Reece POV
Sekarang aku sudah berada di taman sekolah. Aku pun mengedarkan pandanganku untuk mencari Maddi. Kami berjanji untuk bertemu disini.
Tapi, aku tidak menemukan siapa-siapa, kecuali seorang gadis yang duduk di salah satu kursi taman ini. Aku memutuskan untuk menunggunya sebentar mengingat bel istirahat baru saja berbunyi.
"Mencari seseorang?" Aku terkejut dan menoleh ke samping, terlihat Jullie yang tersenyum kepadaku dan aku mengacuhkannya.
Aku kembali melihat kursi taman tadi, ternyata gadis itu pergi. Dan aku berlanjut mencari Maddi di taman ini.
"Jangan mengacuhkan ku seperti itu." Ucapnya dan merangkul ku.
"HEI! LEPASKAN!" Erangku dan dia semakin mencengkram bahuku dan Jullie memeluk ku.
"Aku akan menghancurkan kalian. Dan aku mendapatkan George." Bisiknya. Mataku membulat mendengar bisikannya.
"Jadi, ke khawatiran ku selama ini terbukti. Dia bukan gadis yang baik! Aku harus menjelaskannya pada George setelah ini."
Aku tetap berusaha melepaskan diri. "ARRGHH!" Aku melihat George dari jauh dengan ekspresi terkejutnya dan menatapku tidak percaya. Dan dia berlari ke arahku.
"JADI INI ALASAN MU?" Teriak George tepat di wajahku. "George!" Jullie melepaskan pelukannya. Dia berlari dan bersembunyi di belakang George. Apa maksudnya?
"Iiini bukan seperti yang kau lihat George." Jelasku dan mendekati George.
"NO! Dia berbohong! Dia memelukku terlebih dulu." Jelas Jullie.. *BUGHH* satu pukulan mengenai pipiku.
"KAU TAU? AKU BERUSAHA MELINDUNGI MU DARI ANA, DAN APA BALASANNYA?!" Dan aku menerima beberapa pukulan lain, aku pun jatuh tersungkur. Aku bangkit dan membalas pukulannya.
*BUGHH* "KAU TIDAK TAU APA-APA GEORGE! KAU LEBIH PERCAYA PADA GADIS LICIK INI KARENA KAU MENYUKAINYA? DIA HANYA BERPURA-PURA!" Teriakku. Dan kami melanjutkan aksi pukul memukul kami.
Maddi POV.
"Lepaskan aku! Ini sakit!" Ringisku, dia semakin kuat mencengkram lenganku.
"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu jika kau masih tetap berhubungan dengan Reece." Siapa dia? sedari tadi aku tidak berani melihat wajahnya. Aku melihat, kemana dia akan membawaku pergi. Ternyata dia membawaku ke gudang belakang sekolah. Lalu dia mendorongku sehingga aku terjerembab ke lantai.
"Apa maksudnya ini?" Sentak ku. Di saat dia menoleh ke arahku..
"ANA?!" Pekikku. Dan Ana mengunci pintunya dari dalam. Dan dia mulai berbicara.
"Mmm, aku bingung. Kenapa Reece terlihat sangat dekat denganmu? Apa lebihnya dirimu? Aku tidak melihatnya." Ucapnya dengan tatapan menyelidik dan menghampiriku.
Ana pun meraih rambut panjangku. "Apa karena rambut ini?" Tanyanya dan dia menarik kuat rambutku. "AWW sakiiit, lepaskan Ana!" Dan dia mengeluarkan pisau silet dari saku nya.
"Aapa yang akan kau lakukan?" Ucapku terbata-bata.
"Mmm, jika memang ini yang membuat Reece dekat dengan mu.." Dia mendekatkan pisaunya ke rambutku dan dia memotongnya.
"NOOO! MY HAIR!" Mataku berkaca-kaca. "WHAT DO YOU WANT ANA?!" Teriakku dengan tubuh bergetar.
Ana memperlihatkan pisau siletnya. "Jangan macam-macam! Atau mereka akan kehilanganmu!" Ancamnya, lalu menamparku. Aku terdiam dan mataku mulai menitikkak air mata.

YOU ARE READING
Guilty Feelings - New Hope Club.
FanfictionApa yang harus aku lakukan? Dia tidak akan kembali.