang duduk manis di pangkuan Sungyeol dengan ember popcorn di paha mungilnya.
"Hm... ayahmu sangat perhatian," ucap Myungsoo.
Sungyeol dengan refleks mencubit lengan kiri Myungsoo. "Kau belum tahu itu sebuah bencana."
"Huh?"
Sungyeol menatap Myungsoo serius, kemudian kedua tangannya ia taruh di kedua telinga Jinwoo. Meminimalisir jika anak kecil itu mendengar percakapannya.
"Ayah datang untuk menyuruhku pulang dan menjodohkanku dengan putri temannya." Sungyeol menjelaskan dengan suara pelan.
Hampir saja kedua bola mata Myungsoo keluar saat mendengar perkataan Sungyeol. Oh itu tidak mungkin terjadi. Sungyeol hanya miliknya seorang.
"Kalau begitu, ayahmu harus tahu kalau kau dan aku memiliki hubungan, dan segera menikah." Myungsoo berkata secara gamblang.
Sebenarnya hati Sungyeol saat ini sedang ketar-ketir menahan gejolak. Myungsoo secara tak langsung telah melamarnya 'kan?
Muka Sungyeol merah padam dan bibirnya tak mampu menyembunyikan senyum manisnya. Namun saat ia mengingat ayahnya semuanya menjadi buyar seketika.
"Ayahku takkan mengizinkannya."
Myungsoo menarik dagu Sungyeol, memposisikan wajah manis itu di hadapan wajahnya. Iris hitamnya mengunci kekasih tercinta untuk tetap percaya padanya. "Kau belum mengetahui siapa aku rupanya...," bisik Myungsoo membuat Sungyeol terngaga. Bibir manisnya terbuka lalu menutup secara bergantian. Sementara Jinwoo tetap fokus pada tontonannya.
"Aku akan memintamu dengan baik-baik pada ayahmu. Kau... harus mempercayaiku Sungyeol ah...," ucap Myungsoo, lalu bibirnya mengunci bibir Sungyeol sekali lagi.
Ciuman itu terasa amat sangat dalam, dan penuh arti. Karena itu adalah sebuah janji yang telah Myungsoo buat. Ia berjanji untuk bersama Sungyeol. Itu pilihannya.
......NAKED.....
WOOOY APA YAH INI??? Wkwkwk yang penting update ya yuhu...
Aku niatnya bikin ini tamat setelah Sungyeol dan Myungsoo nikah. Ini tamat lanjut namatin Another Place.
Aku janji nggak mau nerbitin work baru sebelum pada tamat ff masa lampau ini. Karena sebenernya draf ff baru udh banyak dan numpuk di memori. Huhu.
Sekian.
Kalau A/N kepanjangan bisa langsung skip kok.
Salam Nona Yupi.
Aku cinta kalian muuah

KAMU SEDANG MEMBACA
NAKED! END
FanfictionBeberapa Bab PRIVATE just Follow me. Terima kasih. Dari kejadian keran air di kamar mandinya rusak. Kini seorang Lee Sungyeol harus berurusan dengan pemilik gedung apartemennya. Kim Myungsoo, pria dengan segala daya tariknya itu, membawa Sungyeol m...