CHAPTER 1

4.9K 256 39
                                    

'Ada satu cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan, yaitu cinta keluargamu sendiri'

"Udin!!" Teriak Radit dari belakang yang melihat kembarannya berjalan sendirian dengan mulut bebeknya.

"Lo bisa nggak manggil gue Udin di satu tempat aja, lo bisa ngerusak image hari pertama gue di sekolah!!" berang Radin yang membuat mulut bebeknya seketika.

"Lo ngapain sih masih temenan ama tu orang? Orang yang ninggalin lo setelah dia dapet keinginannya dari kemampuan lo jadi cupid itu!!"

"Sebenarnya gue nggak mau tuh bareng ama dia, tapi gara gara lo ninggalin gue daripada telat mending gue bareng ama dia!! Gue dulu ke halamannya, princess Radin ngambek sama elu, bye!!" Radin pun pergi meninggalkan Radit dengan lenggoknya yang khas.

***
Siswa siswi baru pun berkumpul di halaman untuk mendengar sepatah sepatah kata yang sebenarnya bukan sepatah kata tapi mungkin sepatah buku

Radit pun bergegas menuju barisan anak IPA. Sedangkan Radin begabung di barisan anak IPS. Memang bertolak belakang, tapi mereka sama sama pintar kok!

Setelah mendengar sepatah sepatah kata itu, siswa siswi baru pun bergegas mencari kelasnya masing masing. Radit pun memandangi nama nama yang terpampang di kaca masing masing kelas.

Di kelas kedua, Radit pun menemukan namanya di absen tersebut.

X IPA 2
.
.
28. Raditya Jaefa Putra
.
.
.
.
36. Zenatha Rona

"Natha?" Bisik kecil Radit sambil mengingat orang di nama itu. Nama itu adalah milik seseorang yang selalu menyakiti saudaranya ketika mereka masih SD.

Dulu, Radin memang tak secantik kini. Radin yang dulu adalah Radin yang mempunyai tubuh yang gempal dan berbeda sekali dengan tubuh milik Radit. Karena itulah, dulu Radin sering dibully oleh teman temannya khususnya Natha. Dan mungkin secuil benci masih ada di dadanya pada cewek itu.

Radit pun masuk ke kelas tersebut. Dan dia lansung memilih duduk di kursi di depan meja guru. Dia pun meletakkan tasnya di atas kursi.

Ketika beberapa siswi masuk, mereka pun menatap Radit tanpa henti. Ada yang sambil berbisik mengatakan 'ih cowok itu ganteng, handsome, maskulin,dll.' Tapi itu adalah hal yang biasa bagi orang ganteng sepertinya.

Tapi, ada satu wanita hanya memandanginya datar tanpa ekspresi.

Lama lama kaki wanita yang jenjang itu meghampiri Radit yang sedang duduk di kursinya. Wanita itu bukan sekedar menghampiri, tapi dia mendudukkan badannya di kursi kosong sebelah Radit.

"Natha", wanita itu menjulurkan tangannya kedepan wajah Radit yang sedang melamun yang membuatnya sedikit tersentak. Tapi Radit tak menjawab jabatan tangan Radit itu.

"Hmmm, lo masih belum bisa lupain ya kejahatan gue sama saudara lo? Kalau itu gue minta maaf. Gue udah insaf kok. Percaya ama gue! Kita temenan ya!"

Tak ada jawaban. Radit hanya diam sambil memandangi papan tulis kosong yang tak ada gunanya. Dia tak menghiraukan Natha sama sekali. Baginya tak ada gunanya, palingan hanya omong kosong belaka.

"Gue duduk ke belakang dulu ya! Gue mau duduk bareng temen gue yang lain. Bye Radit!" Natha pun bergegas duduk ke suduk kiri belakang, dengan dipandangi para siswi yang lain dengan sinis.

Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang