Suasana SMA Pratama hari ini sangat meriah. Banyak stand stand dari masing masing kelas yang menjual beraneka ragam makanan dan souvenir berjejer rapi mengelilingi lapangan. Panggung juga sudah disediakan untuk acara pentas seni. Siswa siswi kali ini dibebaskan memakai baju bebas ataupun kaos kelas karena hari ini adalah perayaan ulang tahun SMA Pratama.
Di depan panggung sudah berjejer rapi kursi untuk tamu terhormat dan guru guru. Di salah satu kursi juga sudah ada pemilik SMA Pratama yang tak lain adalah orang tuanya Reza. Sambutan dari MC diatas panggung mengawali acara DN hari ini. Dan sekarang Arman--Ayahnya Reza sudah berdiri di panggung untuk memberi sambutan.
"Assalamualaikum Wr. Wb." Sapa Arman mengawali sambutannya.
"Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk SMA Pratama ini yang sudah menjadi sekolah terbagus di Jakarta."
"Tidak hanya untuk memperingati ulang tahun sekolah kita, kami membuat acara ini juga untuk menyambut kakak kakak kelas 12 karena minggu depan adalah ujian nasional." Dan bla bla bla sambutan dari Arman.
Suara tepuk riuh semakin meriah manakala MC membacakan acara selanjutnya yaitu pensi. Satu demi satu perwakilan dari kelas sudah dipanggil untuk menampilkan pensi dari kelasnya.
"Ayolah Sya, lo pake baju ini." Pinta Raka.
"Bentar lagi kita mau tampil nih." Lanjutnya.
"Nggak Ka, gue nggak mau kalau baju nya kayak gitu." Tolak Dara melihat baju couple yang dibawa Raka.
"Haduh ribet banget sih kalian berdua ini. Bentar lagi kalian mau tampil tuh." Pusing Eva yang berada di samping Dara.
"Gue nggak mau tampil kalau Tasya nggak pake baju ini." Ancam Raka.
"WHAT!" suara pekikan itu keluar dari mulut Eva.
"Nggak, gue tetep nggak mau pake baju itu." Tolak Dara lagi.
"Yaudah berarti kelas kita nggak jadi pensi." Ucap Raka santai.
"Aissh. Lo itu banyak maunya banget sih Ka." Ucap Eva kesel.
"Yaudah Ra. Lo pake baju itu aja ya." Sekarang Eva membujuk Dara. Ia tak ingin kelasnya tak ada yang mewakili untuk pensi karena pasti nanti akan didenda atau bahkan satu kelas akan dihukum.
Dara berdecak sebal, ia mengambil baju itu dengan kasar dari tangan Raka. Lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana. Raka tampak tersenyum kemenangan. Eva yang melihat itu hanya mengutuk Raka dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Teen FictionMau baca cerita yang bikin kalian baper terus nangis, nah cocok banget nih. Yuk langsung aja baca cerita ini. Mungkin semua perempuan bahagia bisa mendapatkan cowok seperti Reza, tapi tidak dengan Dara. Dan ia sekarang menyesal kenapa dulu ia m...