53. Bintang

608 29 0
                                    


DING!
Suara HP Rama, bertanda ada pesan masuk.

LINE

Mama: kamu dimana dek?
Mama: udah malem ini

"Siapa Ram?" tanya Gita penasaran.

"Mama" jawab Rama.

"Ciee dicariin ya?"
"Aduu anak mama" ledek Gita. Rama tidak menghiraukannya.

RamaRG: lagi makan ma

Mama: hah?
Mama: sama siapa dek?

RamaRG: sama gita hehe

Mama: aduh batuk
Mama: yowis lah, gapapa
Mama: kamu jangan macem2 ya, inget anak orang
Mama: have fun dek hahaha

RamaRG: yeeh si mama :p

"Diizinin Git" kata Rama sambil senyam-senyum sendiri.

"Hah? Apaan?"
"Diizinin?" tanya Gita.

"Iyaa, maksudnya gapapa kita jalan bareng" jawab Rama, disambut oleh anggukkan Gita.

"Udah belom makannya?" tanya Gita.

"Udah"

"Mau jalan lagi, atau pulang?" tanya Gita.

"Jalan lagi laah" jawab Rama dengan kekehannya.

"Angkotnya gimana? Dibalikinnya kapan?" tanya Gita.

"Kata Mas Ujang, besok aja" jawab Rama.
"Yaudah yuk, temenin gue lagi" ujar Rama.

"Ga ah, gamau" tolak Gita, bercanda.

"Ga nerima penolakan." balas Rama lalu langsung menarik tangan Gita ke angkotnya.

***

Mereka menelusuri jalan raya dimalam hari, ditemani dengan kerlap-kerlip lampu dari pinggir jalan.

"Sekarang mau kemana?" tanya Rama.

"Gatau" jawab Gita singkat.

Rama berpikir keras untuk mencari destinasi yang akan mereka tuju. Ia memutuskan untuk mencari tempat yang dekat dengan cluster mereka. Siapa tau, nanti tiba-tiba ditilang.

"Ini lo mau balik ke rumah?" tanya Gita.

"Enggak, cari yang deket-deket aja. Takut ditilang" jawab Rama.

"Lagian, nekad." kata Gita.

"Yaaa, itung-itung belajar nyetir buat nganterin lo tiap pagi" ujar Rama dengan kekehannya.

"dih"
"Siapa juga yang mau dianterin sama loo"
"GR" ujar Gita dengan tawa kecilnya.

Rama tidak memperdulikan ucapan Gita barusan, karena mereka sudah hampir sampai ditempat tujuan pilihan Rama.

Ia memparkirkan angkot tersebut dan mematikan mesinnya.

"Lah? Udah nyampe?" tanya Gita.

"Udah"
"Yuk turun" ajak Rama. Gita masih saja bingung.

"Tempat apaan nih?" tanya Gita.

***

Rama berjalan lebih dulu daripada Gita. Lokasi ini adalah tempat terbaik untuk melihat bintang-bintang di langit.

"woow..." gumam Gita saat melihat kerlap-kerlip bintang diatas langit.

"Suka?" tanya Rama.

"Banget." jawab Gita sambil masih melihat langit yang penuh dengan bintangnya.

Langit memang gelap, namun selalu ada bintang yang akan menyinari gelapnya.

Sama seperti Rama. Saat Rama tahu bahwa Gita menyukai Bagas, hidupnya seperti gelap gulita dan tak ada harapan. Namun dengan hadirnya Gita disetiap harinya, membuat secercah harapan seakan-akan terbuka. Tidak peduli apakah Gita suka dengan Bagas, yang penting Gita akan selalu ada disisinya.

"Rama! Ada bintang jatuh!"
"Make a wish!" kata Gita.

"Semoga, gue sama Bagas bisa bersatu. Aamiin." batin Gita.

"Semoga, gue sama Gita bisa sama-sama terus. Aamiin." batin Rama.

Lihat perbedaannya?

***

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang