62. Gudang

609 24 0
                                    


Rama sedari tadi sudah berada di gudang, menunggu Gita.

Ia akan mengatakan sesuatu kepadanya. Tunggu saja.

***

Alea dan Gita keluar kelas untuk menuju ke gudang sekolah, alias markas Geng Tutut.

"Al, kira-kira Rama mau ngapain ya?" tanya Gita.

"Nembak lu kali" jawab Alea.

"Ish"
"Enggak lah, ngaco lo" kata Gita.

***

Kleeek...
Suara pintu gudang terbuka, Gita dan Alea melihat Rama telah duduk di sofa bekas ruang tamu sekolah.

"Alea, lo keluar dulu ya" kata Rama.

"Oh, ok ok" kata Alea, lalu pergi menunggu diluar.

Gita melangkah mendekati Rama, Rama bangkit dari duduknya.

"Kenapa Ram?" tanya Gita.

Rama diam.

"Kalo gapenting, gue pulang nih" kata Gita, namun Rama tetap saja diam.

Merasa hal ini tidak penting, Gita membalikkan badan untuk menuju keluar.

Rama menarik nafas dalam,

"Gue cemburu." kata Rama sedikit lantang, membuat Gita terhenti langkahnya dan membalikkan badan.

"Hah?"

Rama mengambil nafas berat.

"Gue cemburu ngeliat lo tadi pagi,"
"Sama Bagas." ucap Rama, membuat Gita mengerutkan alisnya.

"Hak lo buat cemburu sama gue itu apa?" tanya Gita. Tentu saja, mereka berdua ini belum ada status. Well ada sih, hanya teman.

Rama terdiam seribu bahasa.

"Kita kan"
"—cuma temen" ucap Gita lirih.

"Lo salah, Git." jawab Rama, membuat kebingungan Gita bertambah.

"Kita sama-sama jatuh hati"

deg.

"Lo jatuh hati sama Bagas"
"dan gue?"
"—jatuh sendiri." ujar Rama, lalu langsung pergi keluar tanpa memperdulikan apa-apa. Alea yang menunggu diluarpun tidak dilirik sama sekali.

Gita masih saja mematung didalam gudang, memikirkan kata-kata yang barusan Rama ucapkan. Tak perlu pikir panjang, Alea datang menghampiri Gita.

Kalau Rama...
Rama pergi keluar dari sekolah. Dan tak kembali lagi selama dua minggu.

Dia butuh waktu sendiri, di Bandung.

***

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang