"Sshh, cepetan masuk" ajak Rama lalu membukakan pintu depan angkot tersebut.
"Lo gila apa?"
"Lo belom punya SIM, Ram."
"Kalo ada razia gimana?"
"Ini angkot darimana?" pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut Gita.
"Ini angkot, gue tadi mati-matian nyarinya, akhirnya gue dipinjemin sama abang-abang yang lagi nganggur."
"Lo pasti udah nunggu lama, kan?" tanya Rama. Gita mengangguk dengan rasa kesal yang sudah mulai padam.
"Kok gitu sih mukanya?" tanya Rama.
"Lo pikir satu jam itu sebentar?" ujar Gita.
"Enggak." jawab Rama.
"Ya tapi, ini gue udah rela kesana kemari buat minjem angkot demi lo."
"Soalnya, vintage shop nya ga deket" kata Rama.
"Yaelah, becanda kalii"
"Gue ga marah kokk" kata Gita dengan tawanya, yang ternyata sedari tadi hanya berpura-pura kesal, lalu mencubit pipi Rama. Rama mengerang.
"Lu... gapapa kan? Dianterin pake angkot?" tanya Rama.
"Hah?"
"Ya gapapa lah, kenapa emang?" tanya Gita, Rama tersenyum.
"Yaa... biasanya kan cewek jaman sekarang sukanya naik motor Ninja, mobil mewah, inilah, itulah, pokoknya ribet deh. Tapi ternyata lo beda ya, Git?" puji Rama, membuat Gita tersenyum bangga.
"Drama amat bos"
"Yaudah, jalan cepett!" perintah Gita.
"Siap, kanjeng ratu." jawab Rama, lalu menyalakan mesin angkotnya kemudian menginjak pedal gas.
***
Mereka berdua telah sampai di Vintage Shop yang Rama maksud. Terlihat sebuah toko yang unik, berwarna merah marun. Dari jendelanya, terpampang banyak action figure yang lucu dan unik-unik.
"Selamat sore, selamat datang di The Maroon Vintage Shop." sapa mas-mas yang bekerja disana.
"Mau liat dong mas, koleksi action figure buat anak-anak usia sebelas tahun" kata Rama, lalu disambut oleh anggukkan mas-mas tadi.
"Duduk disini Git" ajak Rama.
"Lucu ya toko nya?" kata Gita.
"Iya, gue pernah kesini waktu kecil, diajak bokap." kata Rama.
"Oooh..." jawab Gita sambil melihat ke sekeliling toko, dan matanya tertuju pada sebuah ukulele.
***
