Chapter 6 : Bad Dream

86 15 13
                                    

Reece POV

Aku mengecek Maddi yang berada di kamarnya. Tak tau kenapa, aku menjadi sangat khawatir dengan sikap Ana pada Maddi tadi pagi. 

Aku pun berlari ke atas, dan membuka pelan pintu kamar Maddi agar dia tidak terganggu. Di saat aku masuk ke dalam, Maddi tertidur dengan wajah seperti sedang ketakutan, tanpa ditutupi selimut.

"Mad." Bisikku dan menyelimutinya. "Kau tau? Padahal aku ingin bercerita banyak pada mu tentang Ana." Ucapku resah, seolah-olah Maddi mendengar kalimatku.

"Andaikan saja, aku tidak pernah bertemu dengan nya lagi, kau tidak akan berada dalam ancamannya, Mad." Ucapku lagi. Aku pun bangkit, menoleh ke arah nya sebentar dan aku pun keluar dan memutuskan untuk menemui George di bawah.

"Kau benar, dia sedang tertidur." Ucapku dan duduk di samping nya. "George, aku pinjam gitar mu ya?" Dan George memberikannya padaku.

George sempat bercerita pada ku tentang crush nya. Awalnya aku memang penasaran dengan wanita yang beruntung itu. Karena memang di antara kami berlima hanya dia yang tertutup jika berbicara soal cinta dan memang dia yang paling sulit jatuh cinta. Tapi, setelah aku mendengar nama "Jullie" teman sekelasnya itu, i can't say anything. Walaupun Jullie dikenal sebagai orang yang baik. Tapi aku tidak ingin terjadi sesuatu pada George, takut-takut nanti George menyesal dengan pilihannya.

Aku bilang pada George kalau aku tidak menyukai wanita itu. Dan George juga sempat  bertanya apa alasannya, tapi di saat aku ingin menjelaskan tiba-tiba Blake dan Stacey pulang, jadilah George sampai sekarang belum mengetahui alasanku.

Dan beberapa saat kemudian Stace bilang padaku, kalau mereka tadi melihat Ana dan 2 temannya. Aku tak tau harus peduli pada Ana atau tidak, tapi bagaimanapun dulu aku sempat memiliki hubungan dengannya* dan tidak satupun dari mereka yang mengetahui hal ini.

Aku pun tetap memetik gitarku, dan aku melihat Maddi sudah duduk di sampingku.

"Hello guys." Sapa Maddi. Aku melihat wajahnya yang masih sangat mengantuk. "Haii, kau sudah bangun?" Tanya Stace. "Yeah, hanya saja aku sedikit susah tidur." Jawabnya. "Mimpi buruk?" Tanya Stace lagi. Dan dia hanya mengangguk dan Stace buru-buru memeluk Maddi.  Aku yang sedari tadi melirik ke arah Maddi, memutuskan untuk membawa Maddi ke taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, Maddi hanya menatap kosong ke depan. "Hei, kau ingin bercerita?" Aku melihat matanya berkaca-kaca, tanpa aba-aba Maddi langsung mendekap sangat erat tubuhku seolah-olah dia tidak ingin kehilanganku. Aku pun membalas dekapannya, Maddi mulai terisak.

"Mad, kau kenapa? Are you okay?" Maddi menggeleng dan berkata "Aa..aku tidak ingin kau pergi." Aku pun mengusap punggungnya agar Maddi lebih tenang. "Aku tetap disini dan aku berjanji tidak akan meninggalkanmu." Maddi pun menangis sesegukan dalam dekapanku.

Setelah beberapa saat tangisan Maddi mereda dan aku menuntunnya untuk duduk di sebuah kursi taman kami. Dan Maddi mulai berbicara " Reece, aku takut." Isaknya. Aku pun memeluknya lagi "Shh, aku disini." Ucapku menenangkannya.

"Apa ini tentang mimpi mu?" Tanyaku, dan Maddi mengangguk. "Apa yang kau lihat?" Tanyaku.

Maddi pun menarik nafasnya dalam-dalam, mengeluarkannya perlahan dan dia mulai bercerita.

Maddi POV, Flashback On.

Aku sedang berada di sebuah taman yang sangat indah bersama Stacey, Reece, Blake dan George. Kami semua asik bermain dan bersenda gurau bersama. Tiba-tiba keadaan taman ini berubah menjadi sangat gersang. Ntah kenapa aku terpental jauh dari teman-temanku dan aku terperangkap di dalam sebuah tabung kaca. Aku melihat seorang gadis yang menggantikan posisi ku disana. 

Aku berusaha untuk keluar dari perangkap itu. Aku berusaha untuk meminta bantuan mereka dan mereka hanya mengacuhkan ku. Aku tetap berusaha dan berupaya agar aku bisa keluar dari perangkap itu.

Aku melihat Blake dan Stace yang menghampiriku dan menatap ku dengan tatapan benci bercampur muak dan pergi meninggalkan ku. Aku pun beralih menatap George dan dia hanya diam, menatapku kosong dan ikut berlalu bersama Blake dan Stace. Tapi di saat aku melihat Reece, dia menatapku kasihan dan berlari ke arahku bermaksud untuk membantuku memecahkan dinding ini. Tapi tangan Reece ditahan oleh gadis tadi. Reece meronta dan tangannya terlepas dari tangan gadis itu. Aku tetap berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan dinding kaca ini. Reece sekarang berada di depanku untuk membantu ku manghancurkan dinding kaca yang ada di hadapannya. Di saat Reece menyentuh perangkap ini, seketika dinding kaca ini hancur. Tapi hanya saja, aku melihat tubuh Reece menjadi sangat lemah dan aku pun juga merasakannya. Aku melihat Blake, George dan Stace segera berlari ke arah kami. Mereka bertiga menyelamatkan ku dan mereka juga menatapku sendu. Tiba-tiba aku terbangun.

Flashback Off , Reece POV.

Setelah aku mendengar mimpi Maddi tadi, aku berfikir apa hubungan mimpi itu dengan Maddi? Seorang gadis? Siapa dia? Baiklah, ini hanya mimpi Maddi.

Maddi memelukku lagi. "Maddi, kau tak perlu khawatir. Kau lihat kan sekarang? Aku di sini dan baik-baik saja. Lagi pula, itu hanya mimpi." Ucapku untuk menenangkannya.

"Tapi, bagaimana kalau akhirnya kalian semua benar-benar membenciku?" Tanya Maddi. "Tidak, kami tidak akan melakukannya." Jawabku dan mengecup pelan puncak kepalanya. "Sekarang, Lebih baik kita masuk ke dalam dan temani aku bermain PS. Apa kau mau? Lagi pula di sini sudah dingin, nanti kita berdua sakit." Aku melihat Maddi tersenyum dan mengangguk.

"Dasar anak kecil." Ucapku dan mecubit pipinya gemas. "Aww, itu sakit Reece." Aku mengecup pipinya dan Maddi hanya tertawa. "Aww, aku sudah lama tidak merasakannya. Hahaha." Ucapnya dan tertawa. Kami pun bangkit, dan aku merangkulnya. Kami pun berjalan menuju rumah.

============================================================================================================

Selamat sore gaes~

Si Maddi sama Reece makin *ehe*aja nih :v wkwk

Yang ngerti maksud dari mimpi si Maddi, comment bawah dong *vote juga* pfft :))

Btw, karena ransomware "wannacry" gue updatenya pendek-pendek dulu ya~

Gue parno nih :"3

Semoga ngga nyampe ke gue, aamiin :"))

See u on next chapter ma dear~

xxAudy

Guilty Feelings - New Hope Club.Where stories live. Discover now