9

35 7 0
                                    


gadis ini berbeda.

hanya itu yang dapat gio rasakan.

kata kata yang diberikan oleh vianna tadi, menghantam gio dengan kuat...

ia sangat tersinggung. di lain sisi ia juga sadar, tak seharusnya ia seperti ini...

'ini tidak benar...' kata batin gio

----------------------------------

*via kembali ke kelas*

"lah, gio mana vi?" tanya sarah.

" jangan bahas dia lagi " kata via tajam.

sarah yang setidaknya mengetahui suasana hati via tak ingin lagi ikut campur. ia mundur dan kembali ke tempat duduknya.

saat itu ula gio masuk ke kelas, tapi kali ini ada yang berbeda.

ia tidak lagi ceria, tatapannya lurus kedepan, ia serius...

ia tak lagi menyebarkan pesonanya ketika berjalan, sekarang gio hanyalah gio yang biasa.

gio duduk di bangkunya yang seperti kita tahu disamping via. namun ia tak bicara sepatah kata pun kepada via, ia hanya  enatap lurus kedepan, seperti ada yang ia pikirkan...semuanya menjadi canggung. 

melihat hal tersebut, via menjadi merasa tidak enak telah menegur gio seerti tadi. bagaimana jika itu hanyalah firasat via, bagaimana jika memamng gio tulus , tapi ia malah menampar gio dengan kata kata seperti tadi. rasa bersalah menggerogoti via sekarang, namun ia tetap berpura pura semuanya baik baik saja antaar dia dan gio.

*ibu lusi masuk*

semua siswa mendengarkan bu lusi yang sedari tadu menjelaskan.

*bel pulang*

via memasukkan buku bukunya kedalam tas, semua siswa pun sama..tiba tiba ada yang memegang tangan via.

"via, gue bisa ngomong bentar ga?" kata gio.

"mau ng-ngomong apa lagi lo" kata via.

"bentar doang, ada yang pengen gue omongin bentar." kata gio.

via kembali duduk. gio sukses memberikan olahraga jantung kepada via.

semua siswa sudah pulang, kini hanya mereka berdua di dalam kelas.

"sebelumnya gue pingin minta maaf, kalo gue mainin lo"

 *walau sebenarnya ia memang ingin mempermainkan via, tapi toh ia belum mulai, jadi bisa dibilang ia belum mempermainkan via* gio membela dirinya sendiri di dalam hati.

"gue ngomongin ini hanya sama orang orang terdekat gue, tapi baru kali ini gue ngomongin ini ke orang yang baru aja gue kenal." kata gio

via sedari tadi memperhatikan gio yang memberi penjelasan.

" bokap ama nyokap gue cerai. mereka cerai karna nyokap selingkuh... awalnya gue ga percaya dan malah nyalahin bokap, tapi waktu itu gue liat sendiri nyokap dengan selingkuhannya berdua di restoran, mereka deket banget, dia bahkan sesekali merangkul dan memeluk erat mama gue.."

via terkejut mendengar hal itu. 

" dan semenjak dari situ gue berpikir bahwa, ga ada salahnya mempermainkan wanita. kalo cewe bisa mainin pria kenapa gue ga bisa?" sambung gio.

"gio.." kata via 

" kan dengan begitu adil.. cewe biar dapet pelajaran juga" kata gio membela.

"gio, lo gpp kan?" tanya via memastikan.

gio tidak menjawb, ia hanya tersenyum.

"gio, lo tau sendiri kan kalo nyokap lo itu salah, dan secara ga sadar lo sekarang ngikutin jejak nyokap lo..lo sadar ga? " lanjut via.

gio terkejut. apa yang ia lakukan selama ini.

" sekarang lo sama sdengan nyokap lo. dan yang lo lakuin ini salah." sambung via.

mata gio hampir berkaca-kaca. tapi sejenak kemudia ia kembali menahannya.

via perlahan lahan mendekati gio.

ia menyandarkan kepala gio di bahunya.

" ga perlu malu, kalo mau nangis nangis aja." kata via.

kali ini gantian, sekarang gantian menajdi gio yang melakukan olahraga jantung.

ia memeluk via. air matanya menetes beberapa detik kemudian.

via tersontak kaget, ia ingin melepaskan..namun ia menghentikkan tindakannya. ia mengerti gio tidak ingin terlihat lemah di hadapannya, ia tau gio sedang menangis.

setelah beberapa saat gio melepas pelukannya.

pipi via seperti kepiting rebus, jantungnya seperti habis melakukan lomba maraton.

gio yang  melihat hal tersebut, tersenyum geli. 

"gue anterin lu pulang, udah mau sore." kata gio singkat.

via hanya mengagguk, ia malu dengan gio.

setelah berjalan ke parkiran, mereka menemukan mobil gio.

didalam mobil tak ada suara, via masih malu dan canggung kepada gio.

gio sendiri fokus menyetir.

kemudia gio membuka suara.

"kok tadi pipi lo merah si vi? " goda gio, sembari mencairakn suasana.

"eee... itu.. anu.. di kelas panas. gue emang gitu kalo kepanasan suka merah semua pipi guee" elak via.

gio hanya menahan senyumnya. ia suka melihat sisi ini dari via, menurutnya ini menggemaskan.




Vianna AlexaWhere stories live. Discover now