14. Rayuan Rama

974 38 0
                                    


Gita dan Rama sudah selesai menjalani hukuman lari. Sekarang mereka diminta untuk keruang BK, ada Tristan juga disana.

Rama daritadi meminta Gita untuk tidak pergi ke ruang BK. Gita tidak memperdulikannya, Gita kerap menyeret tangan Rama ke ruang BK.

"Ih diem kek, ini kan lo sama Kak Tristan yang salah, ya saling minta maaf lah" kata Gita sambil memberhentikan langkahnya didepan pintu ruang BK.

"Git, Git jangan ke BK lah pleasee. Males banget gue ngeliat muka Pak Robi" rengek Rama. Padahal dibelakang Rama ada Pak Robi.

"E-eerm..." gumam Gita.

"Pak Robi tuh ya, ngeselin Git, kumisnya udah kek lintah nempel gitu" lanjut Rama.

"Ram... anu..." kata Gita mulai takut.

"Terus nih ya, Pak Robi itu galak bener sumpah, gue mau batuk aja dimarahin." lanjut Rama meyakinkan Gita.

Gita hanya menutup matanya ketakutan, karena dari tadi Pak Robi sudah melototin Rama dari belakang.

"Lo kenapa sih Git?" tanya Rama.

Gita menunjuk-nunjuk kebelakang Rama.

Rama menoleh, dan terlihatlah wajah geram Pak Robi kepadanya.

"mampus, EHHH PAK GANTENG, SEHAT PAK? Alhamdulillah, UDAH MAKAN PAK? Saya belom nih, laperr" kata Rama sok baik agar tidak ditambah lagi hukumannya.

"Alhamdulillah saya sehat, saya juga udah makan kok. Kamu belum makan? Nanti saya kasih kue ya" kata Pak Robi tercantol rayuan Rama.

"Asikk" kata Rama.

"Nah sekarang, KAMU MASUK KERUANG BK!!!" ternyata Pak Robi marah.

Rayuan Rama gagal. Dia menepok jidatnya. Dan menatap melas kearah Gita.

Gita hanya menatap aneh kelakuan kedua laki-laki ini.

***

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang