17. [MPB] Are you Serious??

105K 5.4K 53
                                    


Author Pov

Malam ini langit terlihat kesepian tanpa satupun bintang maupun bulan yang menemaninya. Seperti Dara yang sedang menikmati kesendirian langit di balkon kamarnya. Berkali kali ia menghela napas lelah. Lelah memikirkan hubungannya dengan Reza. Ia terus kepikiran ucapan Stella tadi siang.

"Apa iya aku nggak pantas untuknya Tuhan?" Tanyanya dalam keheningan malam.

Kejadian siang tadi terus saja berputar di dalam otaknya. Seperti tak ada lagi hal yang lebih penting untuk dipikirkannya. Apa iya aku membuat Reza malu? Apa iya aku membuatnya kesusahan? Dara terus bertanya dalam hati.

Deringan ponselnya di atas meja samping tempatnya duduk membuyarkan lamunannya. Dara melihat nama yang tertera di layar ponselnya 'Reza'. Mau ngapain Reza menelponnya. Sudah ia bilang padanya tadi bahwa ia ingin sendiri tapi kenapa Reza menganggunya, kesal Dara.

Dara tak mengangkat teleponnya dan lebih memilih mematikan ponselnya. Ia tak peduli jika Reza marah dan kesal di sana. Ia ingin sendiri sekarang, menikmati kesendirian malam yang penuh kehampaan.

Jika Reza mencintainya tanpa alasan, Reza pasti bisa menerima keadaannya ini bukan. Toh, selama ini Reza tak pernah mengatakan malu punya pacar seperti Dara. Ah, apa Reza tak berani mengungkapkan sebenarnya isi hatinya jika ia malu punya pacar lumpuh kayak aku. Bodohnya aku. Mana mungkin Reza berani mengatakan yang sebenarnya, rutuk Dara lagi. Sejenak Dara berpikir bahwa alasan sebenarnya Reza melarangnya sekolah karena Reza pasti malu, bukan karena Reza khawatir dengan kondisinya. Lagi lagi Dara merutuki kebodohannya.

"Gue kok bodoh amat ya. Mana mungkin Reza nggak malu punya cewek lumpuh kayak gue." Dara tertawa menyedihkan. Ia tak kuasa menahan air matanya, perlahan tetesan itu mulai membasahi pipinya. Ia meratapi nasibnya yang teramat menyedihkan.

¤¤¤

"Apa lo udah mendingan?" Tanya Dara pada Raka. Raka tersenyum mengangguk.

Pagi pagi buta Dara sudah sampai di Rumah Sakit tempat Raka dirawat. Kemaren Eva sudah memberitahu kondisi Raka, itu membuat Dara khawatir dan merasa bersalah. Dara juga ke sini tanpa sepengetahuan Reza, kalau tahu sudah pasti Dara tak bisa datang menjenguk Raka.

Kondisi Raka sangat mengenaskan. Wajah tampannya sudah dipenuhi memar memar kebiruan akibat pukulan Reza kemaren. Kebayang banget seberapa keras pukulan Reza pada Raka.

"Maafin gue ya. Gara gara gue lo jadi kayak gini." Ucap Dara. Dara merasa ini semua adalah kesalahannya, walau Reza yang memukul Raka tapi penyebab ini semua adalah dirinya. Dara tak habis pikir kalau Reza berani memukul Raka sampai separah ini.

"Seharusnya pacar lo yang minta maaf ke gue bukan elo." Jawab Raka sambil tertawa kecil, membuat raut wajah Dara sendu.

Pacar. Kata itu memenuhi pikiran Dara lagi. Entah mengapa ia tak ada mood setiap kali membicarakan hubungannya. Ia sudah memutuskannya kemaren. Ia akan menjauh dari Reza. Ya menjauh adalah yang terbaik untuknya dan juga Reza. Ia tak ingin mempermalukan Reza. Ia akan berusaha semampunya supaya bisa menjauh dari Reza, walau itu adalah hal yang mustahil baginya. Ya mustahil untuk menjauh dari Reza. Reza tak akan membiarkan Dara pergi menjauh darinya. Walau dengan alasan apapun ia tak akan melepaskan Daranya.

"Lo ke sini sendirian?" Tanya Raka mengalihkan pembicaraan, karena ia tahu mood Dara lagi buruk. Raka menatap Dara begitu dalam. Entah apa yang membuat Raka tak bisa berpaling menatap Dara, tapi yang jelas tatapan itu adalah tatapan penuh kebahagiaan dan cinta.

"Enggak kok, tadi gue sama Eva, tapi dia beli makanan dulu buat elo." Raka menganggukan kepala mengerti dan masih menatap Dara dalam, membuat Dara sedikit tak nyaman.

My Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang