7

48 10 0
                                    


aku terbangun dari tidurku. jam menunjukan pukul 22.00

aku beranjak dari tempat tidurku. ada suara dari lantai bawah, karena penasaran aku turun.

"masih aman, dia masih belum mengetahuinya." kata mamaku kepada orang yang sedang ia telfon.

yup. orang itu masih sering menanyai kabarku.

aku berjalan mendekati mama.

" ma, cukup. aku sudah tau semuanya, dari awal aku mengetahuinya. fakta bahwa aku bukan anak kandungmu, melainkan anak dari orang yang kau telfon tadi. aku tau aku adalah anak dari tuan charles, pengusaha mapan di salah satu kota ini." kataku sembari menahan air mata.

" via...kamu.." kata mama tidak menyangka.

"aku tau ibu kandungku membenciku, karena kelahiranku didunia membuatnya hampir kehilangan nyawanya. fakta bahwa ibukku tak ingin melihatku dan menitipkannya kepada salah seorang pekerja diperusahaan tuan charles. yaitu papa. aku tahu semuanya." nafasku tercekat. air mataku turun begitu saja.

"via maafkan mama, selama ini tid-" 

"bukan salah mama." kataku pada mama.

air mata yang sedari tadi mengalir, ku sekka. aku tak ingin lagi menangis. aku bertekad kepada diriku sendiri, aku akan datang kepada tuan charles disaat yang tepat. bukan untuk melihatnya.

"suatu saat aku akan mendaangi tuan charles sendiri. aku menunggu waktu yang tepat." kataku kepada mama.

"iya nak, maafkan mama telah merahasiakannya darimu selama ini." kata mamaku semari menyentuh pipiku dengan hangat.

"tapi kumohon, jangan beri tahu tuan charles aku mengetahui semuanya." kataku pada mamaku."iya nak, mama janji." kata mamaku yang hampir menangis karenaku.

"ya sudah, kamu tidur nak, besok mau sekolah, udah malam ini..." kata mama sambil melihat jam dinding.

" untuk malam ini biarkan aku tidur dengan mama.." kataku

mama tersenyum dan mengangguk pelan.

__________________________________________________________________________

"eh dek, bilangin ke mama, kakak pergi deluan. udah telat soalnya." kataku pada adikku.

"maaaaa, via berangkat sekolah dulu yaaa.." kataku sambil berteriak, agar mama bisa mendengarku.


*sesampainya disekolah*

"via, gue mau ngomong sama lo" sambil menarik tangan via

"katanya bakal berlutut sammpe gue bilang iya?" kata via menyinggung

"gue bisa jelasin vi." gio frustasi.

"ga perlu, emang lo sapa gue?  dan kenapa gue butuh penjelasan lo?"

"emang sekarang lo bukan siapa siapa gue  karna kita belum pacaran. tapi kita bakal." kata gio

"jangan ngimpi." kataku. menepis tangannya dan berjalan masuk sendirian ke kelas.

" vi...dengerin dulu... vi..viaaa" kata gio sembari berteriak.

gio mengambil novel bacaan via yang baru saja ingin ia baca. 

" gini deh, lo kasih gue kesempatan. kalo dalam 3 bulan gue ga bisa dapetin hati lo, gue pergi. gue bakal pergi jauh jauh dari kehidupan lo" 

"kok ngotot sih?" kataku

"gini ya gioooooooo, sampe kapan pun tipe cowok kek lu ga bakal bisa dapetin gue. wajah lo emang ganteng, gue akui. cuman sifat plus hati lo  ga setampan wajahnya." kataku terus terang.

"iya, makanya gue pengen buktiin yang lo bilang itu salah...gue pengen buktiin kalo gue bisa, dapetin lo." 

" oke, tapi kalo dalam 3 bulan lo ga bisa dapetin gue, lo harus pergi. jangan dekat dekat gue lagi atau pun negur gue dimanapun entah di sekolah atau dirumah atau dimana pun kita bertemu." kataku mensepakati perjanjian.

"oke. gue terima" kata gio yang akhirnya mengembangkan senyum lebar.

selama jam pelajaran berlangsung, via tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. toh dia sudah cukup pintar tanpa mendengarkan penjelasan ibu siska, guru sosiologi.

gio, iya hampir tertidur, gurunya yang satu ini sangat suka berceramah. 

"via, nanti ke kantin barengan yak :D" kata gio.

" ogah." kata via

" gue traktir deh." kata gio menawar.

"umm, sebenarnya sih gue udah bilang ga ya tadi. cuman lo maksa. ya udah deh." kata via mengelak.

"dih, emang gue maksa lo?" kata gio menahan senyum nya

"ya udah kalo gitu, ga us-" 

"iya, iya gue yang maksa" kata gio tertawa ringan.

gio POV

ga jauh jauh dari kata matre sih. 

aku tersenyum meremehkan gadis di sampingku ini.

'rupanya kau tipe yang menyukai materi' kata gio dalam hati.

*bel istirahat berbunyi*

vi, ayo.. udah dulu baca novelnya.. ke kantin yuk" kata sarah mengajakkku.

" ya udah, yo barengan sam gue ama gio " kataku mengajak

"hah? gio ikut?sejak kapan? lo nerima dia?"

"gue ngasih dia kesempatan 3 bulan buat ngedekatin gue, kalo 3 bulan emang gue ga bakal suka ama dia, dia bakal jauhin gue." kata via.

"sekrang dia nraktir gue ke kantin. lu ikut gue aja, biar sekalian dia bayarin makanan lo juga" kataku memeberi usul kepada sarah.

"emmm, emang gpp nih? ga enak gue ama gio" kata sarah sungkan.

"gpp, nanti gue bilangin." kataku membujuk.

"vi, yo ke kantin" kata gio yang baru saja datang.

" gio, gue ajak sarah ya, lo bisa kan bayarin dia juga?" kataku seenaknya.

"gpp kok, kan dia temen kamu juga." kata gio tersenyum.

mereka bertiga berjalan bersama sama ke kantin, tpi pada saat ingin memesan makanan gio berbisik kepada sarah..

"sarah, gue bayarin kok makanan lu, asal lu mojok ya jangan gangguin gue ama via" kata gio pelan

 "hmmm, ya udah deh, tapi gue pesen baksonya yang jumbo yah" kata sarah bernegosiasi.

"beres, pesen apa aja deh gue ksih wkkwkw" kata gio sembari tersenyum.

"makasih ya. doain gue bisa dapetin viaa" kata gio ringan.



Vianna AlexaWhere stories live. Discover now