40. Teledor

673 28 0
                                    


"Git, Rama gamasuk ya?" tanya Alea ditengah-tengah pelajaran Pak Rafli.

"Oh iya, dia ga ada ya? Baru nyadar" kata Gita sambil celingak-celinguk memperhatikan satu persatu wajah siswa X IPA 3. Dan Rama tidak terlihat.

"Kenapa tuh orang?" tanya Alea.

"Nanti aja deh ngobrolnya, gue mau belajar dulu abisnya gue ga ngerti nih bio" kata Gita, Alea hanya meng-iyakan.

***

Yang benar saja, Rama tiba-tiba disergap oleh komplotannya Tristan di kantin dan dibawa ke gudang secara paksa, entah apa maksudnya.

Ia terus meronta-ronta dan meminta tolong, namun hasilnya nihil. Karena sekarang KBM sedang berlangsung. Gudang sekolah adalah tempat yang paling jarang dikunjungi para siswa maupun guru, bertempat dibelakang sekolah. Gudang ini sangat berantakan, berdebu, dan terlihat tak terurus.

"Gaaahh" kata Rama menggeliat, sambil menggerak-gerakan tangannya yang terikat agar ikatannya longgar. Tetap saja, tidak berhasil.

"Percuma aja gue kayak gini, ngabisin tenaga." batin Rama yang sudah mulai pasrah, tapi tidak mungkin juga dia akan terperangkan di gudang sekolah ini.

***

"Baik, PR nya dikumpulkan di meja guru" kata Pak Rafli. Semua siswa membuka tas nya dan mengambil buku tugas mereka.

Alea sudah mengumpulkannya didepan, Gita tampak mencari-cari sesuatu.

"Git, ayo kumpulin cepet" kata Alea.

"Iya, ini gue lagi nyari" kata Gita. Namun, ia tidak menemukan buku biologinya di tas. Panik.

"Al Al Al, kok buku biologi gue ga ada, Al?" ucap Gita dengan panik.

"Nah loh, kok bisa?" tanya Alea.

"Kalo gue tau kenapa, gue gabakalan nanya elo kali" jawab Gita.

"Elu sih, teledor" ledek Alea.

"Iihh, gimana nih Al? Tiba-tiba ngilang gini" kata Gita.

"Kok cuma 26? Kurang dua orang lagi, Rama tidak masuk. Siapa yang belum mengumpulkan?" tanya Pak Rafli sambil memukul-mukul tumpukkan buku.

"Git, gimana tuh" kata Alea sambil menyenggol-nyenggol Gita.

"S-saya Pak..." kata Gita sambil menundukkan kepalanya.

"Gita Kamila ya?" tanya Pak Rafli memastikan.

"I-iya Pak" ucap Gita takut.

"Kenapa ga mengumpulkan?!" kata Pak Rafli menaikkan nada suaranya.

"T-tadi saya sudah taruh di tas, sekarang tiba-tiba hilang. Sumpah Pak, saya udah ngerjain sampe tangan saya mau copot" kata Gita.

"Halah, halah. Memang buku punya kaki, hah? Bisa jalan-jalan sendiri?" tolak Pak Rafli.

"M-maaf—"

"Sudah, kamu saya hukum saja. Bersihin gudang sekolah, saat istirahat!" kata Pak Rafli.

***

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang